Strategi bersama
di lingkungan kerja kita menjadi semakin penting mengingat kita semua terlibat
dalam penjaminan mutu penyelenggaraan pendidikan bagi mahasiswa. Sebagai
ilmuwan, kita juga adalah pemikir dan peneliti yang diharapkan menghasilkan
karya akademik yang unggul.
Prof.
Dr. Bambang Shergi Laksmono, MSc.
Depok, 4 Maret
2010. Raut
wajah Prof. Yunita tampak berseri-seri ketika menyampaikan orasi ilmiahnya yang
berjudul “Iklim Budaya: Perubahan, Pelajaran dan Tantangan” ketika dikukuhkan
sebagai guru besar pertama yang memperoleh gelar ganda sebagai profesor ilmu
sosial dan profesor ilmu humaniora. Sebuah kebanggaan terpancar dari Profesor
bernama lengkap Yunita Triwardani Winarto ini. Terlebih lagi, pengukuhan yang
dilangsungkan di Balai Sidang UI itu dihadiri oleh Presiden Akademi Ilmu
Pengetahuan Indonesia (AIPI) Prof. Sangkot Marzuki, MD, PhD dan Direktur The
Royal Netherlands Institute of Southeast Asian and Caribbean Studies,
KITLV-Jakarta, Dr. Roger Tol. Ada pengakuan dari lingkup nasional sampai dunia
internasional.
Prof.
Yunita terpilih melalui mekanisme seleksi yang ketat, yang dilakukan oleh
kalangan akademisi internasional, seperti dari Belanda, Singapura dan
Australia. Penelitian ilmiahnya dinilai sebagai penelitian yang memiliki
implikasi yang bermanfaat bagi masyarakat luas. Pada hasil penelitiannya yang
kemudian dipresentasikan dalam bentuk paper berjudul “Iklim Budaya: Perubahan,
Pelajaran dan Tantangan” itu, Prof. Yunita menjelaskan proses adaptasi
kehidupan manusia pada lingkungan hidup yang terwujud dalam beragam pranata
sosial-budaya dan strategi-strategi pengelolaan sumber daya alam.
Menurut
Guru Besar Antropologi FISIP UI ini, perubahan iklim adalah fenomena alam yang
sulit diamati, sulit diduga, dan tidak dapat secara tepat diantisipasi
sebelumnya. Diperlukan usaha ekstra dan khusus untuk melakukan interpretasi
ulang atas fenomena alam itu serta memperkaya wawasan dan pengetahuan. Yang
dapat dilakukan untuk memperkaya pengetahuan masyarakat mengenai perubahan
iklim, adalah dengan membantu mereka dalam kosmologi dan cuaca, serta
memfasilitasi mereka untuk mengubah strategi dan praktik, sekaligus menciptakan
“ruang” buat komunikasi antara masyarakat dan akademisi melalui Science Field Shop.
Fenomena
sosial-budaya sangat beragam dan rumit. Hal ini, demikian pendapat Prof.
Yunita, tidak dapat secara mudah dikaji melalui model program kolaborasi dan
fasilitasi. Usaha yang serius dan keinginan yang kuat dari berbagai pihak
dibutuhkan untuk melakukan pelatihan yang berkelanjutan. “Saat ini adalah saat
yang tepat untuk memikirkan dan menciptakan paradigma dalam pendidikan bukan
hanya mengkombinasikan belajar dan mengajar, penelitian dan praktik, tapi juga
mengarah pada kebutuhan untuk meningkatkan kedewasaan personal, emosi dan yang
paling penting dari semuanya: moral dan etika,” paparnya.
Tentu
sebuah kebanggaan bagi civitas akademika FISIP UI atas prestasi salah seorang
dosennya yang memperoleh pengakuan nasional maupun dunia internasional. Memang,
kendati merupakan fakultas relatif muda
di lingkungan Universitas Indonesia, sejak mula berdiri Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik (d/h Fakultas Ilmu-Ilmu Sosial) senantiasa berusaha menunaikan
tugasnya sebagaimana diharapkan oleh masyarakat umumnya dan para mahasiswa
khususnya. Sepanjang perjalanannya lebih dari 40 tahun, FISIP UI telah
mengalami berbagai perkembangan, sehingga kegiatan-kegiatan, baik yang
dilakukan oleh staf pengajar, mahasiswa maupun staf non-akademik, telah
memberikan warna-warni dalam kehidupan masyarakat.
Tidak
hanya Prof. Yunita yang telah menorehkan kebanggaan bagi civitas akademika
FISIP UI. Karena di sini terdapat delapan departemen yang juga telah banyak
meraih prestasi dan apresiasi. Untuk itu mari kita kenali satu per satu
departemen di FISIP UI berikut:
Departemen
Antropologi.
Departemen ini didirikan oleh Bapak Antropologi Indonesia, Prof.
Koentjaraningrat. Kendati Pak Koen (sapaan akrab Prof. Koentjaraningrat)
lulusan Fakultas Sastra UI, beliau sangat menaruh minat pada Antropologi. Sebab
itu, berangkatlah beliau ke Negeri Paman Sam untuk belajar Ilmu Antropologi.
Sepulang dari Amerika Serikat, beliau mendirikan Jurusan Antropologi yang
pertama di Indonesia.
Semula,
Departemen Antropologi merupakan bagian dari keluarga Fakultas Sastra
Universitas Indonesia (sekarang Fakultas Ilmu Budaya). Lantaran perkembangan
ilmu ini lebih mengarah ke ranah sosial, pada tahun 1983 Departemen Antropologi
pindah ke FISIP. Di tahun yang sama Departemen Antropologi mendirikan
Laboratorium Antropologi (Lab Antrop) untuk menggali ilmu ini lebih dalam lagi
dan bertujuan mengembangkan Ilmu Antropologi di Indonesia.
Departemen
Antropologi tidak hanya membawahi program sarjana S-1, tapi juga program
magister (S-2) dan doktoral (S-3). Bahkan, departemen ini memiliki program diploma
sendiri, yakni Diploma-3 Pariwisata.
Departemen Ilmu
Administrasi. Jangan
dikira kuliah di Departemen Administrasi FISIP UI itu membosankan. Jangan pula
menyangka jika lulusan dari departemen ini nantinya hanya akan menjadi
administrator. Departemen Ilmu Administrasi adalah gudangnya mahasiswa yang
mengerti masalah bisnis, kebijakan pemerintah, dan perpajakan. Karena, di
departemen ini tergabung mahasiswa-mahasiswa dari program studi Ilmu
Administrasi Negara, Ilmu Administrasi Niaga dan Ilmu Administrasi Fiskal.
Saat
ini Departemen Ilmu Administrasi memiliki empat program pendidikan, yakni
program diploma, program sarjana reguler, program sarjana ekstensi dan program
pascasarjana (Magister dan Doktoral).
Departemen
Hubungan Internasional.
Departemen ini berdiri pada tahun 1985 dan pertama kali diketuai oleh Prof. Dr.
Juwono Sudarsono. Sekarang departemen ini diketuai oleh Hariyadi wirawan PhD.
Departemen
Hubungan Internasional membawahi unit pengajaran serta unit riset dan
publikasi.Unit pengajaran terdiri dari Program Sarjana (diketuai oleh Andi
Widjajanto, MSc, MS) dan Program Pascasarjana (diketuai Makmur Keliat PhD).
