Butuh sosialisasi masif oleh BPJS untuk menyadarkan masyarakat.
Mindset masyarakat perlu diubah dari kuratif (mengobati) menjadi preventif (mencegah) terkait kesehatan. Tidak mudah, memang, merubah pola pikir seperti itu. Butuh sosialisasi masif oleh BPJS Kesehatan untuk menyadarkan masyarakat, agar mengutamakan pencegahan daripada pengobatan.
Demikian disampaikan oleh Anggota Komisi IX DPR RI Okky Asokawati (dapil DKI Jakarta II) di Jakarta, Kamis 5 Februari 2015. Pernyataan ini disampaikan menanggapi rencana BPJS Kesehatan yang akan memperpanjang aktivasi kartu kepesertaan BPJS Kesehatan selama sebulan bagi pasien rumah sakit kelas I dan II. Sebelumnya, aktivasi berlaku tujuh hari.
Pemerintah lewat Menko Perekonomian Sofyan Djalil beralasan, aktivasi sebulan itu justru untuk menjaga keberlangsungan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dikelola BPJS Kesehatan.
Banyak kasus pasien kelas I dan II baru mengurus kartu kepesertaannya saat sedang dirawat, dengan harapan BPJS Kesehatan bisa menanggung biaya pengobatan. Dan, ironisnya lagi, setelah sembuh pasien tersebut enggan membayar iuran kesehatannya. Realita seperti ini bila dibiarkan akan membangkrutkan JKN.
Menurut Okky, serba dilematis menghadapi peserta seperti itu. Masa aktivasi, memang, telah merepotkan masyarakat yang ingin segera mendapat layanan kesehatan. “Sementara, bagi mereka yang berobat dengan memakai jasa BPJS Kesehatan, setelah sembuh lalu tidak mengiur lagi, maka ketika mereka sakit kembali, diwajibkan melunasi tunggakannya lebih dahulu,” kata politisi PPP itu.
Tapi jalan keluar seperti itu, sambung Okky, lagi-lagi sangat merepotkan. Pasalnya, bila tunggakannya banyak apakah yang bersangkutan bisa segera melunasi dan tidak mendapat layanan kesehatan lagi. “Jadi, konsultasi, informasi, dan edukasi (KIE) yang intensif serta masif kepada masyarakat sangat diperlukan. Mengubah mindset butuh KIE yang kuat, ujarnya. (www.dpr.go.id)
No comments:
Post a Comment