Banyak hal kita tidak tahu, tapi sebenarnya sangat penting,
ketika memilih asuransi kesehatan yang terbaik untuk keluarga kita. Ini tujuh
tips bagaimana cara memilih asuransi kesehatan yang tepat.
Sejak artikel mengenai memilih asuransi kesehatan muncul, banyak
pertanyaan datang ke email saya setiap hari. Minta saran, tukar pendapat, curhat
dan tidak jarang kritik. Kolom komentar juga tidak sedikit berisi ungkapan
pembaca – pembaca yang bertanya dan berkomentar.
Ini tentu hal yang luar biasa. Karena awalnya, tulisan
tersebut dibuat sebagai sharing pengalaman saya (betapa tidak mudahnya)
mencari perusahaan dengan asuransi kesehatan terbaik di Indonesia yang cocok
dengan kebutuhan keluarga. Responnya ternyata luar biasa.
Dari sini, saya jadi sadar bahwa banyak masalah dihadapi
orang ketika memilih asuransi kesehatan. Ini bukan produk yang user-friendly
seperti gadget, tanpa perlu baca manual book, semalam pakai langsung
bisa. Ini adalah produk asuransi yang fitur dan ketentuannya kompleks.
Saya ingin semua orang di Indonesia bisa memilih produk
asuransi yang manfaatnya sesuai kebutuhannya. Bukan karena pilihan si agent
atau bujukan teman, tapi karena memang itu pilihan dia atas dasar pemahaman apa
kebutuhannya.
Tapi, untuk itu, mereka harus tahu bagaimana cara memilih
yang baik.
Temuan – temuan di lapangan saya rangkum, renungkan kembali,
dan diskusikan dengan teman – teman di asuransi, kemudian intisarinya saya
tuangkan dalam tujuh tips cara memilih asuransi kesehatan dibawah ini.
Tips#1: Ajukan Asuransi
Kesehatan Saat Sehat
Pernah saya menerima email dari seseorang yang ingin
mengasuransikan ibunya yang saat itu sedang dirawat di ICU sebuah rumah sakit
di pinggiran Jakarta. Dia mengaku, “ saya baru sadar betapa pentingnya asuransi
setelah ibu saya masuk rumah sakit”.
Saya jawab, “terima kasih atas kesadaran Anda. Tapi, dugaan
saya, kecil sekali kemungkinan perusahaan asuransi akan menerima permohonan
asuransi kesehatan Ibu Anda. Saran saya, lebih baik Anda yang segera mengambil
asuransi kesehatan”. Email saya tidak dijawab. Tidak tahu dia kecewa atau kaget
atas jawaban itu.
Di dalam asuransi kesehatan dikenal yang namanya ketentuan ‘pre
– exisiting condition’. Kondisi penyakit yang sudah ada sebelum Anda
menjadi nasabah asuransi kesehatan. Penyakit – penyakit yang sudah ada ini
umumnya tidak ditanggung oleh pihak asuransi. Walaupun, dalam kondisi tertentu
bisa saja perusahaan asuransi mau menanggungnya.
Poinnya sederhana, ajukan diri Anda ke asuransi, ketika
sehat. Saat sudah sakit, sangat besar kemungkinan asuransi menolak permohonan
Anda.
Hukum kerja di asuransi adalah hukum kemungkinan. Dari setiap
polis yang diterbitkan ada kemungkinan nasabah sehat, ada kemungkinan nasabah
sakit. Kemana nantinya nasabah, sakit atau tidak, tidak ada yang tahu. Makanya,
perusahaan asuransi bisa beroperasi dan untung.
Kalau nasabah yang diterima sudah sakit, asuransi pasti rugi
karena biaya rumah sakit lebih besar dari premi polis. Makanya perusahaan
asuransi tidak mau terima nasabah yang sudah menderita sakit. Mereka
lembaga profit, bukan lembaga sosial.
Jadi, jika merasa butuh asuransi kesehatan, ajukan saat ini juga.
Jangan ditunda. Semakin cepat, semakin baik karena semakin kecil kemungkinan
sudah punya penyakit, semakin besar kemungkinan disetujui permohonannya.
Tips#2: Ajukan Asuransi
Kesehatan di Usia Muda
Makin bertambah usia, apakah risiko sakit atau kematian makin
tinggi? Of course, iya. Itu sudah hukum alam.
Perusahaan asuransi memperhitungan premi asuransi kesehatan
berdasarkan hukum tersebut. Meskipun kondisi sehat, orang berumur lebih tua
membayar premi lebih mahal dari yang umur lebih muda. Umur menentukan tingkat
premi.