Perkuliahan program pascasarjana dilaksanakan di Kampus UI Salemba.
Unit
riset dan publikasi adalah Center for East Asian Cooperation Studies (CEACoS)
yang dibentuk oleh UI bersama Kementerian Luar Negeri dan dipimpin oleh Tirta
Nugraha Mursitama PhD sebagai direkur eksekutif. CEACoS merupakan perwakilan RI
(country representative) di dalam NEAT (Network of East Asian Think-Tanks).
Bentuk dari unit publikasi adalah Global Jurnal Politik Internasional dengan
Amalia Sustikarini MILP sebagai Pemimpin Redaksi dan UPDHI (Unit Perpustakaan
dan Dokumentasi Hubungan Internasional) yang merupakan resource and learning center bagi mahasiswa.
Komposisi
mata kuliah di HI terbagi ke dalam tiga cluster (Keamanan Internasional,
Ekonomi Politik Internasional, dan Masyarakat Internasional). Meski begitu
setiap mahasiswa bebas mengambil mata kuliah tanpa terikat pada masing-masing
cluster.
Departemen Ilmu
Kesejahteraan Sosial.
Departemen ini bertujuan melahirkan lulusan yang kompeten di bidang
Kesejahteraan Sosial yang mempunyai
pengetahuan dan kemampuan dasar untuk mengurangi ketidak-adilan sosial,
kesenjangan sosial dan masalah sosial melalui pengembangan program yang
bersifat preventif, kuratif, rehabilitatif dan developmental. Lulusan yang
memiliki kemampuan menangani masalah dan kasus-kasus pada tingkat individu,
keluarga, kelompok, komunitas dan organisasi mulai dari tahap pembentukan
relasi/kontak, merumuskan masalah sampai merancang pemecahan masalah
(intervensi sosial) dan terminasi.
Lapangan
kerja yang terbuka bagi lulusan Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial antara
lain Kementerian Sosial, United Nastions Development Programme, dan Menko
Kesra.
Departemen Ilmu
Komunikasi. Departemen
ini merupakan departemen kedua dengan jumlah mahasiswa S-1 terbanyak. Bahkan,
departemen ini memiliki gedung sendiri yang dinamakan Gedung Komunikasi.
Selain memiliki program
pendidikan S-1 yang terdiri dari program reguler, paralel dan kelas khusus
internasional (KKI), pada tahun 2011 Departemen Ilmu Komunikasi juga
menyelenggarakan program pendidikan S-2 dan S-3. Untuk program S-1 reguler dan
paralel, Departemen Ilmu Komunikasi mempunyai beberapa program studi (Prodi)
menarik yang bisa dipilih para mahasiswa. Di sini terdapat lima Prodi, yaitu
Jurnalisme, Periklanan, Industri Kreatif, Penyiaran, Komunikasi Media dan
Hubungan Masyarakat. Sedangkan pada program S-1 KKI terdapat dua Prodi, yakni
Periklanan dan Hubungan Masyarakat.
Departemen Ilmu Komunikasi
tidak hanya menyelenggarakan program pengajaran. Departemen ini juga berusaha
mengabdikan diri kepada masyarakat. Departemen ini memiliki Pusat Kajian Komunikasi
(Puskakom) yang mengadakan kegiatan-kegiatan penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat.
Departemen
Ilmu Politik. Departemen
ini membawahi tiga program pendidikan S-1; masing-masing reguler, paralel dan
ekstensi; serta satu Pusat Kajian Ilmu Politik (Puskapol). Departemen ini
memiliki dua peminatan, yaitu peminatan Politik dan Demokrasi di Indonesia; dan
peminatan Perbandingan Politik.
Bagi yang tertarik dengan
peminatan Politik dan Demokrasi di Indonesia, mata kuliahnya antara lain Lembaga Eksekutif dan Birokrasi di
Indonesia, Pemerintahan dan Politik Desa, dan Perilaku Pemilih dan Lembaga Perwakilan di Indonesia. Bagi yang
lebih tertarik pada politik luar negeri, dapat mengambil peminatan Perbandingan
Politik. Peminatan ini mempelajari Masyarakat dan Politik Asia Tenggara,
Indocina, Eropa Barat, Amerika Serikat, Kanada, dan masih banyak lagi.
Yang juga menarik,ada mata
kuliah Magang Politik. Di mata kuliah ini, mahasiswa diberi kesempatan magang
di lembaga-lembaga politik seperti DPR, partai politik, dan lembaga swadaya
masyarakat.
Departemen
Kriminologi. Awal
perkembangan studi Kriminologi ditandai dengan didirikannya Lembaga Kriminologi
di Fakultas Hukum dan Ilmu Pengetahuan Kemasyarakatan pada 15 September 1948.
Setelah terjadi pemekaran pada tahun 1968, lahir Jurusan Kriminologi ke dalam
Fakultas Ilmu Pengetahuan Kemasyarakatan (sekarang FISIP).
Di FISIP UI, Departemen
Kriminologi menawarkan program pendidikan jenjang S-1 (sarjana), S-2 (magister)
dan dan S-3 (doktoral). Untuk jenjang S-2 terdapat beberapa peminatan, antara
lain Penegakan Hukum, Kriminologi Jurnalistik, Kejahatan Transnasional, dan
Kriminologi Teoritis.
Departemen
Sosiologi. Semula
Sosiologi merupakan salah satu mata kuliah yang diajarkan di Fakultas Hukum dan
Ilmu Pengetahuan Kemasyarakatan (FH & IPK) UI sebagai cikal-bakal FISIP.
Mata kuliah Sosiologi berkembang menjadi jurusan pada tahun 1962.
Sejak tahun 1992, Departemen
Sosiologi mengembangkan berbagai program untuk meningkatkan kualitas
mahasiswanya. Salah satunya Study Skills
yang mengajarkan teknik mengelola waktu, membaca cepat dan kemampuan
berargumentasi.
Tidak semata-mata urusan
akademik, mahasiswa Sosiologi pun akan menjalani praktik, kunjungan lapangan,
magang dan penelitian. Untuk mendukung kegiatan-kegiatan itu, Departemen
Sosiologi memiliki fasilitas Laboratorium Sosiologi. Lab ini telah menjalin
kerjasama dengan badan-badan pembangunan dan berbagai perusahaan.
Mata kuliah yang diajarkan di
departemen ini bervariasi dan sangat menarik. Beberapa di antaranya Sosiologi
Lingkungan, Sosiologi Agama, Sosiologi Industri, Sosiologi Organisasi, dan
Sosiologi Kesehatan.
Dalam
rangka menyelenggarakan fungsinya sebagai institusi pendidikan tinggi, FISIP UI
menjunjung tinggi prinsip‐prinsip penyelenggaraan tata kepemerintahan yang baik
yang meliputi aspek kejujuran, keterbukaan dan kepentingan terhadap masyarakat.
