Beberapa Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang
bergerak di bidang kesehatan akan melebur pada Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial (BPJS). Oleh karena itu, diperlukan data-data yang lengkap untuk para
peserta BPJS.
Direktur Utama PT Jamsostek (Persero) Elvyn G
Masassya mengatakan, data merupakan jantung untuk melakukan segala sesuatu.
Sama halnya dengan melaksanakan BPJS pada awal 2014.
"Seluruh aktivitas itu bersumber data. Karena
itu, olahan data sangat penting sekali," kata Alvyn, saat di acara
penandatanganan perjanjian kerjasama di gedung utama Kementerian Tenaga Kerja
dan Transmigrasi (Kemenakertrans), Kalibata, Jakarta, Senin (15/4/2013).
Alvyn melanjutkan, sinergi dengan Dirjen Jenderal
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kemendagri akan memberikan kemudahan bagi
pekerja agar bisa memanfaatkan penggunaan smart card.
Tidak hanya itu, menurut Alvyn, saat ini masih ada
kendala bagi masyarakat yang memilik identitas lebih dari satu identitas.
"Sinergi ini baik, tujuannya bagaimana data
itu terjaga dengan baik, dan memberikan manfaat bagi semuanya, serta tidak ada
lagi data yang di mana satu orang mempunyai lebih dari satu identitas,"
tambahnya.
Selain itu, dia mengatakan sampai saat ini pekerja
yang terdaftar Jamsostek sebanyak 30,4 juta, dan ditargetkan akan naik menjadi
110 juta dengan melalui program BPJS.
Sekadar informasi, Dewan Jaminan Sosial Nasional
(DJSN) telah menetapkan roadmap yang harus ditempuh dalam mempersiapkan
operasionalisasi BPJS pada 2014. Dalam roadmap tersebut, akan memetakan proses
transformasi Jamsostek dan Askes menjadi BPJS.
No comments:
Post a Comment