Friday, March 8, 2013

KINERJA FISIP DENGAN DEPARTEMEN DAN PROGRAM YANG DIPAYUNGI




Strategi bersama di lingkungan kerja kita menjadi semakin penting mengingat kita semua terlibat dalam penjaminan mutu penyelenggaraan pendidikan bagi mahasiswa. Sebagai ilmuwan, kita juga adalah pemikir dan peneliti yang diharapkan menghasilkan karya akademik yang unggul.
Prof. Dr. Bambang Shergi Laksmono, MSc.

Depok, 4 Maret 2010. Raut wajah Prof. Yunita tampak berseri-seri ketika menyampaikan orasi ilmiahnya yang berjudul “Iklim Budaya: Perubahan, Pelajaran dan Tantangan” ketika dikukuhkan sebagai guru besar pertama yang memperoleh gelar ganda sebagai profesor ilmu sosial dan profesor ilmu humaniora. Sebuah kebanggaan terpancar dari Profesor bernama lengkap Yunita Triwardani Winarto ini. Terlebih lagi, pengukuhan yang dilangsungkan di Balai Sidang UI itu dihadiri oleh Presiden Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) Prof. Sangkot Marzuki, MD, PhD dan Direktur The Royal Netherlands Institute of Southeast Asian and Caribbean Studies, KITLV-Jakarta, Dr. Roger Tol. Ada pengakuan dari lingkup nasional sampai dunia internasional.
Prof. Yunita terpilih melalui mekanisme seleksi yang ketat, yang dilakukan oleh kalangan akademisi internasional, seperti dari Belanda, Singapura dan Australia. Penelitian ilmiahnya dinilai sebagai penelitian yang memiliki implikasi yang bermanfaat bagi masyarakat luas. Pada hasil penelitiannya yang kemudian dipresentasikan dalam bentuk paper berjudul “Iklim Budaya: Perubahan, Pelajaran dan Tantangan” itu, Prof. Yunita menjelaskan proses adaptasi kehidupan manusia pada lingkungan hidup yang terwujud dalam beragam pranata sosial-budaya dan strategi-strategi pengelolaan sumber daya alam.
Menurut Guru Besar Antropologi FISIP UI ini, perubahan iklim adalah fenomena alam yang sulit diamati, sulit diduga, dan tidak dapat secara tepat diantisipasi sebelumnya. Diperlukan usaha ekstra dan khusus untuk melakukan interpretasi ulang atas fenomena alam itu serta memperkaya wawasan dan pengetahuan. Yang dapat dilakukan untuk memperkaya pengetahuan masyarakat mengenai perubahan iklim, adalah dengan membantu mereka dalam kosmologi dan cuaca, serta memfasilitasi mereka untuk mengubah strategi dan praktik, sekaligus menciptakan “ruang” buat komunikasi antara masyarakat dan akademisi melalui Science Field Shop.
Fenomena sosial-budaya sangat beragam dan rumit. Hal ini, demikian pendapat Prof. Yunita, tidak dapat secara mudah dikaji melalui model program kolaborasi dan fasilitasi. Usaha yang serius dan keinginan yang kuat dari berbagai pihak dibutuhkan untuk melakukan pelatihan yang berkelanjutan. “Saat ini adalah saat yang tepat untuk memikirkan dan menciptakan paradigma dalam pendidikan bukan hanya mengkombinasikan belajar dan mengajar, penelitian dan praktik, tapi juga mengarah pada kebutuhan untuk meningkatkan kedewasaan personal, emosi dan yang paling penting dari semuanya: moral dan etika,” paparnya.  
Tentu sebuah kebanggaan bagi civitas akademika FISIP UI atas prestasi salah seorang dosennya yang memperoleh pengakuan nasional maupun dunia internasional. Memang, kendati merupakan fakultas relatif muda di lingkungan Universitas Indonesia, sejak mula berdiri Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (d/h Fakultas Ilmu-Ilmu Sosial) senantiasa berusaha menunaikan tugasnya sebagaimana diharapkan oleh masyarakat umumnya dan para mahasiswa khususnya. Sepanjang perjalanannya lebih dari 40 tahun, FISIP UI telah mengalami berbagai perkembangan, sehingga kegiatan-kegiatan, baik yang dilakukan oleh staf pengajar, mahasiswa maupun staf non-akademik, telah memberikan warna-warni dalam kehidupan masyarakat.   
Tidak hanya Prof. Yunita yang telah menorehkan kebanggaan bagi civitas akademika FISIP UI. Karena di sini terdapat delapan departemen yang juga telah banyak meraih prestasi dan apresiasi. Untuk itu mari kita kenali satu per satu departemen di FISIP UI berikut:
Departemen Antropologi. Departemen ini didirikan oleh Bapak Antropologi Indonesia, Prof. Koentjaraningrat. Kendati Pak Koen (sapaan akrab Prof. Koentjaraningrat) lulusan Fakultas Sastra UI, beliau sangat menaruh minat pada Antropologi. Sebab itu, berangkatlah beliau ke Negeri Paman Sam untuk belajar Ilmu Antropologi. Sepulang dari Amerika Serikat, beliau mendirikan Jurusan Antropologi yang pertama di Indonesia.
Semula, Departemen Antropologi merupakan bagian dari keluarga Fakultas Sastra Universitas Indonesia (sekarang Fakultas Ilmu Budaya). Lantaran perkembangan ilmu ini lebih mengarah ke ranah sosial, pada tahun 1983 Departemen Antropologi pindah ke FISIP. Di tahun yang sama Departemen Antropologi mendirikan Laboratorium Antropologi (Lab Antrop) untuk menggali ilmu ini lebih dalam lagi dan bertujuan mengembangkan Ilmu Antropologi di Indonesia.
Departemen Antropologi tidak hanya membawahi program sarjana S-1, tapi juga program magister (S-2) dan doktoral (S-3). Bahkan, departemen ini memiliki program diploma sendiri, yakni Diploma-3 Pariwisata.
Departemen Ilmu Administrasi. Jangan dikira kuliah di Departemen Administrasi FISIP UI itu membosankan. Jangan pula menyangka jika lulusan dari departemen ini nantinya hanya akan menjadi administrator. Departemen Ilmu Administrasi adalah gudangnya mahasiswa yang mengerti masalah bisnis, kebijakan pemerintah, dan perpajakan. Karena, di departemen ini tergabung mahasiswa-mahasiswa dari program studi Ilmu Administrasi Negara, Ilmu Administrasi Niaga dan Ilmu Administrasi Fiskal.
Saat ini Departemen Ilmu Administrasi memiliki empat program pendidikan, yakni program diploma, program sarjana reguler, program sarjana ekstensi dan program pascasarjana (Magister dan Doktoral).
Departemen Hubungan Internasional. Departemen ini berdiri pada tahun 1985 dan pertama kali diketuai oleh Prof. Dr. Juwono Sudarsono. Sekarang departemen ini diketuai oleh Hariyadi wirawan PhD.