Hal ini dilakukan dengan cara memberikan kesempatan yang luas kepada stakeholder untuk terlibat dalam
pengawasan penyelenggaraan organisasi dan manajemen. Para pimpinan organisasi
dipilih melalui tes kesesuaian dan kompetensi yang mencerminkan kemampuan yang
bersangkutan untuk menjadi pelaksana organisasi. Di samping itu, pengelolaan
fakultas selalu berdasarkan prinsip akuntabilitas dan keterbukaan melalui pertanggung-jawaban
yang periodik sesuai dengan mekanisme organisasi dan manajemen FISIP UI yang
berlaku. FISIP UI juga selalu menjunjung tinggi kepedulian dan pengabdian
kepada masyarakat yang diwujudkan melalui penyesuaian kebutuhan masyarakat
terhadap pendidikan tinggi dan kemampuan manajemen untuk melaksanakan
pendidikan tersebut.
Dengan
berpegang pada perubahan status BHMN yang otonom, untuk terus meningkatkan
kualitas pendidikan tinggi yang mengedepankan pengembangan keilmuan, penyelenggaraan
FISIP UI bertujuan melakukan transformasi dengan prinsip dasar integritas yang
bertujuan mewujudkan: pertama, Good governance (good exercise of power) yang ditandai oleh transparansi dan
akuntabilitas manajemen akademik dan non-akademik. Kedua, Proses pengambilan kebijakan yang berdasarkan pada olah
pikir yang cermat, tata‐aturan dan hirau pada masukan berbagai pihak. Ketiga, Percepatan kemajuan
sistem/manajemen dan infrastruktur/fasilitas dalam rangka dicapainya
kemandirian dan kemajuan di era otonomi kampus. Keempat, Produktivitas dan pelayanan terbaik bagi segenap sivitas
akademika dan bagi masyarakat. Dan kelima,
Menjalankan budaya korporasi berdasarkan mutual
trust dan shared values yang
diwarnai oleh semangat kolegial.
Dengan
menjunjung tinggi prinsip-prinsip dasar integritas tadi, maka Tridharma
Perguruan Tinggi FISIP UI membawa tujuan: pertama,
Menghasilkan lulusan FISIP UI yang berdaya saing tinggi baik secara akademis
maupun secara moral sehingga dapat menjadi modal bagi pembangunan bangsa dan
negara. Kedua, Menghasilkan karya‐karya
penelitian yang bersifat “noble” serta riset aplikatif yang berkualitas dan
berguna bagi komunitas akademia, mahasiswa, pemerintah, industri dan
masyarakat. Ketiga, Memberikan
pengabdian terbaik kepada masyarakat melalui upaya‐upaya positif yang
menumbuhkan kesadaran dan kepercayaan diri masyarakat serta menjadikan
masyarakat sebagai kekuatan dan modal bagi pembangunan bangsa dan negara.
Dari
tujuan-tujuan, FISIP UI berharap mampu membekali lulusannya dengan beragam
kemampuan sesuai dengan jenis program yang diselenggarakan. Dalam hal ini, secara
umum, acuan FISIP UI adalah Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia No.232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi
dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa. Adapun pokok‐pokok ketetapan dari SK
Mendiknas tersebut berkaitan dengan Program Sarjana (S‐1) adalah: (1).
Menguasai dasar‐dasar ilmiah dan keterampilan dalam bidang keahlian tertentu
sehingga mampu menemukan, memahami, menjelaskan dan merumuskan cara
penyelesaian masalah yang ada di dalam kawasan keahliannya; (2). Mampu
menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya sesuai dengan
bidang keahliannya dalam kegiatan produktif dan pelayanan kepada masyarakat
dengan sikap dan perilaku yang sesuai dengan tata kehidupan bersama; (3). Mampu
bersikap dan berperilaku dalam membawakan diri berkarya di bidang keahliannya
maupun dalam berkehidupan bersama di masyarakat; (4). Mampu mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan atau kesenian yang merupakan
keahliannya.
Untuk
menghasilkan lulusan yang berkompetensi tinggi tentu harus pula didukung oleh
tenaga staf pengajar (akademis) dan tenaga non-akademis yang mumpuni dan
berkualitas. Perbaikan sistem kinerja fakultas perlu dilaksanakan secara
terus-menerus. Penyamaan visi, misi dan strategi dalam sebuah organisasi adalah
proses yang berkelanjutan. FISIP UI berusaha mengacu pada Tri Dharma Perguruan
Tinggi yang selaras dengan Kebijakan Umum Universitas Indonesia dan borang
untuk kepentingan Akreditasi Perguruan Tinggi. Staf akademis dan non-akademis
FISIP UI menyadari betapa pentingnya strategi bersama di lingkungan kerja
mengingat semua terlibat dalam penjaminan mutu penyelenggaraan pendidikan
pendidikan bagi mahasiswa. Sebagai ilmuwan, staf akademis juga adalah pemikir
dan peneliti yang diharapkan mampu menghasilkan karya akademik yang unggul.
Key Performance
Indicators
Sebagai
bentuk komitmen untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan tinggi yang
mengedepankan pengembangan keilmuan dan juga pemanfaatannya bagi kepentingan
masyarakat banyak, konsolidasi kelembangan yang berkesinambungan adalah langkah
strategik yang diperlukan. Konsolidasi kelembagaan tersebut bukanlah suatu
kondisi yang statis, melainkan sangat dinamis dan secara terus-menerus mampu
merespon kebutuhan internal dan juga tuntutan-tuntutan eksternal.
Untuk
lebih menjamin berjalannya proses dinamis dalam kerangka konsolidasi
kelembagaan tersebut, dibutuhkan instrumen yang mampu mengawal setiap perubahan
positif yang terjadi, serta pada saat yang bersamaan mampu pula menjadi semacam
progress indicators ketika perubahan
yang terjadi justru mengarah kepada hal yang negatif. Salah satu bentuk
instrumen yang secara umum dikenal untuk keperluan tersebut dikenal dengan nama
monitoring & evaluation atau yang
kerap disingkat monev. Pada prinsipnya, monev merupakan salah satu tahapan
dalam kerangka perencanaan dan pelaksanaan program. Umpan balik kembali
menguatkan berjalannya proses dinamis dalam rangka mengimplementasikan suatu
perencanaan program agar dapat mencapai kondisi ideal yang dicita-citakan.
Dalam
konteks institusi perguruan tinggi, kerangka monev haruslah merepresentasikan
mandat kelembagaan di semua lini dan tingkat kerja. Di era otonomi kampus ini,
Tri Dharma Perguruan Tinggi tidak lagiditerjemahkan secara kaku. Arti kata,
mulai tegasnya pemisahan fungsi akademik kampus dengan fungsi administratif
kampus telah membuka ruang semakin berkembangnya pengembangan ilmu dalam arti
yang sebenarnya yang lebih berorientasi pada pemanfaatan ilmu tersebut bagi
kesejahteraan masyarakat.
Pada
titik ini, sebagai bentuk menguatkan kembali komitmen yang telah disebutkan
tadi, monev yang dilakukan memang sudah seharusnya dikembangkan dari sejumlah key performance indicators yang
diterjemahkan secara luas dari Tri Dharma Perguruan Tinggi tersebut. Dalam hal
ini, ujung tombak untuk mengukur pencapaian kelembagaan FISIP UI yang
berkualitas adalah dengan mengetahui performa para dosen dan peneliti serta
departemen-departemen yang menaunginya.