Karena itu, ajukan asuransi sedini mungkin. Pertama, Anda
menghemat karena membayar premi asuransi kesehatan lebih murah. Kedua, risiko
sudah terkena penyakit lebih kecil disaat muda, sehingga kemungkinan diterima
asuransi lebih besar.
Sayangnya, saya melihat banyak teman – teman yang masih muda
dan punya cukup pendapatan (untuk bayar premi) enggan mengambil asuransi.
Alasannya, merasa sehat dan melihat asuransi sebagai biaya. Tidak menganggap
manfaat asuransi sesuatu yang tangible, yang bisa dilihat dan dinikmati
(gadget itu tangible). Ini tentu pemikiran yang salah.
Tips#3: Pilih Asuransi
Kesehatan, Bukan Cash Plan
Seorang ibu pernah kirim email ke saya menunjukkan penawaran
premi asuransi kesehatan yang cukup murah. Waktu itu, preminya separuh dari
yang saya miliki dengan ketentuan kamar 1 juta per hari, sementara jatah kamar
asuransi saya 800 rb per hari. Jadi asuransi yang saya pilih, terlihat tidak
menarik, premi lebih mahal dan tariff kamar lebih rendah.
Selidik punya selidik. Saya tahu alasannya, kamar 1 juta per
hari yang disebutkan ibu tadi adalah jenis asuransi yang disebut cash plan.
Cash-plan adalah jenis asuransi dengan manfaat berdasarkan berapa lama
dirawat inap. Misal dirawat 10 hari, asuransi mengganti 1 juta kali 10 hari,
yaitu 10 juta. Tanpa melihat lagi berapa tagihan sebenarnya.
Sedangkan, asuransi kesehatan yang baik adalah yang
melakukan penggantian berdasarkan tagihan biaya – biaya perawatan di rumah
sakit. Ada biaya kamar, biaya dokter, biaya obat, biaya lab, biaya operasi,
biaya spesialis dan lain – lain, dimana masing – masing memiliki plafond
sendiri – sendiri. Sehingga dengan skema ini, kecil kemungkinan mengalami
overplafond yang mengharuskan kita merogoh kocek sendiri untuk membayar
tambahan biaya yang tidak ditanggung asuransi.
Ini ilustrasi betapa berbedanya manfaat asuransi kesehatan
dibandingkan cash plan.
Cash plan itu terlihat murah dengan
premi yang lebih rendah. Tapi kalau kita hitung dengan baik, membandingkan premi
versus manfaatnya, cash plan menjadi mahal.
Jadi cash plan jangan diambil? Boleh saja diambil. Tapi, Anda
harus punya terlebih dahulu asuransi kesehatan yang mengganti berdasarkan
rincian tagihan biaya perawatan di rumah sakit. Cash plan sebaiknya menjadi
proteksi tambahan, misalnya untuk mengganti pendapatan yang hilang (contoh
enterpreneur) karena tidak bisa bekerja selama dirawat inap di rumah sakit.
Tips#4: Perhatikan Syarat
Rawat Inap
Awalnya, saya berpikir bahwa anytime dirawat inap saya
bisa mengajukan klaim ke asuransi. Nyatanya tidak.
Ada syarat – syaratnya. Pihak asuransi menetapkan aturan
mengenai rawat inap, sebagai berikut:
- Rawat inap harus dilakukan di rumah sakit. Artinya jika rawat inap di klinik, pihak asuransi tidak akan menggantinya. Pastikan dengan pihak asuransi, apa yang dimaksud rumah sakit.
- Berapa lama rawat inap menjadi persyaratan. Ada yang menetapkan 1 hari rawat inap sudah bisa diklaim, tapi ada yang mengharuskan minimal 2 hari rawat inap. Ada yang hanya di UGD (tidak perlu masuk kamar dulu) selama minimal beberapa jam, sudah bisa diklaim karena masuk kategori rawat inap. Persyaratan ini harus jadi pertimbangan saat mengevaluasi penawaran asuransi. Tanyakan ke agen soal ketentuan rawat inap ini.
Tips#5: Satu Polis untuk Satu
Keluarga
Buat yang sudah berkeluarga, pasti asuransi kesehatan
diperuntukkan untuk lebih dari satu orang. Contohnya, saya mengajukan tiga
orang anggota keluarga – orang tua dan anak.
Pertanyaannya, apakah perlu beli beberapa polis untuk masing
– masing anggota, atau cukup beli satu polis untuk semua anggota
keluarga? Apa bedanya?