Departemen Hubungan Internasional membawahi unit pengajaran serta unit riset dan publikasi.Unit pengajaran terdiri dari Program Sarjana (diketuai oleh Andi Widjajanto, MSc, MS) dan Program Pascasarjana (diketuai Makmur Keliat PhD). Perkuliahan program pascasarjana dilaksanakan di Kampus UI Salemba.
Unit riset dan publikasi adalah Center for East Asian Cooperation Studies (CEACoS) yang dibentuk oleh UI bersama Kementerian Luar Negeri dan dipimpin oleh Tirta Nugraha Mursitama PhD sebagai direkur eksekutif. CEACoS merupakan perwakilan RI (country representative) di dalam NEAT (Network of East Asian Think-Tanks). Bentuk dari unit publikasi adalah Global Jurnal Politik Internasional dengan Amalia Sustikarini MILP sebagai Pemimpin Redaksi dan UPDHI (Unit Perpustakaan dan Dokumentasi Hubungan Internasional) yang merupakan resource and learning center bagi mahasiswa.
Komposisi mata kuliah di HI terbagi ke dalam tiga cluster (Keamanan Internasional, Ekonomi Politik Internasional, dan Masyarakat Internasional). Meski begitu setiap mahasiswa bebas mengambil mata kuliah tanpa terikat pada masing-masing cluster.
Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial. Departemen ini bertujuan melahirkan lulusan yang kompeten di bidang Kesejahteraan Sosial yang  mempunyai pengetahuan dan kemampuan dasar untuk mengurangi ketidak-adilan sosial, kesenjangan sosial dan masalah sosial melalui pengembangan program yang bersifat preventif, kuratif, rehabilitatif dan developmental. Lulusan yang memiliki kemampuan menangani masalah dan kasus-kasus pada tingkat individu, keluarga, kelompok, komunitas dan organisasi mulai dari tahap pembentukan relasi/kontak, merumuskan masalah sampai merancang pemecahan masalah (intervensi sosial) dan terminasi.
Lapangan kerja yang terbuka bagi lulusan Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial antara lain Kementerian Sosial, United Nastions Development Programme, dan Menko Kesra.
Departemen Ilmu Komunikasi. Departemen ini merupakan departemen kedua dengan jumlah mahasiswa S-1 terbanyak. Bahkan, departemen ini memiliki gedung sendiri yang dinamakan Gedung Komunikasi.
Selain memiliki program pendidikan S-1 yang terdiri dari program reguler, paralel dan kelas khusus internasional (KKI), pada tahun 2011 Departemen Ilmu Komunikasi juga menyelenggarakan program pendidikan S-2 dan S-3. Untuk program S-1 reguler dan paralel, Departemen Ilmu Komunikasi mempunyai beberapa program studi (Prodi) menarik yang bisa dipilih para mahasiswa. Di sini terdapat lima Prodi, yaitu Jurnalisme, Periklanan, Industri Kreatif, Penyiaran, Komunikasi Media dan Hubungan Masyarakat. Sedangkan pada program S-1 KKI terdapat dua Prodi, yakni Periklanan dan Hubungan Masyarakat.
Departemen Ilmu Komunikasi tidak hanya menyelenggarakan program pengajaran. Departemen ini juga berusaha mengabdikan diri kepada masyarakat. Departemen ini memiliki Pusat Kajian Komunikasi (Puskakom) yang mengadakan kegiatan-kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
Departemen Ilmu Politik. Departemen ini membawahi tiga program pendidikan S-1; masing-masing reguler, paralel dan ekstensi; serta satu Pusat Kajian Ilmu Politik (Puskapol). Departemen ini memiliki dua peminatan, yaitu peminatan Politik dan Demokrasi di Indonesia; dan peminatan Perbandingan Politik.
Bagi yang tertarik dengan peminatan Politik dan Demokrasi di Indonesia, mata kuliahnya antara lain Lembaga Eksekutif dan Birokrasi di Indonesia, Pemerintahan dan Politik Desa, dan Perilaku Pemilih dan Lembaga Perwakilan di Indonesia. Bagi yang lebih tertarik pada politik luar negeri, dapat mengambil peminatan Perbandingan Politik. Peminatan ini mempelajari Masyarakat dan Politik Asia Tenggara, Indocina, Eropa Barat, Amerika Serikat, Kanada, dan masih banyak lagi.
Yang juga menarik,ada mata kuliah Magang Politik. Di mata kuliah ini, mahasiswa diberi kesempatan magang di lembaga-lembaga politik seperti DPR, partai politik, dan lembaga swadaya masyarakat.   
Departemen Kriminologi. Awal perkembangan studi Kriminologi ditandai dengan didirikannya Lembaga Kriminologi di Fakultas Hukum dan Ilmu Pengetahuan Kemasyarakatan pada 15 September 1948. Setelah terjadi pemekaran pada tahun 1968, lahir Jurusan Kriminologi ke dalam Fakultas Ilmu Pengetahuan Kemasyarakatan (sekarang FISIP).
Di FISIP UI, Departemen Kriminologi menawarkan program pendidikan jenjang S-1 (sarjana), S-2 (magister) dan dan S-3 (doktoral). Untuk jenjang S-2 terdapat beberapa peminatan, antara lain Penegakan Hukum, Kriminologi Jurnalistik, Kejahatan Transnasional, dan Kriminologi Teoritis.
Departemen Sosiologi. Semula Sosiologi merupakan salah satu mata kuliah yang diajarkan di Fakultas Hukum dan Ilmu Pengetahuan Kemasyarakatan (FH & IPK) UI sebagai cikal-bakal FISIP. Mata kuliah Sosiologi berkembang menjadi jurusan pada tahun 1962.
Sejak tahun 1992, Departemen Sosiologi mengembangkan berbagai program untuk meningkatkan kualitas mahasiswanya. Salah satunya Study Skills yang mengajarkan teknik mengelola waktu, membaca cepat dan kemampuan berargumentasi.
Tidak semata-mata urusan akademik, mahasiswa Sosiologi pun akan menjalani praktik, kunjungan lapangan, magang dan penelitian. Untuk mendukung kegiatan-kegiatan itu, Departemen Sosiologi memiliki fasilitas Laboratorium Sosiologi. Lab ini telah menjalin kerjasama dengan badan-badan pembangunan dan berbagai perusahaan.
Mata kuliah yang diajarkan di departemen ini bervariasi dan sangat menarik. Beberapa di antaranya Sosiologi Lingkungan, Sosiologi Agama, Sosiologi Industri, Sosiologi Organisasi, dan Sosiologi Kesehatan.  