Untuk
itu, FISIP UI merumuskan key performance
indicators yang kemudian dijadikan pedoman tentang sejauh mana konsolidasi
kelembagaan yang dilakukan telah mengarah ada peningkatan kualitas akademik
yang prima. Key performance indicators
dikembangkan malalui tiga variabel dasar, yakni: (1) Penyelenggaraan pendidikan
berkualitas (Academic Excellence),
(2) kemajuan riset dan publikasi (Research
& Publication), dan (3) Peran kepemimpinan di masyarakat (Leadership Initiative).
Sudah
barang tentu penyusunan key performance
indicators dan kerangka monev ini diharapkan dapat berjalan seiring dengan
keperluan monev di tingkat yang berbeda, seperti akreditasi Badan Akreditasi
Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT) dan pencapaian kebijakan umum UI. Sebab itu,
penyusunan key performance indicators
ini memilah dan mengkategorisasi data mana yang memang telah tersedia melalui
mekanisme lain, dan data mana yang memang harus disiapkan oleh departemen dan
staf pengajar dalam boring monev key
performance indicators setiap tahunnya.
Urgensi Key Performance Indicators
Menjadi
World Class University sesungguhnya
merupakan cita-cita luhur yang ingin dicapai oleh Universitas Indonesia. Sebagai
salah satu fakultas di lingkungan UI, FISIP juga melakukan langkah-langkah
sistematik untuk mempersiapkan seluruh elemen akademik untuk selalu memberikan
kontribusi yang terbaik. Disadari bahwa FISIP memerlukan suatu kerangka kerja
yang disepakati bersama untuk membangun kekuatan dasar menuju kinerja sebuah
lembaga pendidikan tinggi yang memiliki reputasi terbaik.
Key Performance
Indicators
(KPI) ini dirumuskan sebagai bagian dari koridor kebijakan dan program kegiatan
dalam rangka mencapai tujuan universitas yang memiliki keunggulan akademik yang
mencakup pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat. KPI FISIP UI yang
terbangun dari tiga elemen dasar sebagaimana tersebut di atas, dimaksudkan
untuk membangun suatu reputasi kelembagaan dan personal yang akan mengusung
peran kontributif secara komprehensif.
Dalam
kesatuan peran ini diharapkan bahwa dosen tidak hanya mengajar, tapi aktif pula
membangun kerjasama di berbagai bidang dengan lembaga dalam dan luar negeri.
Demikian juga para dosen diharapkan mengambil inisiatif strategik dalam beragam
situasi, momentum dan puncak krisis masyarakat. Secara tidak langsung, KPI ini
diharapkan dapat mengubah pola berpikir (mindset)
dosen yang seakan cuma berfokus pada peran mengajar di kelas. Para dosen harus
aktif menggagas seminar internasional dan mengundang pembicara luar negeri.
Demikian pun mahasiswa. Mereka diharapkan aktif berperan serta dalam berbagai
ajang kompetisi dan mengukir prestasi.
Suatu
prestasi tidak dapat diharapkan mampu digapai dalam waktu sekejap. Semua usaha
yang dicakup dalam tiga variabel besar ini memerlukan suatu langkah sistematis
dan perencanaan yang matang. Semua komponen dan indikator yang dijabarkan
membutuhkan kegiatan yang terfokus, pembagian peran yang merata dan pembangunan
minat serta spesialisasi yang memerlukan perencanaan yang seksama. Di akhir
tahun, KPI untuk masing-masing departemen akan direkapitulasi dan dihitung
skornya. Perhitungan dan tingkatan pencapaian yang diperoleh akan berfungsi
sebagai sesuatu yang dapat dijadikan referensi normatif.
Pembobotan KPI
Secara
umum, pembobotan dari sejumlah indikator KPI mengacu pada pembobotan dalam
pengukuran organisasi dalam sistem 4 yang dikemukakan oleh Rensis Likert
(Natemeyer & Gillberg, 1989). Sistem 4 ini membedakan 4 kondisi yang secara
interval memiliki tingkat gradasi yang berbeda dalam suatu kontinum.
Sistem
ini dikembangkan ke dalam penilaian model indeks yang menghitung sebaran dan
kumulatif data komposit maupun keseluruhan data di tingkat fakultas. Hanya saja
perlu diingat bahwa penggunaan indeks penilaian mungkin proses pembuatannya
menjadi lebih rumit. Sementara monev tidak seharusnya menjadi instrumen yang
rumit, namun justru menjadi instrumen yang membantu pelaksanaan program.
Pembobotan
untuk tiga variabel dasar dapat digambarkan secara singkat berikut. Pertama, variabel Academic Excellence. Buat mengukur variabel ini digunakan
indikator-indikator: status akreditasi, afiliasi organisasi bidang ilmu, jumlah
profesor, perbandingan dosen bergelar doktor, kuliah umum pembicara kualitas
internasional, jumlah lulusan mahasiswa cum
laude, mahasiswa studi tepat waktu, penghargaan kompetisi dan partisipasi
mahasiswa, pengajaran dalam Bahasa Inggris, jurnal terakreditasi, dan kegiatan
laboratorium.
Kedua, variabel Research and Publications. Indikator yang digunakan untuk mengukur
variabel kedua ini adalah jumlah buku yang diterbitkan oleh dosen (syarat ada
ISBN dan tema sesuai dengan bidang keilmuannya), jumlah makalah atau bahan
presentasi (paper/research publication)
di seminar nasional, jumlah makalah atah bahan presentasi (paper/research publication) di seminar internasional, quotations di
website search engine, jumlah
penelitian yang dihasilkan oleh dosen departemen, jumlah hasil penelitian yang
dimuat di jurnal ilmiah.
Ketiga, variabel Leadership Initiative. Untuk mengukur variabel ketiga ini digunakan
indikator-indikator: keanggotaan di organisasi keilmuan/profesi, tingkat
keikut-sertaan dosen dalam proses perumusan kebijakan atau perundang-undangan
di luar UI, kepemimpinan dalam organisasi/even bertaraf internasional,
pemunculan di media massa (cetak maupun elektronik), keterlibatan dalam
penanganan krisis atau masalah di tingkat lokal maupun nasional, dan kreativitas
dalam menampilkan penggalangan opini publik untuk kebijakan.
Setiap
indikator tadi, setelah dikuantifikasi kemudian dibuat klasifikasi ke dalam
empat kategori, yakni unggul, baik, berkembang dan tumbuh. Masing-masing
kategori tersebut diberikan setelah melalui perhitungan kuantitatif yang telah
ditetapkan. Sekadar contoh indikator jumlah buku yang diterbitkan oleh dosen:
unggul (departemen menghasilkan lebih dari 4 buku yang ditulis dosen
departemen), baik (menghasilkan 3-4 buku), berkembang (menghasilkan 1-2 buku),
dan tumbuh (belum menghasilkan buku).
Demi
kelancaran pemantauan KPI, FISIP UI membentuk sebuah tim yang terdiri dari
berbagai unsur yang ada di Fakultas, yaitu Dosen, Karyawan dan Mahasiswa. Tim
Pemantauan dan Evaluasi tersebut dipimpin langsung Dekan FISIP UI Prof. Dr.
