Perusahaan yang bergerak di bidang jasa harus mengutamakan peningkatan pelayanan dalam aktivitasnya sehari-hari. Karena pelayanan maksimal akan mendukung kinerja dan menumbuhkembangkan perusahaan. "PT Jamsostek (Persero) tak terkecuali. Kami harus mengoptimalkan pelayanan agar peserta tidak lagi mengeluh. Justru sebaliknya peserta merasa punya kesan mendalam yang bisa diceritakan pada peserta lainnya," kata Direktur Pelayanan Jamsostek, Ahmad Riyadi saat menghadiri "Jamsostek Goes to Society" di Palembang, Sumatera Selatan, akhir pekan lalu.
Menurut
Ahmad Riyadi, perubahan pola pelayanan ini sudah dilakukan dan ditargetkan
tahun depan pelayanan dari kantor pusat hingga kantor cabang Jamsostek telah
berubah menjadi berkualitas dan lebih baik. "Pelayanan tidak hanya menjadi
tanggungjawab kami di direktorat pelayanan, tetapi sudah menjadi tanggung jawab
semua karyawan Jamsostek,” ujarnya. Dia menambahkan, sudah menjadi keharusan
setiap insan Jamsostek berempati pada peserta. Mulai dari security hingga
direksi harus mampu melayani dengan ramah.
"Tentu
untuk mengubah budaya ini tidaklah mudah karena menyangkut sikap dan karakter
masing-masing individu. Hanya saja itu bisa berubah bila dibiasakan. Target
kami setahun pelayanan kami sudah berubah,” jelas dia. Sedangkan bagi peserta,
sambung Ahmad Riyadi, keluhan terhadap pelayanan akan diakomodasi. "Kami
akan membuat satu sistem teknologi (touch screen) dimana setiap peserta yang
mendapati atau tidak dilayani secara maksimal oleh karyawan kami bisa
menggunakan mesin yang telah kami sediakan di kantor-kantor Jamsostek,”
terangnya.
Dengan
demikian, kata dia, level pimpinan atau dari kepala kantor wilayah hingga
Direksi Jamsostek bisa melihat menggunakan i-pad dan sejenisnya guna mengetahui
keluhan-keluhan yang disampaikan peserta. "Kami akan memberikan sangsi
tegas pada kepala kantor cabang yang kedapatan tidak melayani dengan baik pada
para peserta,” tuturnya. Ahmad Riyadi melanjutkan Jamsostek terus
mensosialisasikaan perbaikan layanan dan tambahan manfaat program tidak hanya
pada peserta tetapi juga masyarakat luas. Setelah Jamsostek Goes to Society
masih ada lagi Goes to Campus yang dimaksudkan menjaring sebanyak-banyaknya
peserta non informal.
"Khusus
kampus, satu hal setelah mahasiswa lulus mereka mengatahui tentang Jamsostek,
program dan manfaatnya. Sehingga bisa bergabung menjadi peserta
Jamsostek," katanya. Sebelumnya Jamsostek juga menggelar "Customer
Gatering" di sejumlah kota besar. Tujuannya memperkenalkan program
Jamsostek sebelum pelaksanaan BPJS ketenagakerjaan.
"Banyak
peserta belum mengenal manfaat program Jamsostek seperti Pinjaman Uang Muka
Perumahan dan Rumah Susun Sewa Pekerja," kata Kepala Kantor Jamsostek
Wilayah Sumatera Bagian Selatan, Marseli Tambayong. Selain itu masih ada
operasi jantung, HIV/AIDS dan cuci darah. Hingga saat ini jumlah peserta
Jamsostek mencapai 11,4 juta dan ditargetkan mencapai 30 juta. "Khusus
Sumatera Bagian Selatan mencapai 1,04
juta peserta aktif dari 21 ribu perusahaan. Klaim JKK hingga April mencapai Rp400 miliar dan
JHT Rp2 triliun.
No comments:
Post a Comment