Dalam rangka menyelenggarakan fungsinya sebagai institusi pendidikan tinggi, FISIP UI menjunjung tinggi prinsip‐prinsip penyelenggaraan tata kepemerintahan yang baik yang meliputi aspek kejujuran, keterbukaan dan kepentingan terhadap masyarakat. Hal ini dilakukan dengan cara memberikan kesempatan yang luas kepada stakeholder untuk terlibat dalam pengawasan penyelenggaraan organisasi dan manajemen. Para pimpinan organisasi dipilih melalui tes kesesuaian dan kompetensi yang mencerminkan kemampuan yang bersangkutan untuk menjadi pelaksana organisasi. Di samping itu, pengelolaan fakultas selalu berdasarkan prinsip akuntabilitas dan keterbukaan melalui pertanggung-jawaban yang periodik sesuai dengan mekanisme organisasi dan manajemen FISIP UI yang berlaku. FISIP UI juga selalu menjunjung tinggi kepedulian dan pengabdian kepada masyarakat yang diwujudkan melalui penyesuaian kebutuhan masyarakat terhadap pendidikan tinggi dan kemampuan manajemen untuk melaksanakan pendidikan tersebut.
Dengan berpegang pada perubahan status BHMN yang otonom, untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan tinggi yang mengedepankan pengembangan keilmuan, penyelenggaraan FISIP UI bertujuan melakukan transformasi dengan prinsip dasar integritas yang bertujuan mewujudkan: pertama, Good governance (good exercise of power) yang ditandai oleh transparansi dan akuntabilitas manajemen akademik dan non-akademik. Kedua, Proses pengambilan kebijakan yang berdasarkan pada olah pikir yang cermat, tata‐aturan dan hirau pada masukan berbagai pihak. Ketiga, Percepatan kemajuan sistem/manajemen dan infrastruktur/fasilitas dalam rangka dicapainya kemandirian dan kemajuan di era otonomi kampus. Keempat, Produktivitas dan pelayanan terbaik bagi segenap sivitas akademika dan bagi masyarakat. Dan kelima, Menjalankan budaya korporasi berdasarkan mutual trust dan shared values yang diwarnai oleh semangat kolegial.
Dengan menjunjung tinggi prinsip-prinsip dasar integritas tadi, maka Tridharma Perguruan Tinggi FISIP UI membawa tujuan: pertama, Menghasilkan lulusan FISIP UI yang berdaya saing tinggi baik secara akademis maupun secara moral sehingga dapat menjadi modal bagi pembangunan bangsa dan negara. Kedua, Menghasilkan karya‐karya penelitian yang bersifat “noble” serta riset aplikatif yang berkualitas dan berguna bagi komunitas akademia, mahasiswa, pemerintah, industri dan masyarakat. Ketiga, Memberikan pengabdian terbaik kepada masyarakat melalui upaya‐upaya positif yang menumbuhkan kesadaran dan kepercayaan diri masyarakat serta menjadikan masyarakat sebagai kekuatan dan modal bagi pembangunan bangsa dan negara.
Dari tujuan-tujuan, FISIP UI berharap mampu membekali lulusannya dengan beragam kemampuan sesuai dengan jenis program yang diselenggarakan. Dalam hal ini, secara umum, acuan FISIP UI adalah Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No.232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa. Adapun pokok‐pokok ketetapan dari SK Mendiknas tersebut berkaitan dengan Program Sarjana (S‐1) adalah: (1). Menguasai dasar‐dasar ilmiah dan keterampilan dalam bidang keahlian tertentu sehingga mampu menemukan, memahami, menjelaskan dan merumuskan cara penyelesaian masalah yang ada di dalam kawasan keahliannya; (2). Mampu menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya sesuai dengan bidang keahliannya dalam kegiatan produktif dan pelayanan kepada masyarakat dengan sikap dan perilaku yang sesuai dengan tata kehidupan bersama; (3). Mampu bersikap dan berperilaku dalam membawakan diri berkarya di bidang keahliannya maupun dalam berkehidupan bersama di masyarakat; (4). Mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan atau kesenian yang merupakan keahliannya.
Untuk menghasilkan lulusan yang berkompetensi tinggi tentu harus pula didukung oleh tenaga staf pengajar (akademis) dan tenaga non-akademis yang mumpuni dan berkualitas. Perbaikan sistem kinerja fakultas perlu dilaksanakan secara terus-menerus. Penyamaan visi, misi dan strategi dalam sebuah organisasi adalah proses yang berkelanjutan. FISIP UI berusaha mengacu pada Tri Dharma Perguruan Tinggi yang selaras dengan Kebijakan Umum Universitas Indonesia dan borang untuk kepentingan Akreditasi Perguruan Tinggi. Staf akademis dan non-akademis FISIP UI menyadari betapa pentingnya strategi bersama di lingkungan kerja mengingat semua terlibat dalam penjaminan mutu penyelenggaraan pendidikan pendidikan bagi mahasiswa. Sebagai ilmuwan, staf akademis juga adalah pemikir dan peneliti yang diharapkan mampu menghasilkan karya akademik yang unggul.
Key Performance Indicators
Sebagai bentuk komitmen untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan tinggi yang mengedepankan pengembangan keilmuan dan juga pemanfaatannya bagi kepentingan masyarakat banyak, konsolidasi kelembangan yang berkesinambungan adalah langkah strategik yang diperlukan. Konsolidasi kelembagaan tersebut bukanlah suatu kondisi yang statis, melainkan sangat dinamis dan secara terus-menerus mampu merespon kebutuhan internal dan juga tuntutan-tuntutan eksternal.
Untuk lebih menjamin berjalannya proses dinamis dalam kerangka konsolidasi kelembagaan tersebut, dibutuhkan instrumen yang mampu mengawal setiap perubahan positif yang terjadi, serta pada saat yang bersamaan mampu pula menjadi semacam progress indicators ketika perubahan yang terjadi justru mengarah kepada hal yang negatif. Salah satu bentuk instrumen yang secara umum dikenal untuk keperluan tersebut dikenal dengan nama monitoring & evaluation atau yang kerap disingkat monev. Pada prinsipnya, monev merupakan salah satu tahapan dalam kerangka perencanaan dan pelaksanaan program. Umpan balik kembali menguatkan berjalannya proses dinamis dalam rangka mengimplementasikan suatu perencanaan program agar dapat mencapai kondisi ideal yang dicita-citakan.
Dalam konteks institusi perguruan tinggi, kerangka monev haruslah merepresentasikan mandat kelembagaan di semua lini dan tingkat kerja. Di era otonomi kampus ini, Tri Dharma Perguruan Tinggi tidak lagiditerjemahkan secara kaku. Arti kata, mulai tegasnya pemisahan fungsi akademik kampus dengan fungsi administratif kampus telah membuka ruang semakin berkembangnya pengembangan ilmu dalam arti yang sebenarnya yang lebih berorientasi pada pemanfaatan ilmu tersebut bagi kesejahteraan masyarakat.
Pada titik ini, sebagai bentuk menguatkan kembali komitmen yang telah disebutkan tadi, monev yang dilakukan memang sudah seharusnya dikembangkan dari sejumlah key performance indicators yang diterjemahkan secara luas dari Tri Dharma Perguruan Tinggi tersebut. Dalam hal ini, ujung tombak untuk mengukur pencapaian kelembagaan FISIP UI yang berkualitas adalah dengan mengetahui performa para dosen dan peneliti serta departemen-departemen yang menaunginya.