Bambang Shergi Laksmono dan Wakil Dekan Edy Prasetyono PhD. Kemudian Tim
Fakultas adalah Rissalwan Habdy Lubis, Msi, Dra. Rosy Tri Pagiwati, MA, Sohib
Hidayat, MM dan Muhammad Iqbal, SKesos. Sedangkan Tim masing-masing Departemen
sebagai berikut: Drs. Awang Ruswandi, Rachmat Hidayat Amd dan Dr. Irwansyah
(Departemen Ilmu Komunikasi); Evica Kartini, MSi, Deni Wahyudin, dan Ana
Sabhana (Departemen Ilmu Politik); Eko Sakapurnama, MBA, M. Alfie, dan Nurul
Safitri (Departemen Ilmu Administrasi); Romany Sihite, MA, Arief Effendy, dan Supardi
(Departemen Kriminologi); Andi Rahman, MSi, Diana T. Pakasi, MSi, dan Hidayah
Muhalim (Departemen Sosiologi); Triyanti Anugrahini, MSi, Cece Sutisna, dan
Sari Viciawati (Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial); Dr. Semiarto Aji
Poerwanto, Putri Permata Hati, dan Kasyfiyullah (Departemen Antrpologi); Andi
Widjajanto, MSc, Budi Prihatno, dan Aria Angga Kusumah (Departemen Hubungan
Internasional).
Pencapaian KPI
FISIP UI 2010
Berdasarkan
tiga variabel dasar KPI sebagaimana telah diuraikan tadi maka terdapat beberapa
komponen di mana FISIP UI menonjol yang tentunya sejalan dengan peningkatan
kapasitas individu dan kelembagaan serta dalam rangka merealisasikan Indonesia Leadership Initiatives. Perhitungan
lengkap KPI dilakukan masing-masing Departemen. Seluruh Departemen di FISIP UI
telah menjalankan berbagai hal yang menjadi ukuran KPI. Setiap Tim Departemen
memotret kinerja Departemen dan kinerja dosen-dosennya secara individual.
Selanjutnya
data dari setiap Departemen diverifikasi oleh Fakultas sehingga data
benar-benar valid dan reliable.
Indeks KPI Fakultas diperoleh dari rata-rata indeks komposit seluruh
Departemen. Dalam hal ini, nilai indeks tertinggi adalah 4 dan terendah 1. Agar
lebih jelas pemahaman kita mengenai pencapaian KPI FISIP UI, mari kita lihat
diagram berikut:
Diagram 1
Pencapaian KPI FISIP UI 2010 (ambil di buku Booklet
KPI FISIP UI hal
37)
Dari
diagram 1, dapat dilihat bahwa di antara tiga variabel yang diukur maka
variabel research & publication
memiliki total nilai indeks teringgi dengan nilai sebesar 3,25 lalu disusul
variabel academic excellence dengan indeks sebesar 2,59 dan terakhir adalah leadership initiative sebesar 2,31.
Data
ini menunjukkan bahwa FISIP UI telah menyumbang peran yang besar dalam
mewujudkan UI sebagai universitas riset, termasuk juga sebagai institusi
akademik dengan sistem pengajaran berkualitas. Gambaran dari masing-masing
komponen tiga variabel tersebut dapat dilihat pada Grafik 1.
Grafik 1
Pencapaian KPI FISIP UI 2010 (ambil di buku Booklet
KPI FISIP UI hal 39)
Dari
grafik 1 dapat dilihat bahwa pencapaian tertinggi ialah komponen bahan/makalah
untuk presentasi internasional dan rata-rata nilai akreditasi keseluruhan
program studi. Komponen bahan/makalah untuk presentasi internasional mewakili
variabel research & publication
dan rata-rata nilai akreditasi keseluruhan program studi mewakili variabel academic excellence.
Kendati
akademisi-akademisi FISIP UI aktif mempresentasikan makalahnya di kegiatan
berskala internasional, bukan berarti menjadi sangat pasif pada kegiatan
berskala nasional. Jumlah makalah/bahan untuk presentasi di seminar nasional
menduduki posisi ketiga tertinggi pada KPI. Posisi tersebut menunjukkan bahwa
akademisi-akademisi FISIP UI tetap aktif mempresentasikan bahan/makalahnya di kegiatan
berskala nasional. Sementara posisi kedua tertinggi ialah kegiatan laboratorium
yang melibatkan mahasiswa.
Meskipun
posisi leadership initiative berada
di bawah research & publication
dan academic excellence, bukan
berarti keseluruhan komponen leadership
initiative juga berada di bawah komponen pada research & publication dan academic
excellence. Bahkan, terdapat salah satu komponen yang memiliki pencapaian
tertinggi kedua bersama dengan komponen kegiatan laboratorium yang melibatkan
mahasiswa, yaitu jumlah dosen yang menjadi anggota organisasi bidang ilmu.
Sementara
itu, pencapaian terendah di antara keseluruhan komponen KPI ialah jumlah
lulusan cum laude per tahun. Walaupun
pencapaian paling rendah di antara komponen KPI adalah lulusan cum laude per tahun, tidak berarti tidak
ada lulusan cum laude dari FISIP UI.
Lulusan cum laude dari FISIP UI tetap
ada tetapi angkanya tidak sebanding dengan sarjana lulusan FISIP UI per tahun,
apalagi sebagaimana diketahui bahwa FISIP UI menyandang status sebagai
“fakultas terpadat” terkait jumlah mahasiswanya.
Selanjutnya,
yang menjadi pertanyaan adalah apakah posisi pertama, kedua dan ketiga ini
berlaku juga pada tingkat departemen. Dengan kata lain, apakah terdapat
variabel academic excellence dan leadership initiative di posisi pertama
d salah satu departemen. Karena, KPI FISIP UI merupakan rekapitulasi KPI dari
setiap departemen di FISIP. Dan oleh sebab itu pula perlu dilihat persebaran
pencapaian KPI setiap departemen seperti yang dapat dilihat pada diagram
berikut:
Diagram 2
Pencapaian KPI Setiap Departemen di FISIP UI (ambil dari buku Booklet KPI FISIP UI halaman 43)
Mengacu
pada diagram 2 dapat dikatakan bahwa research
& publication yang berada di posisi pertama di tingkat fakultas juga
berlaku di hampir semua departemen, kecuali Departemen Ilmu Komunikasi dan
Hubungan Internasional. Dengan kata lain, enam departemen menunjukkan bahwa research & publication berada di
atas academic excellence dan leadership initiative. Sedangkan untuk
Departemen Ilmu Komunikasi dan Hubungan Internasional lebih tinggi daripada dua
variabel lainnya. Agar lebih jelas mengenai persebaran pencapaian KPI per
departemen dapat dilihat pada diagram 3 berikut.
Diagram 3
Persebaran Pencapaian KPI Masing-masing Departemen (ambil dari buku Booklet KPI FISIP UI halaman 43)
Roadmap KPI FISIP UI 2010-2014
Pencapaian
KPI FISIP UI tentunya tidak lantas berhenti pada indeks sebesar 3,25 pada research & publication, indeks
sebesar 2,59 pada academic excellence
dan indeks sebesar 2,31 pada leadership
initiative. Dengan kata lain, terdapat upaya untuk mencapai peningkatan
indeks KPI pada tahun-tahun berikutnya. Untuk membantu hal tersebut maka
dibuatlah roadmap KPI FISIP UI dari
tahun 2010 sampai 2014 yang memberikan gambaran mengenai pencapaian yang akan
coba diraih hingga tahun 2014.
