Thursday, April 11, 2013

Manfaat Kepesertaan, Jamsostek Menjadi Kebutuhan


Mengikuti program Jamsostek, harusnya menjadi sebuah kebutuhan. Jadi, tidak hanya sekadar kewajiban karena adanya aturan.

Demikian dikemukakan Hendrawinata dari Kantor Akuntan Publik (KAP) Hendrawinata & Eddy Sidharta, di Jakarta, Rabu (10/4). Pernyataan itu disampaikannya, ketika salah seorang senior manajer di kantor tersebut menerima uang jaminan kecelakaan kerja (JKK), jaminan hari tua (JHT), serta jaminan kematian (JK).

Karyawan di kantor akuntan publik, yang bernama Cahyanto Binarto, meninggal dunia saat melakukan kegiatan yang diselenggarakan kantor tersebut pada September 2012 lalu. Sebagai peserta Jam-sostek, karyawan itu menerima santunan dari Jamsostek, yang diterimakan Nancy, selaku ahli warisnya.

"Jumlah yang diterima cukup signifikan, hampir mencapai satu miliar," kata Hendra. Kalau uang itu, lanjutnya, dikelola dengan baik, bisa untuk menghidupi keluarga almarhum. Manfaat itulah, sesungguhnya, yang mendorong Hendra menyertakan seluruh karyawannya untuk menjadi peserta Jamsostek.

Ke depan, dia berharap, Jamsostek bisa lebih gencar lagi dalam menyosialisasikan program-programnya. Dengan begitu, peserta bisa mengetahui lebih banyak lagi manfaat menjadi peserta Jamsostek.

Pada kesempatan yang sama, seorang karyawan PT Kompas Gramedia Sigit Harnadi, menerima JHT karena memasuki masa pensiun. "Jumlahnya cukup signifikanlah," ujarnya. Dia mengatakan, JHT merupakan sebuah investasi di hari tua. Dengan JHT, imbuhnya, tidak hanya membawa kesejahteraan, namun juga kebahagiaan.

Jelang transformasi PT Jamsostek menjadi Badan Pengelola Jaminan Sosial (BPJS) 2014 mendatang, Jamsostek hendaknya mampu meyakinkan menjadi peserta merupakan investasi hari tua. Untuk itu, program-program Jamsostek hendaknya lebih sering lagi disosialisasikan. "Dengan begitu, peserta bisa merasakan manfaat yang lebih optimal lagi," ujar Sigit.

No comments:

Post a Comment