Untuk itu, FISIP UI merumuskan key performance indicators yang kemudian dijadikan pedoman tentang sejauh mana konsolidasi kelembagaan yang dilakukan telah mengarah ada peningkatan kualitas akademik yang prima. Key performance indicators dikembangkan malalui tiga variabel dasar, yakni: (1) Penyelenggaraan pendidikan berkualitas (Academic Excellence), (2) kemajuan riset dan publikasi (Research & Publication), dan (3) Peran kepemimpinan di masyarakat (Leadership Initiative).
Sudah barang tentu penyusunan key performance indicators dan kerangka monev ini diharapkan dapat berjalan seiring dengan keperluan monev di tingkat yang berbeda, seperti akreditasi Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT) dan pencapaian kebijakan umum UI. Sebab itu, penyusunan key performance indicators ini memilah dan mengkategorisasi data mana yang memang telah tersedia melalui mekanisme lain, dan data mana yang memang harus disiapkan oleh departemen dan staf pengajar dalam boring monev key performance indicators setiap tahunnya.
Urgensi Key Performance Indicators
Menjadi World Class University sesungguhnya merupakan cita-cita luhur yang ingin dicapai oleh Universitas Indonesia. Sebagai salah satu fakultas di lingkungan UI, FISIP juga melakukan langkah-langkah sistematik untuk mempersiapkan seluruh elemen akademik untuk selalu memberikan kontribusi yang terbaik. Disadari bahwa FISIP memerlukan suatu kerangka kerja yang disepakati bersama untuk membangun kekuatan dasar menuju kinerja sebuah lembaga pendidikan tinggi yang memiliki reputasi terbaik.
Key Performance Indicators (KPI) ini dirumuskan sebagai bagian dari koridor kebijakan dan program kegiatan dalam rangka mencapai tujuan universitas yang memiliki keunggulan akademik yang mencakup pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat. KPI FISIP UI yang terbangun dari tiga elemen dasar sebagaimana tersebut di atas, dimaksudkan untuk membangun suatu reputasi kelembagaan dan personal yang akan mengusung peran kontributif secara komprehensif.
Dalam kesatuan peran ini diharapkan bahwa dosen tidak hanya mengajar, tapi aktif pula membangun kerjasama di berbagai bidang dengan lembaga dalam dan luar negeri. Demikian juga para dosen diharapkan mengambil inisiatif strategik dalam beragam situasi, momentum dan puncak krisis masyarakat. Secara tidak langsung, KPI ini diharapkan dapat mengubah pola berpikir (mindset) dosen yang seakan cuma berfokus pada peran mengajar di kelas. Para dosen harus aktif menggagas seminar internasional dan mengundang pembicara luar negeri. Demikian pun mahasiswa. Mereka diharapkan aktif berperan serta dalam berbagai ajang kompetisi dan mengukir prestasi.
Suatu prestasi tidak dapat diharapkan mampu digapai dalam waktu sekejap. Semua usaha yang dicakup dalam tiga variabel besar ini memerlukan suatu langkah sistematis dan perencanaan yang matang. Semua komponen dan indikator yang dijabarkan membutuhkan kegiatan yang terfokus, pembagian peran yang merata dan pembangunan minat serta spesialisasi yang memerlukan perencanaan yang seksama. Di akhir tahun, KPI untuk masing-masing departemen akan direkapitulasi dan dihitung skornya. Perhitungan dan tingkatan pencapaian yang diperoleh akan berfungsi sebagai sesuatu yang dapat dijadikan referensi normatif.
Pembobotan KPI
Secara umum, pembobotan dari sejumlah indikator KPI mengacu pada pembobotan dalam pengukuran organisasi dalam sistem 4 yang dikemukakan oleh Rensis Likert (Natemeyer & Gillberg, 1989). Sistem 4 ini membedakan 4 kondisi yang secara interval memiliki tingkat gradasi yang berbeda dalam suatu kontinum.
Sistem ini dikembangkan ke dalam penilaian model indeks yang menghitung sebaran dan kumulatif data komposit maupun keseluruhan data di tingkat fakultas. Hanya saja perlu diingat bahwa penggunaan indeks penilaian mungkin proses pembuatannya menjadi lebih rumit. Sementara monev tidak seharusnya menjadi instrumen yang rumit, namun justru menjadi instrumen yang membantu pelaksanaan program.
Pembobotan untuk tiga variabel dasar dapat digambarkan secara singkat berikut. Pertama, variabel Academic Excellence. Buat mengukur variabel ini digunakan indikator-indikator: status akreditasi, afiliasi organisasi bidang ilmu, jumlah profesor, perbandingan dosen bergelar doktor, kuliah umum pembicara kualitas internasional, jumlah lulusan mahasiswa cum laude, mahasiswa studi tepat waktu, penghargaan kompetisi dan partisipasi mahasiswa, pengajaran dalam Bahasa Inggris, jurnal terakreditasi, dan kegiatan laboratorium.
Kedua, variabel Research and Publications. Indikator yang digunakan untuk mengukur variabel kedua ini adalah jumlah buku yang diterbitkan oleh dosen (syarat ada ISBN dan tema sesuai dengan bidang keilmuannya), jumlah makalah atau bahan presentasi (paper/research publication) di seminar nasional, jumlah makalah atah bahan presentasi (paper/research publication) di seminar internasional, quotations di website search engine, jumlah penelitian yang dihasilkan oleh dosen departemen, jumlah hasil penelitian yang dimuat di jurnal ilmiah.
Ketiga, variabel Leadership Initiative. Untuk mengukur variabel ketiga ini digunakan indikator-indikator: keanggotaan di organisasi keilmuan/profesi, tingkat keikut-sertaan dosen dalam proses perumusan kebijakan atau perundang-undangan di luar UI, kepemimpinan dalam organisasi/even bertaraf internasional, pemunculan di media massa (cetak maupun elektronik), keterlibatan dalam penanganan krisis atau masalah di tingkat lokal maupun nasional, dan kreativitas dalam menampilkan penggalangan opini publik untuk kebijakan.
Setiap indikator tadi, setelah dikuantifikasi kemudian dibuat klasifikasi ke dalam empat kategori, yakni unggul, baik, berkembang dan tumbuh. Masing-masing kategori tersebut diberikan setelah melalui perhitungan kuantitatif yang telah ditetapkan. Sekadar contoh indikator jumlah buku yang diterbitkan oleh dosen: unggul (departemen menghasilkan lebih dari 4 buku yang ditulis dosen departemen), baik (menghasilkan 3-4 buku), berkembang (menghasilkan 1-2 buku), dan tumbuh (belum menghasilkan buku).