Roadmap KPI FISIP ini sebagai landasan
untuk pencapaian komponen-komponnen KPI FISIP UI di tahun berikutnya mulai dari
tahun 2011 sampai tahun 2014. Dengan adanya roadmap
KPI dapat dijadikan landasan dalam menentukan langkah strategis baik dalam
tingkatan fakultas maupun departemen. Dengan begitu, akan lebih mudah mencapai
target-target yang ada.
Pada
roadmap KPI FISIP ini disajikan komponen-komponen dari variabel academic excellence, research &
publication dan leadership initiative
dari tahun 2010 sampai 2014. Disajikan pula kenaikan angka indeks antara satu
komponen dengan lainnya mulai dari tahun 2010 sampai 2014. Agar lebih jelas
gambarannya mari kita lihat grafik 2, 3 dan 4 sebagai berikut:
Grafik 2 KPI
FISIP UI 2010-2014 Variabel Academic Excellence
Grafik 3 KPI
FISIP UI 2010-2014 Variabel Research & Publication
Grafik 4 KPI
FISIP UI 2010-2014 Variabel Leadership Initiative
Ketiga
grafik tersebut menggambarkan komponen-komponen KPI yang ingin dicapai hingga
tahun 2014. Untuk rata-rata akreditasi keseluruhan program stui tentunya
dipertahankan pada nilai indeks 4 atau dengan kata lain hingga 2014, program
studi di FISIP UI berakreditasi A. Begitu juga dengan jumlah makalah/bahan
presentasi di seminar internasional tetap dipertahankanpada nilai indeks 4
hingga tahun 2014.
Pada
tahun 2014 diharapkan semakin banyak kegiatan laboratorium yang melibatkan
mahasiswa dengan nilai indeks sebesar 4 pada komponen kegiatan laboratorium
yang melibatkan mahasiswa. Komponen jumlah makalah/bahan presentasi di seminar
nasional dan komponen jumlah dosen yang menjadi anggota organisasi bidang ilmu
merupakan sesuatu yang menjadi fokus perhatian di KPI hingga pada tahun 2014
guna mendapatkan indeks sebesar 3,80.
Pada
akhirnya di tahun 2014 diharapkan semua komponen KPI FISIP UI memiliki nilai
indeks di atas 2 atau dengan kata lain tidak ada lain komponen dengan kategori
tumbuh tapi minimal dengan kategori berkembang. Sebab itu, komponen dengan
nilai indeks terkecil pada tahun 2010, yaitu lulusan cum laude pertahun, harus mendapatkan kategori berkembang atau
nilai indeks sebesar 2 pada tahun 2014.
Pun
demikian dengan komponen jumlah dosen yang ikut dalam kegiatan penanganan
krisis yang ditunjukkan pada nilai indeks 1,5 menjadi nilai indeks 2 pada tahun
2014. Dengan kata lain, diharapkan akademisi di FISIP UI banyak terlibat pada
kegiatan penanganan krisis di tengah banyaknya krisis di Indonesia sebagai
bentuk leadership initiative.
Nilai
indeks 2 lainnya yang diharapkan diperoleh pada tahun 2014 adalah jumlah mata
kuliah yang diajarkan dalam bahasa Inggirs dalam rangka peningkatan kualitas academic excellence. Komponen lainnya
ialah jumlah dosen yang aktif dalam perumusan kebijakan dan perundang-undangan
tingkat lokal sebagai bentuk leadership
initiative di level nasional serta jumlah dosen aktif sebagai organizer event internaional sebagai
bentuk leadership initiative di level
internasional.
Guna
mencapai target kenaikan nilai indeks dari KPI FISIP UI tentunya akan
membutuhkan sejumlah input yang jelas dan kongkrit. Dengan begitu, kenaikan
nilai indeks pada indikator KPI FISIP UI tidak hanya terbatas pada kenaikan
angka yang bersifat kuantitatif tapi juga bersifat kualitatif atau dengan kata
lain berdampak nyata bagi kemajuan FISIP UI secara keseluruhan. Untuk lebih
jelasnya dapat kita simak tiga tabel berikut:
Tabel 1 Input
yang Dibutuhkan dalam Pencapaian KPI FISIP UI Bidang Academic Excellence
Tabel 2 Input
yang Dibutuhkan dalam Pencapaian KPI FISIP UI Bidang Research & Publication
Tabel 3 Input yang Dibutuhkan dalam Pencapaian
KPI FISIP UI Bidang Leadership Initiative
Boks
1:
Program Diploma
dan Pasca-Sarjana (S-2 & S-3)
Dengan
mengusung motto “Memberikan yang Terbaik”, FISIP UI senantiasa meningkatkan dan
memperbarui kualitas kurikulum pendidikan. FISIP UI tidak lagi semata-mata
menyelenggarakan program pendidikan jenjang Sarjana (S-1). Untuk memberikan
kesempatan kepada mereka yang sudah bekerja namun ingin menggapai gelar
Sarjana, FISIP UI membuka program ekstensi jenjang Sarjana (S-1). Lalu, sejalan
dengan perkembangan keilmuan, FISIP UI juga membuka program pendidikan jenjang
Diploma (D-3), Magister (S-2) dan Doktoral (S-3).
Tahun
1989, FISIP UI membuka program Diploma 3 (D-3) Ilmu Administrasi. Pada awal
dibuka, program ini menawarkan tiga program studi: Aktuaria dan
Perbankan,Perkantoran dan Sekretari, dan Perpajakan. Para mahasiswa program ini
terjaring masuk melalui seleksi yang ketat, karena peminatnya sangat banyak. Pada
tahun 2005, Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi menetapkan Program D-3
Studi Administrasi Perkantoran dan Sekretari sebagai institusi pendidikan
tinggi dengan nilai akreditasi A (Sangat Baik).
Selain
program D-3 Bidang Studi Administrasi, FISIP UI masih memiliki program D-3 Ilmu
Komunikasi dan D-3 Pariwisata. D-3 Ilmu Komunikasi menawarkan peminatan
Hubungan Masyarakat, Periklanan (Advertising),
dan Penyiaran (Broadcasting). Sedangkan
program D-3 Pariwisata membuka peminatan Usaha Perjalanan Wisata Budaya,
Perhotelan, dan MICE (Meetings,
Incentives, Conventions, Exhibitions).
Sekarang
semua program D-3 tersebut dilebur ke dalam wadah yang disebut Program Vokasi.
Hal ini berawal dari terbitnya SK Rektor UI No.696A/SK/UI/2008 tentang
Penyelenggaraan Program Vokasi UI. Dengan begitu, penyelenggaraan program D-3
Bidang Studi Administrasi, D-3 Bidang Ilmu Komunikasi dan D-3 Bidang
Pariwisata, mulai tahun akademik 2008/2009 tidak lagi di bawah manajemen FISIP
UI melainkan di bawah Program Vokasi yang bertanggung-jawab langsung kepada
Rektor UI.