Beli satu polis lebih murah dari beli beberapa polis untuk
satu keluarga. Saya sudah cek ke beberapa asuransi dan membandingkan premi yang
perlu dibayar.
Ini karena asuransi kesehatan, terutama di unit-link, adalah rider (asuransi tambahan) dari
asuransi utamanya yaitu asuransi jiwa. Dengan beli polis terpisah, itu artinya
semua anggota keluarga harus membeli asuransi jiwa. Sementara mungkin saja,
tidak semua anggota keluarga butuh asuransi jiwa (misal hanya pencari nafkah utama
yang butuh, anak atau istri/suami tidak butuh).
Oleh karena itu, Anda lebih baik mencari asuransi kesehatan
yang bisa menanggung satu polis untuk satu keluarga. Ada? Ada. Saya
sudah mengambilnya.
Tips#6: Bisa Double – Claim
Dengan inisiatif pemerintah meluncurkan program jaminan
kesehatan nasional, hampir semua orang saat ini sudah memiliki jaminan
kesehatan. Meskipun begitu, banyak yang belum puas dengan fasilitas kesehatan
tersebut dan ingin membeli asuransi kesehatan tambahan.
Di lain pihak, rumah sakit hanya mengeluarkan satu kwitansi
asli. Kalau begitu, klaim terancam tidak bisa dilakukan terhadap asuransi
tambahan. Bagaimana bisa mengambil asuransi lain jika begitu?
Itu tidak perlu terjadi jika pihak asuransi menerima double –
claim. Itu artinya salah satu pihak asuransi kesehatan mau menerima
kwitansi legalisir (tidak perlu kwitansi asli) untuk membayar klaim. Ini
membuat proses double – claim dapat dijalankan.
Meskipun saat ini hanya punya satu asuransi, Anda harus
antisipasi bahwa selalu ada kemungkinan memiliki asuransi kesehatan lain.
Karena itu, pilih asuransi yang bisa menerima double – claim.
Tips#7: Asuransi Kesehatan
Murni
Saya pernah membaca seorang pengamat Reksadana menulis di
kolomnya bahwa dia ‘terpaksa’ memilih asuransi kesehatan unit – link karena tidak ada asuransi kesehatan
murni. Padahal, dia sudah punya investasi di Reksadana.
Dalam unit link ada porsi investasi, sehingga pengamat ini
yang membeli asuransi kesehatan unit link sebenarnya melakukan pemborosan
karena dia sudah punya investasi di Reksadana.
Lebih baik uangnya digunakan untuk menambah investasinya di Reksadana.
Saya tidak bilang jangan membeli unit link. Tidak sama
sekali. Beli produk yang memang sesuai kebutuhan Anda, itu pesan saya.
Artinya, kalau anda sudah punya investasi, misalnya di Reksadana,
emas, properti, mengapa perlu beli produk
asuransi yang punya unsur investasinya. Lebih baik beli produk asuransi kesehatan murni yang tidak punya unsur
investasi.
Premi asuransi kesehatan murni lebih murah dibandingkan
asuransi kesehatan unit link. Atau jika preminya sama, manfaatnya lebih besar
di asuransi kesehatan murni.
Pesannya jelas. Beli produk sesuai kebutuhan Anda. Kalau
memang belum punya investasi, beli asuransi kesehatan unit link merupakan satu
hal yang bisa dilakukan.
Kesimpulan
Asuransi bukan produk yang user-friendly seperti mobile
phone atau tab. Apalagi asuransi kesehatan. Pengertian produknya cukup
kompleks dan banyak disclaimer-nya. Sayangnya, banyak yang tidak mau
baca polis dan belajar memahami pengertian asuransi kesehatan pilihannya.
Akibatnya, pilihan kerap kurang tepat (premi mahal, manfaat kecil dan lain
– lain), yang berujung komplain sia – sia ketika klaim rawat inap tidak diganti
sesuai harapan.
Saya berterima kasih kepada teman-teman yang sudah banyak memberikan
komentar dan masukkan terhadap artikel saya sebelumnya soal asuransi kesehatan.
Selain menambah wawasan, saya belajar banyak soal masalah – masalah yang
dihadapi seseorang ketika mencari asuransi kesehatan. Membantu menghindari
kesalahan itu berulang, saya rangkum semuanya dalam tujuh tip bagaimana memilih
asuransi kesehatan yang tepat.
Semoga bermanfaat.
- See more at:
http://www.duwitmu.com/tujuh-tips-cara-memilih-asuransi-kesehatan/#sthash.cYWmx6P4.dpuf
No comments:
Post a Comment