Demi kelancaran pemantauan KPI, FISIP UI membentuk sebuah tim yang terdiri dari berbagai unsur yang ada di Fakultas, yaitu Dosen, Karyawan dan Mahasiswa. Tim Pemantauan dan Evaluasi tersebut dipimpin langsung Dekan FISIP UI Prof. Dr. Bambang Shergi Laksmono dan Wakil Dekan Edy Prasetyono PhD. Kemudian Tim Fakultas adalah Rissalwan Habdy Lubis, Msi, Dra. Rosy Tri Pagiwati, MA, Sohib Hidayat, MM dan Muhammad Iqbal, SKesos. Sedangkan Tim masing-masing Departemen sebagai berikut: Drs. Awang Ruswandi, Rachmat Hidayat Amd dan Dr. Irwansyah (Departemen Ilmu Komunikasi); Evica Kartini, MSi, Deni Wahyudin, dan Ana Sabhana (Departemen Ilmu Politik); Eko Sakapurnama, MBA, M. Alfie, dan Nurul Safitri (Departemen Ilmu Administrasi); Romany Sihite, MA, Arief Effendy, dan Supardi (Departemen Kriminologi); Andi Rahman, MSi, Diana T. Pakasi, MSi, dan Hidayah Muhalim (Departemen Sosiologi); Triyanti Anugrahini, MSi, Cece Sutisna, dan Sari Viciawati (Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial); Dr. Semiarto Aji Poerwanto, Putri Permata Hati, dan Kasyfiyullah (Departemen Antrpologi); Andi Widjajanto, MSc, Budi Prihatno, dan Aria Angga Kusumah (Departemen Hubungan Internasional).
Pencapaian KPI FISIP UI 2010
Berdasarkan tiga variabel dasar KPI sebagaimana telah diuraikan tadi maka terdapat beberapa komponen di mana FISIP UI menonjol yang tentunya sejalan dengan peningkatan kapasitas individu dan kelembagaan serta dalam rangka merealisasikan Indonesia Leadership Initiatives. Perhitungan lengkap KPI dilakukan masing-masing Departemen. Seluruh Departemen di FISIP UI telah menjalankan berbagai hal yang menjadi ukuran KPI. Setiap Tim Departemen memotret kinerja Departemen dan kinerja dosen-dosennya secara individual.
Selanjutnya data dari setiap Departemen diverifikasi oleh Fakultas sehingga data benar-benar valid dan reliable. Indeks KPI Fakultas diperoleh dari rata-rata indeks komposit seluruh Departemen. Dalam hal ini, nilai indeks tertinggi adalah 4 dan terendah 1. Agar lebih jelas pemahaman kita mengenai pencapaian KPI FISIP UI, mari kita lihat diagram berikut:
Diagram 1 Pencapaian KPI FISIP UI 2010 (ambil di buku Booklet KPI FISIP UI hal 37)
Dari diagram 1, dapat dilihat bahwa di antara tiga variabel yang diukur maka variabel research & publication memiliki total nilai indeks teringgi dengan nilai sebesar 3,25 lalu disusul variabel academic excellence dengan indeks sebesar 2,59 dan terakhir adalah leadership initiative sebesar 2,31.
Data ini menunjukkan bahwa FISIP UI telah menyumbang peran yang besar dalam mewujudkan UI sebagai universitas riset, termasuk juga sebagai institusi akademik dengan sistem pengajaran berkualitas. Gambaran dari masing-masing komponen tiga variabel tersebut dapat dilihat pada Grafik 1.
Grafik 1 Pencapaian KPI FISIP UI 2010 (ambil di buku Booklet KPI FISIP UI hal 39)
Dari grafik 1 dapat dilihat bahwa pencapaian tertinggi ialah komponen bahan/makalah untuk presentasi internasional dan rata-rata nilai akreditasi keseluruhan program studi. Komponen bahan/makalah untuk presentasi internasional mewakili variabel research & publication dan rata-rata nilai akreditasi keseluruhan program studi mewakili variabel academic excellence.
Kendati akademisi-akademisi FISIP UI aktif mempresentasikan makalahnya di kegiatan berskala internasional, bukan berarti menjadi sangat pasif pada kegiatan berskala nasional. Jumlah makalah/bahan untuk presentasi di seminar nasional menduduki posisi ketiga tertinggi pada KPI. Posisi tersebut menunjukkan bahwa akademisi-akademisi FISIP UI tetap aktif mempresentasikan bahan/makalahnya di kegiatan berskala nasional. Sementara posisi kedua tertinggi ialah kegiatan laboratorium yang melibatkan mahasiswa.
Meskipun posisi leadership initiative berada di bawah research & publication dan academic excellence, bukan berarti keseluruhan komponen leadership initiative juga berada di bawah komponen pada research & publication dan academic excellence. Bahkan, terdapat salah satu komponen yang memiliki pencapaian tertinggi kedua bersama dengan komponen kegiatan laboratorium yang melibatkan mahasiswa, yaitu jumlah dosen yang menjadi anggota organisasi bidang ilmu.
Sementara itu, pencapaian terendah di antara keseluruhan komponen KPI ialah jumlah lulusan cum laude per tahun. Walaupun pencapaian paling rendah di antara komponen KPI adalah lulusan cum laude per tahun, tidak berarti tidak ada lulusan cum laude dari FISIP UI. Lulusan cum laude dari FISIP UI tetap ada tetapi angkanya tidak sebanding dengan sarjana lulusan FISIP UI per tahun, apalagi sebagaimana diketahui bahwa FISIP UI menyandang status sebagai “fakultas terpadat” terkait jumlah mahasiswanya.
Selanjutnya, yang menjadi pertanyaan adalah apakah posisi pertama, kedua dan ketiga ini berlaku juga pada tingkat departemen. Dengan kata lain, apakah terdapat variabel academic excellence dan leadership initiative di posisi pertama d salah satu departemen. Karena, KPI FISIP UI merupakan rekapitulasi KPI dari setiap departemen di FISIP. Dan oleh sebab itu pula perlu dilihat persebaran pencapaian KPI setiap departemen seperti yang dapat dilihat pada diagram berikut:
Diagram 2 Pencapaian KPI Setiap Departemen di FISIP UI (ambil dari buku Booklet KPI FISIP UI halaman 43)
Mengacu pada diagram 2 dapat dikatakan bahwa research & publication yang berada di posisi pertama di tingkat fakultas juga berlaku di hampir semua departemen, kecuali Departemen Ilmu Komunikasi dan Hubungan Internasional. Dengan kata lain, enam departemen menunjukkan bahwa research & publication berada di atas academic excellence dan leadership initiative. Sedangkan untuk Departemen Ilmu Komunikasi dan Hubungan Internasional lebih tinggi daripada dua variabel lainnya. Agar lebih jelas mengenai persebaran pencapaian KPI per departemen dapat dilihat pada diagram 3 berikut.
Diagram 3 Persebaran Pencapaian KPI Masing-masing Departemen (ambil dari buku Booklet KPI FISIP UI halaman 43)      

Roadmap KPI FISIP UI 2010-2014
Pencapaian KPI FISIP UI tentunya tidak lantas berhenti pada indeks sebesar 3,25 pada research & publication, indeks sebesar 2,59 pada academic excellence dan indeks sebesar 2,31 pada leadership initiative. Dengan kata lain, terdapat upaya untuk mencapai peningkatan indeks KPI pada tahun-tahun berikutnya. Untuk membantu hal tersebut maka dibuatlah roadmap KPI FISIP UI dari tahun 2010 sampai 2014 yang memberikan gambaran mengenai pencapaian yang akan coba diraih hingga tahun 2014.