Bagaimana
dengan program ekstensi? Berdasarkan Keputusan Dekan Nomor 007 tanggal 13
Januari 1995, FISIP UI memperluas program jenjang sarjana dengan membuka
Program Sarjana Ekstensi. Kebijakan pembentukan Program Ekstensi ini diperkuat
dengan Surat Rektor Universitas Indonesia No.144/SK/R/UI/1995 tertanggal 29
Desember 1995. Secara resmi Program Ekstensi FISIP UI menerima mahasiswa
angkatan pertama pada bulan Juni 1995 untuk tiga program studi: Program Ekstensi
Ilmu Komunikasi yang menawarkan program studi Komunikasi Massa, Public
Relation, dan Periklanan; Program Ekstensi Ilmu Politik yang memiliki program
studi Politik Indonesia dan Politik Perbandingan; dan Program Ekstensi Ilmu
Administrasi, membawahi program studi Administrasi Negara, Administrasi Bisnis,
dan Administrasi Fiskal.
Pada
tahun 1997, dibuka Program Ekstensi Kriminologi. Para mahasiswa dapat memilih
peminatan seperti Teori Kriminologi, Industri Sekuriti, Penegakan Hukum, Cyber Crime, Jurnalistik Kriminal,
Kejahatan Transnasional, Polisi dan Pemolisian, dan Kepenjaraan.
Untuk
program Magister (S-2), mencerminkan semua Departemen di FISIP UI sudah memilikinya.
Dengan berkampus di UI Salemba, dapat diuraikan program Magister per departeman
sebagai berikut: Ilmu Komunikasi dengan peminatan Ilmu Komunikasi, Manajemen
Komunikasi Korporat, Komunikasi Pemasaran, Manajemen Komunikasi Media, dan
Manajemen Komunikasi Politik. Dari Departemen Ilmu Politik, menawarkan
kosentrasi pada Politik Indonesia, Studi Analisis Politik, Politik dan
Perempuan, dan Studi Parlemen.
Lalu
pada program Magister Ilmu Administrasi, para calon mahasiswa S-2 dapat memilih
peminatan Administrasi Pelayanan Publik, Administrasi Keuangan Regional,
Administrasi Bisnis Internasional, Administrasi Bisnis dan Industri, Ilmu
Administrasi dan Pengembangan SDM, Ilmu Administrasi dan Kebijakan Pendidikan,
Ilmu Administrasi dan Kebijakan Perpajakan, dan Administrasi Kebijakan Publik.
Selanjutnya,
program Magister Sosiologi menawarkan studi Ilmu Sosiologi bagi peminat program
Magister. Masih ada lagi program Magister Kriminologi (dengan peminatan
Penegakan Hukum, Kriminologi Jurnalistik dan Kejahatan Tansnasional), Ilmu
Kesejahteraan Sosial (dengan peminatan Ilmu Kesejahteraan Sosial, Pembangunan
Sosial dan Otonomi Pembangunan Daerah), Antropologi dan Hubungan Internasional.
Pada
jenjang pendidikan doktoral, Program S-3 FISIP UI membuka peminatan Ilmu
Komunikasi, Ilmu Politik, Ilmu Administrasi, Sosiologi, Kriminologi,
Antropoligi dan Ilmu Kesejahteraan Sosial.
Boks
2:
Dari Kelompok Diskusi,
Olimpiade Ilmu Sosial Hingga IMUN
Mahasiswa
FISIP UI, sehari-hari, tidak hanya bergelut dengan buku-buku teks yang kadang
sangat melelahkan. Mereka juga aktif ke dalam berbagai kegiatan
ekstra-kurikuler. Sebab itu, FISIP UI memiliki cukup banyak wadah buat
menampung kegiatan ekstra-kurikuler masyarakat. Bahkan, mereka pun dipantik
untuk mengaktualisasikan spirit kewirausahaan yang terpendam dalam diri setiap
manusia.Tercatat di antaranya sebagai berikut:
Kelompok Diskusi
Astina – Diskusi
merupakan salah satu wadah untuk berbagi ide-ide dan pemikiran agar tidak
menjadi konsumsi pribadi semata. Bagi mahasiswa FISIP UI yang menyukai kegiatan
diskusi, terdapat sebuah kelompok yang dapat diikutinya, yakni Kelompok Diskusi
Astina.
Kelompok
Diskusi Astina tidak cuma menawarkan obrolan menyenangkan mengenai topik
sehari-hari, tapi juga ide, imajinasi dan kreativitas. Kelompok diskusi ini
membahas banyak hal, dari mulai politik, budaya, edukasi, lingkungan, HAM,
isu-isu sosial dan bahkan seks, yang sudah barang tentu ditelaah dari sudut
pandang akademis.
Tujuan
Kelompok Diskusi Astina adalah untukmenciptakan wadah kegiata bagi mahasiswa
yang menaruh minat pada diskusi, yang ingin mencari perspektif baru, yang ingin
menuangkan ide, atau yang sekadar mencari teman ngobrol. Diskusi biasanya
digelar hari Kamis setiap dua pekan sekali di ruang-ruang publik mana saja yang
tersedia. Jadwalnya di-update minimal
lima hari sebelum diskusi digelar.
OIS -- Olimpiade Ilmu Sosial (OIS)
merupakan ajang kompetisi di bidang kajian ilmu sosial yang ditujukan untuk
pelajar SMA/sederajat. OIS menjadi program kerja tahunan BEM FISIP UI di bawah
naungan Departemen Keilmuan sejak tahun 2003. Dalam OIS terdapat berbagai mata
acara lomba dan non-lomba yang dikemas secara menarik tanpa menghilangkan nilai
edukatif yang diusung.
Konsep
OIS setiap tahunnya selalu dirancang untuk menggali kekritisan peserta dan
kepedulian terhadap permasalahan bangsa sehingga mereka dapat menemukan solusi
kongkrit dengan kecerdasan dan ide-ide kreatif yang mereka miliki.
Acara
yang sejak awal dibuat berskala nasional ini pada mulanya mengundang peserta
dari SMA/sederajat dari 33 provinsi di Indonesia. Namun pada tahun 2011, OIS
memperluas olimpiade ilmu sosial pertama yang berskala regional Asia Tenggara.
Dalam OIS kali ini panitia mencoba memberikan sarana bagi para pemuda untuk
mengaktualisasikan ide-ide mereka dalam rangka mempersiapkan diri mereka
sebagai bagian dari identitas baru, masyarakat ASEAN. Hal ini sejalan dengan
upaya para pemimpin ASEAN untuk membentuk Komunitas ASEAN pada tahun 2015.
PIMNAS – Pekan Ilmiah Mahasiswa
Nasional (Pimnas) adalah kompetisi Program Kreatif Mahasiswa (PKM) yang diikuti
oleh seluruh perguruan tinggi di Indonesia. Pimnas diselenggarakan oleh
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
untuk menjaring ide dan kreasi mahasiswa Indonesia. Mahasiswa ditugaskan
membuat proposal program untuk direalisasikan dengan dana sebesar 6-10 juta
rupiah.
PKM
mewadahi enam minat kreatif mahasiswa, yaitu: kreativitas penelitian (PKMP),
pengabdian pada masyarakat (PKMM), penerapan teknologi (PKMT), kewirausahaan
(PKMK), gagasan kreatif (KPM-GT), dan penulisan artikel ilmiah (PKM-AI).