Roadmap KPI FISIP ini sebagai landasan untuk pencapaian komponen-komponnen KPI FISIP UI di tahun berikutnya mulai dari tahun 2011 sampai tahun 2014. Dengan adanya roadmap KPI dapat dijadikan landasan dalam menentukan langkah strategis baik dalam tingkatan fakultas maupun departemen. Dengan begitu, akan lebih mudah mencapai target-target yang ada.
Pada roadmap KPI FISIP ini disajikan komponen-komponen dari variabel academic excellence, research & publication dan leadership initiative dari tahun 2010 sampai 2014. Disajikan pula kenaikan angka indeks antara satu komponen dengan lainnya mulai dari tahun 2010 sampai 2014. Agar lebih jelas gambarannya mari kita lihat grafik 2, 3 dan 4 sebagai berikut:
Grafik 2 KPI FISIP UI 2010-2014 Variabel Academic Excellence
Grafik 3 KPI FISIP UI 2010-2014 Variabel Research & Publication
Grafik 4 KPI FISIP UI 2010-2014 Variabel Leadership Initiative
Ketiga grafik tersebut menggambarkan komponen-komponen KPI yang ingin dicapai hingga tahun 2014. Untuk rata-rata akreditasi keseluruhan program stui tentunya dipertahankan pada nilai indeks 4 atau dengan kata lain hingga 2014, program studi di FISIP UI berakreditasi A. Begitu juga dengan jumlah makalah/bahan presentasi di seminar internasional tetap dipertahankanpada nilai indeks 4 hingga tahun 2014.
Pada tahun 2014 diharapkan semakin banyak kegiatan laboratorium yang melibatkan mahasiswa dengan nilai indeks sebesar 4 pada komponen kegiatan laboratorium yang melibatkan mahasiswa. Komponen jumlah makalah/bahan presentasi di seminar nasional dan komponen jumlah dosen yang menjadi anggota organisasi bidang ilmu merupakan sesuatu yang menjadi fokus perhatian di KPI hingga pada tahun 2014 guna mendapatkan indeks sebesar 3,80.
Pada akhirnya di tahun 2014 diharapkan semua komponen KPI FISIP UI memiliki nilai indeks di atas 2 atau dengan kata lain tidak ada lain komponen dengan kategori tumbuh tapi minimal dengan kategori berkembang. Sebab itu, komponen dengan nilai indeks terkecil pada tahun 2010, yaitu lulusan cum laude pertahun, harus mendapatkan kategori berkembang atau nilai indeks sebesar 2 pada tahun 2014.
Pun demikian dengan komponen jumlah dosen yang ikut dalam kegiatan penanganan krisis yang ditunjukkan pada nilai indeks 1,5 menjadi nilai indeks 2 pada tahun 2014. Dengan kata lain, diharapkan akademisi di FISIP UI banyak terlibat pada kegiatan penanganan krisis di tengah banyaknya krisis di Indonesia sebagai bentuk leadership initiative.
Nilai indeks 2 lainnya yang diharapkan diperoleh pada tahun 2014 adalah jumlah mata kuliah yang diajarkan dalam bahasa Inggirs dalam rangka peningkatan kualitas academic excellence. Komponen lainnya ialah jumlah dosen yang aktif dalam perumusan kebijakan dan perundang-undangan tingkat lokal sebagai bentuk leadership initiative di level nasional serta jumlah dosen aktif sebagai organizer event internaional sebagai bentuk leadership initiative di level internasional.
Guna mencapai target kenaikan nilai indeks dari KPI FISIP UI tentunya akan membutuhkan sejumlah input yang jelas dan kongkrit. Dengan begitu, kenaikan nilai indeks pada indikator KPI FISIP UI tidak hanya terbatas pada kenaikan angka yang bersifat kuantitatif tapi juga bersifat kualitatif atau dengan kata lain berdampak nyata bagi kemajuan FISIP UI secara keseluruhan. Untuk lebih jelasnya dapat kita simak tiga tabel berikut:
Tabel 1 Input yang Dibutuhkan dalam Pencapaian KPI FISIP UI Bidang Academic Excellence
Tabel 2 Input yang Dibutuhkan dalam Pencapaian KPI FISIP UI Bidang Research & Publication
 Tabel 3 Input yang Dibutuhkan dalam Pencapaian KPI FISIP UI Bidang Leadership Initiative

Boks 1:
Program Diploma dan Pasca-Sarjana (S-2 & S-3)

Dengan mengusung motto “Memberikan yang Terbaik”, FISIP UI senantiasa meningkatkan dan memperbarui kualitas kurikulum pendidikan. FISIP UI tidak lagi semata-mata menyelenggarakan program pendidikan jenjang Sarjana (S-1). Untuk memberikan kesempatan kepada mereka yang sudah bekerja namun ingin menggapai gelar Sarjana, FISIP UI membuka program ekstensi jenjang Sarjana (S-1). Lalu, sejalan dengan perkembangan keilmuan, FISIP UI juga membuka program pendidikan jenjang Diploma (D-3), Magister (S-2) dan Doktoral (S-3).
Tahun 1989, FISIP UI membuka program Diploma 3 (D-3) Ilmu Administrasi. Pada awal dibuka, program ini menawarkan tiga program studi: Aktuaria dan Perbankan,Perkantoran dan Sekretari, dan Perpajakan. Para mahasiswa program ini terjaring masuk melalui seleksi yang ketat, karena peminatnya sangat banyak. Pada tahun 2005, Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi menetapkan Program D-3 Studi Administrasi Perkantoran dan Sekretari sebagai institusi pendidikan tinggi dengan nilai akreditasi A (Sangat Baik).
Selain program D-3 Bidang Studi Administrasi, FISIP UI masih memiliki program D-3 Ilmu Komunikasi dan D-3 Pariwisata. D-3 Ilmu Komunikasi menawarkan peminatan Hubungan Masyarakat, Periklanan (Advertising), dan Penyiaran (Broadcasting). Sedangkan program D-3 Pariwisata membuka peminatan Usaha Perjalanan Wisata Budaya, Perhotelan, dan MICE (Meetings, Incentives, Conventions, Exhibitions).
Sekarang semua program D-3 tersebut dilebur ke dalam wadah yang disebut Program Vokasi. Hal ini berawal dari terbitnya SK Rektor UI No.696A/SK/UI/2008 tentang Penyelenggaraan Program Vokasi UI. Dengan begitu, penyelenggaraan program D-3 Bidang Studi Administrasi, D-3 Bidang Ilmu Komunikasi dan D-3 Bidang Pariwisata, mulai tahun akademik 2008/2009 tidak lagi di bawah manajemen FISIP UI melainkan di bawah Program Vokasi yang bertanggung-jawab langsung kepada Rektor UI.