Rangkaian kegiatan PKM dimulai dengan pengusulan proposal, pelaksanaan program
bagi proposan yang lolos seleksi, monitoring pelaksanaan kegiatan, serta
pemilihan kelompok PKM yang layak untuk ditampilkan di Pimnas.
Pemenang
Pimnas terdiri dari juara I dan juara lainnya berdasarkan perolehan penghargaan
setara emas, perak dan perunggu. Universitas yang berhasil menjadi juara umum
berhak atas piala bergilir dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan “Adhikarta
Kertawidya”.
UI
mengadakan seleksi peserta Pimnas melalui Olimpiade Ilmiah Mahasiswa (OIM).
Pemenang OIM kemudian dikirim untuk berkompetisi di kancah nasional mewakili
UI. Cukup banyak mahasiswa FISIP yang tampil mewakili UI dalam Pimnas.
LSIM – Lingkar Studi Intelektual
Muda (LSIM) yang lahir pada 1 Oktober 2010 ini merupakan wadah kaderisasi
kepemimpinan FISIP UI yang mengusung teguh semangat kebangsaan. Pembentukan
organisasi ini terinspirasi oleh Sang Proklamator Bung Karno di Bandung.
LSIM
memiliki keyakinan bahwa seorang pemimpin tidak secara tiba-tiba datang dari
langit. Tapi, berkat usaha yang terus-menerus untuk melakukan suatu perubahan.
Pemimpin adalah seseorang yang mampu menularkan pemikirannya ke dalam pemikiran
banyak orang lainnya. LSIM percaya bahwa seorang pemimpin dapat diciptakan.
Siapa saja bisa menjadi pemimpin melalui usaha dan penempaan diri agar dapat
memiliki karakter seorang pemimpin.
Dengan
bergabung di LSIM, mahasiswa FISIP UI dapat belajar banyak mengenal
kepemimpinan sehingga akan semakin menyadari bahwa potensi menjadi seorang
pemimpin ada dalam tiap-tiap individu. LSIM berkomitmen membentuk
pemimpin-pemimpin yang tidak hanya berkompeten, namun juga mempunyai
kepedulian, berani dalam mengambil keputusan, dan kreatif. LSIM menghendaki
lahirnya para pemimpin muda dengan semangat kebangsaan yang tinggi sehingga
kelak dapat memajukan bangsa ini ke arah yang dicita-citakan para pejuang
kemerdekaan.
IMUN --Indonesia Model United
Nations (IMN) adalah simulasi sidang PBB yang diselenggarakan oleh FISIP UI.
IMUN adalah Model United Nations pertama tingkat universitas yang menyatukan
semangat konferensi dan kompetisi dengan menggunakan diplomasi sebagai alat.
Dalam acara ini, para peserta akan menjadi delegasi masa depan, berunding
dengan rekan-rekan mereka untuk memperoleh solusi yang tepat. Diharapkan IMUN
akan diikuti oleh 165 peserta dari berbagai universitas di seluruh Indonesia
dan akan menjadi titik pertemuan bagi para pemimpin muda masa depan yang berani
untuk menantang diri mereka sendiri dalam memecahkan berbagai isu-isu yang
mendunia.
Perserikatan
Bangsa-Bangsa atau PBB (United Nations) saat ini merupakan organisasi yang
paling disegani di dunia. Dengan adanya IMUN, kita dapat meningkatkan potensi
kemampuan analisis mahasiswa untuk memahami kekuatan dan kelemahan
negara-negara di dunia. Mereka akan mempersiapkan serangkaian negosiasi dan
perdebatan sebagaimana layaknya terjadi di Markas PBB. IMUN akan meningkatkan kapasitas
untuk meminimalkan kerusakan politik lantaran kegagalan diplomasi di PBB. FISIP
UI sangat mendukung dan memfasilitasi kegiatan IMUN. Semua pihak percaya bahwa
IMUN di masa mendatang akan memberikan kontribusi untuk kemajuan kepentingan
nasional Indonesia dan dunia.
IMUN
memiliki tiga kegiatan: pertama, Roadshow. Pada kegiatan ini, Panitia
IMUN mendatangi kampus-kampus seluruh Indonesia untuk mensosialisasikan IMUN. Kedua, Workshop. Kegiatan ini bertujuan
menambang pengetahuan mengenai isu-isu global yang akan menjadi topik pada IMUN
Conference. Workshop ini terbuka
untuk umum, tidak hanya terbatas untuk peserta saja. Dan ketiga, Conference. Conference merupakan kegiatan puncak
dari IMUN. Dalam IMUN Conference,
pada mahasiswa akan berperan sebagai delegasi dari negara tertentu. Konferensi
ini dibagi ke dalam lima komite. Di bawah bimbingan dari qualified directors, diharapkan kelima komite tersebut dapat
menghasilkan resolusi untuk isu global yang dibahas sesuai dengan keinginan
masyarakat global.
IMUN
terbuka bagi semua bidang ilmu sosial, tidak hanya untuk mahasiswa Departemen
Hubungan Internasionak. Karena, tujuan IMUN selain melatih skill diplomasi
ialah untuk mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam berpikir kritis. Jadi,
jangan ragu untuk berpartisipasi. IMUN
pertama kali diadakan pada tahun 2010, diikuti oleh 180 mahasiswa dari seluruh
Indonesia dan beberapa mahasiswa dari Asia Tenggara. IMUN Conference kedua
diselenggarakan pada 3-5 Oktober 2011 terbuka untuk 400 mahasiswa dari seluruh
dunia.
SEC –Mahasiswa FISIP UI tidak
hanya dididik untuk piawai diskusi, berdiplomasi, dan menjadi pemimpin yang
andal. Mereka juga diberi wadah untuk mengembangkan naluri kewirausahaan
melalui Student Entrepreneurship
Community (SEC)
SEC
didirikan pada tahun 2010 atas gagasan Dekan FISIP UI Prof. Dr. Bambang Shergi
Laksmono. Komunitas ini eksis untuk meningkatkan leadership, kreativitas, dan inovasi mahasiswa. Setelah lulus dari
FISIP UI mereka diharapkan tidak hanya bergantung pada bursa pasar kerja, tapi
dapat menciptakan lapangan pekerjaan sendiri.
Kegiatan
yang dikembangkan di SEC, adalah: pertama,
Program Entrepreneurship. Program ini
berupa pelatihansolutif yang dilaksanakan secara rutin berupa seminra dan
workshop. Tindak lanjut dari pelatihan tersebut adalah memberikan Kredit Usaha
Mahasiswa (KUM).
Kedua, Program Riset dan Advokasi. SEC
akan melakukan penelitian mengenai isu-isu strategis seputar kewirausahaan.
Kegiatan ini dilangsungkan bekerja sama dengan perusahaan dan lembaga
penelitian terkemuka. Dan ketiga, Inkubator
Bisnis.SEC memelihara hubungan dengan para dosen, mahasiswa dan alumni untuk
menjalankan suatu bentuk bisnis nyata dengan dukungan fasilitas infrastruktur
yang terus berkembang. Kegiatan bisnis tersebut dimanifestasikan ke dalam
distro.
No comments:
Post a Comment