Bagaimana dengan program ekstensi? Berdasarkan Keputusan Dekan Nomor 007 tanggal 13 Januari 1995, FISIP UI memperluas program jenjang sarjana dengan membuka Program Sarjana Ekstensi. Kebijakan pembentukan Program Ekstensi ini diperkuat dengan Surat Rektor Universitas Indonesia No.144/SK/R/UI/1995 tertanggal 29 Desember 1995. Secara resmi Program Ekstensi FISIP UI menerima mahasiswa angkatan pertama pada bulan Juni 1995 untuk tiga program studi: Program Ekstensi Ilmu Komunikasi yang menawarkan program studi Komunikasi Massa, Public Relation, dan Periklanan; Program Ekstensi Ilmu Politik yang memiliki program studi Politik Indonesia dan Politik Perbandingan; dan Program Ekstensi Ilmu Administrasi, membawahi program studi Administrasi Negara, Administrasi Bisnis, dan Administrasi Fiskal.
Pada tahun 1997, dibuka Program Ekstensi Kriminologi. Para mahasiswa dapat memilih peminatan seperti Teori Kriminologi, Industri Sekuriti, Penegakan Hukum, Cyber Crime, Jurnalistik Kriminal, Kejahatan Transnasional, Polisi dan Pemolisian, dan Kepenjaraan.
Untuk program Magister (S-2), mencerminkan semua Departemen di FISIP UI sudah memilikinya. Dengan berkampus di UI Salemba, dapat diuraikan program Magister per departeman sebagai berikut: Ilmu Komunikasi dengan peminatan Ilmu Komunikasi, Manajemen Komunikasi Korporat, Komunikasi Pemasaran, Manajemen Komunikasi Media, dan Manajemen Komunikasi Politik. Dari Departemen Ilmu Politik, menawarkan kosentrasi pada Politik Indonesia, Studi Analisis Politik, Politik dan Perempuan, dan Studi Parlemen.
Lalu pada program Magister Ilmu Administrasi, para calon mahasiswa S-2 dapat memilih peminatan Administrasi Pelayanan Publik, Administrasi Keuangan Regional, Administrasi Bisnis Internasional, Administrasi Bisnis dan Industri, Ilmu Administrasi dan Pengembangan SDM, Ilmu Administrasi dan Kebijakan Pendidikan, Ilmu Administrasi dan Kebijakan Perpajakan, dan Administrasi Kebijakan Publik.
Selanjutnya, program Magister Sosiologi menawarkan studi Ilmu Sosiologi bagi peminat program Magister. Masih ada lagi program Magister Kriminologi (dengan peminatan Penegakan Hukum, Kriminologi Jurnalistik dan Kejahatan Tansnasional), Ilmu Kesejahteraan Sosial (dengan peminatan Ilmu Kesejahteraan Sosial, Pembangunan Sosial dan Otonomi Pembangunan Daerah), Antropologi dan Hubungan Internasional.
Pada jenjang pendidikan doktoral, Program S-3 FISIP UI membuka peminatan Ilmu Komunikasi, Ilmu Politik, Ilmu Administrasi, Sosiologi, Kriminologi, Antropoligi dan Ilmu Kesejahteraan Sosial.    

Boks 2:
Dari Kelompok Diskusi, Olimpiade Ilmu Sosial Hingga IMUN
Mahasiswa FISIP UI, sehari-hari, tidak hanya bergelut dengan buku-buku teks yang kadang sangat melelahkan. Mereka juga aktif ke dalam berbagai kegiatan ekstra-kurikuler. Sebab itu, FISIP UI memiliki cukup banyak wadah buat menampung kegiatan ekstra-kurikuler masyarakat. Bahkan, mereka pun dipantik untuk mengaktualisasikan spirit kewirausahaan yang terpendam dalam diri setiap manusia.Tercatat di antaranya sebagai berikut:
Kelompok Diskusi Astina – Diskusi merupakan salah satu wadah untuk berbagi ide-ide dan pemikiran agar tidak menjadi konsumsi pribadi semata. Bagi mahasiswa FISIP UI yang menyukai kegiatan diskusi, terdapat sebuah kelompok yang dapat diikutinya, yakni Kelompok Diskusi Astina.
Kelompok Diskusi Astina tidak cuma menawarkan obrolan menyenangkan mengenai topik sehari-hari, tapi juga ide, imajinasi dan kreativitas. Kelompok diskusi ini membahas banyak hal, dari mulai politik, budaya, edukasi, lingkungan, HAM, isu-isu sosial dan bahkan seks, yang sudah barang tentu ditelaah dari sudut pandang akademis.
Tujuan Kelompok Diskusi Astina adalah untukmenciptakan wadah kegiata bagi mahasiswa yang menaruh minat pada diskusi, yang ingin mencari perspektif baru, yang ingin menuangkan ide, atau yang sekadar mencari teman ngobrol. Diskusi biasanya digelar hari Kamis setiap dua pekan sekali di ruang-ruang publik mana saja yang tersedia. Jadwalnya di-update minimal lima hari sebelum diskusi digelar.
OIS -- Olimpiade Ilmu Sosial (OIS) merupakan ajang kompetisi di bidang kajian ilmu sosial yang ditujukan untuk pelajar SMA/sederajat. OIS menjadi program kerja tahunan BEM FISIP UI di bawah naungan Departemen Keilmuan sejak tahun 2003. Dalam OIS terdapat berbagai mata acara lomba dan non-lomba yang dikemas secara menarik tanpa menghilangkan nilai edukatif yang diusung.
Konsep OIS setiap tahunnya selalu dirancang untuk menggali kekritisan peserta dan kepedulian terhadap permasalahan bangsa sehingga mereka dapat menemukan solusi kongkrit dengan kecerdasan dan ide-ide kreatif yang mereka miliki.
Acara yang sejak awal dibuat berskala nasional ini pada mulanya mengundang peserta dari SMA/sederajat dari 33 provinsi di Indonesia. Namun pada tahun 2011, OIS memperluas olimpiade ilmu sosial pertama yang berskala regional Asia Tenggara. Dalam OIS kali ini panitia mencoba memberikan sarana bagi para pemuda untuk mengaktualisasikan ide-ide mereka dalam rangka mempersiapkan diri mereka sebagai bagian dari identitas baru, masyarakat ASEAN. Hal ini sejalan dengan upaya para pemimpin ASEAN untuk membentuk Komunitas ASEAN pada tahun 2015.
PIMNAS – Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) adalah kompetisi Program Kreatif Mahasiswa (PKM) yang diikuti oleh seluruh perguruan tinggi di Indonesia. Pimnas diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk menjaring ide dan kreasi mahasiswa Indonesia. Mahasiswa ditugaskan membuat proposal program untuk direalisasikan dengan dana sebesar 6-10 juta rupiah.
PKM mewadahi enam minat kreatif mahasiswa, yaitu: kreativitas penelitian (PKMP), pengabdian pada masyarakat (PKMM), penerapan teknologi (PKMT), kewirausahaan (PKMK), gagasan kreatif (KPM-GT), dan penulisan artikel ilmiah (PKM-AI). Rangkaian kegiatan PKM dimulai dengan pengusulan proposal, pelaksanaan program bagi proposan yang lolos seleksi, monitoring pelaksanaan kegiatan, serta pemilihan kelompok PKM yang layak untuk ditampilkan di Pimnas.
Pemenang Pimnas terdiri dari juara I dan juara lainnya berdasarkan perolehan penghargaan setara emas, perak dan perunggu. Universitas yang berhasil menjadi juara umum berhak atas piala bergilir dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan “Adhikarta Kertawidya”.
UI mengadakan seleksi peserta Pimnas melalui Olimpiade Ilmiah Mahasiswa (OIM). Pemenang OIM kemudian dikirim untuk berkompetisi di kancah nasional mewakili UI. Cukup banyak mahasiswa FISIP yang tampil mewakili UI dalam Pimnas.  
LSIM – Lingkar Studi Intelektual Muda (LSIM) yang lahir pada 1 Oktober 2010 ini merupakan wadah kaderisasi kepemimpinan FISIP UI yang mengusung teguh semangat kebangsaan. Pembentukan organisasi ini terinspirasi oleh Sang Proklamator Bung Karno di Bandung.
LSIM memiliki keyakinan bahwa seorang pemimpin tidak secara tiba-tiba datang dari langit. Tapi, berkat usaha yang terus-menerus untuk melakukan suatu perubahan. Pemimpin adalah seseorang yang mampu menularkan pemikirannya ke dalam pemikiran banyak orang lainnya. LSIM percaya bahwa seorang pemimpin dapat diciptakan. Siapa saja bisa menjadi pemimpin melalui usaha dan penempaan diri agar dapat memiliki karakter seorang pemimpin.
Dengan bergabung di LSIM, mahasiswa FISIP UI dapat belajar banyak mengenal kepemimpinan sehingga akan semakin menyadari bahwa potensi menjadi seorang pemimpin ada dalam tiap-tiap individu. LSIM berkomitmen membentuk pemimpin-pemimpin yang tidak hanya berkompeten, namun juga mempunyai kepedulian, berani dalam mengambil keputusan, dan kreatif. LSIM menghendaki lahirnya para pemimpin muda dengan semangat kebangsaan yang tinggi sehingga kelak dapat memajukan bangsa ini ke arah yang dicita-citakan para pejuang kemerdekaan.
IMUN --Indonesia Model United Nations (IMN) adalah simulasi sidang PBB yang diselenggarakan oleh FISIP UI. IMUN adalah Model United Nations pertama tingkat universitas yang menyatukan semangat konferensi dan kompetisi dengan menggunakan diplomasi sebagai alat. Dalam acara ini, para peserta akan menjadi delegasi masa depan, berunding dengan rekan-rekan mereka untuk memperoleh solusi yang tepat. Diharapkan IMUN akan diikuti oleh 165 peserta dari berbagai universitas di seluruh Indonesia dan akan menjadi titik pertemuan bagi para pemimpin muda masa depan yang berani untuk menantang diri mereka sendiri dalam memecahkan berbagai isu-isu yang mendunia.
Perserikatan Bangsa-Bangsa atau PBB (United Nations) saat ini merupakan organisasi yang paling disegani di dunia. Dengan adanya IMUN, kita dapat meningkatkan potensi kemampuan analisis mahasiswa untuk memahami kekuatan dan kelemahan negara-negara di dunia. Mereka akan mempersiapkan serangkaian negosiasi dan perdebatan sebagaimana layaknya terjadi di Markas PBB. IMUN akan meningkatkan kapasitas untuk meminimalkan kerusakan politik lantaran kegagalan diplomasi di PBB. FISIP UI sangat mendukung dan memfasilitasi kegiatan IMUN. Semua pihak percaya bahwa IMUN di masa mendatang akan memberikan kontribusi untuk kemajuan kepentingan nasional Indonesia dan dunia.  
IMUN memiliki tiga kegiatan: pertama, Roadshow. Pada kegiatan ini, Panitia IMUN mendatangi kampus-kampus seluruh Indonesia untuk mensosialisasikan IMUN. Kedua, Workshop. Kegiatan ini bertujuan menambang pengetahuan mengenai isu-isu global yang akan menjadi topik pada IMUN Conference. Workshop ini terbuka untuk umum, tidak hanya terbatas untuk peserta saja. Dan ketiga, Conference. Conference merupakan kegiatan puncak dari IMUN. Dalam IMUN Conference, pada mahasiswa akan berperan sebagai delegasi dari negara tertentu. Konferensi ini dibagi ke dalam lima komite. Di bawah bimbingan dari qualified directors, diharapkan kelima komite tersebut dapat menghasilkan resolusi untuk isu global yang dibahas sesuai dengan keinginan masyarakat global.
IMUN terbuka bagi semua bidang ilmu sosial, tidak hanya untuk mahasiswa Departemen Hubungan Internasionak. Karena, tujuan IMUN selain melatih skill diplomasi ialah untuk mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam berpikir kritis. Jadi, jangan ragu untuk berpartisipasi.  IMUN pertama kali diadakan pada tahun 2010, diikuti oleh 180 mahasiswa dari seluruh Indonesia dan beberapa mahasiswa dari Asia Tenggara. IMUN Conference kedua diselenggarakan pada 3-5 Oktober 2011 terbuka untuk 400 mahasiswa dari seluruh dunia.
SEC –Mahasiswa FISIP UI tidak hanya dididik untuk piawai diskusi, berdiplomasi, dan menjadi pemimpin yang andal. Mereka juga diberi wadah untuk mengembangkan naluri kewirausahaan melalui Student Entrepreneurship Community (SEC)
SEC didirikan pada tahun 2010 atas gagasan Dekan FISIP UI Prof. Dr. Bambang Shergi Laksmono. Komunitas ini eksis untuk meningkatkan leadership, kreativitas, dan inovasi mahasiswa. Setelah lulus dari FISIP UI mereka diharapkan tidak hanya bergantung pada bursa pasar kerja, tapi dapat menciptakan lapangan pekerjaan sendiri.
Kegiatan yang dikembangkan di SEC, adalah: pertama, Program Entrepreneurship. Program ini berupa pelatihansolutif yang dilaksanakan secara rutin berupa seminra dan workshop. Tindak lanjut dari pelatihan tersebut adalah memberikan Kredit Usaha Mahasiswa (KUM).
Kedua, Program Riset dan Advokasi. SEC akan melakukan penelitian mengenai isu-isu strategis seputar kewirausahaan. Kegiatan ini dilangsungkan bekerja sama dengan perusahaan dan lembaga penelitian terkemuka. Dan ketiga, Inkubator Bisnis.SEC memelihara hubungan dengan para dosen, mahasiswa dan alumni untuk menjalankan suatu bentuk bisnis nyata dengan dukungan fasilitas infrastruktur yang terus berkembang. Kegiatan bisnis tersebut dimanifestasikan ke dalam distro. 

No comments:

Post a Comment