Tiga kubah
berdiri kokoh tepat di pintu gerbang siap menyambut iring-iringan jenazah atau
para peziarah. Di depannya air mancur menjulang menghiasi pintu masuk areal
pemakaman Al-Azhar Memorial Garden di Desa Teluk Jambe, Karawang Timur, Jawa
Barat. Susana sore Rabu pertengahan Juni 2013 terlihat sepi, hanya beberapa
pekerja sedang merapihkan klaster Saliyah.
Sebuah
gundukan tanah berselimut rumput gajah dengan batu nisan putih terlihat paling
mencolok di antara makam lainnya. Satu pot bunga berukir kembang terompet
berada di atas pusara. Penghuninya adalah Aan Husdiana bin O. Wiganda. Dia
merupakan korban jatuhnya pesawat Sukhoi Super Jet 100 di Gunung Salak, Bogor,
Jawa Barat, tahun lalu. Almarhum kapten pilot Kartika Airlines.
Aan
penghuni pertama Al-Azhar Memorial Garden. Tidak jauh dari pusara Aan, kubur
Suhartono bin Thohir, anggota Dewan Perwakilan Rakyat. Dia baru tiba awal bulan
ini. Sebagai tanda sementara, terdapat nisan dari kayu ditulis dengan cat
hitam.
Al-Azhar
Memorial Garden baru dua tahun diresmikan. Kompleks ini baru ditinggali
sembilan jenazah. Taman dan masjid akan dibangun untuk mendukung konsep wisata
rohani menjadi tujuan utama dari pembangunan pemakaman mewah khusus orang Islam
ini.
"Konsepnya
pemakaman itu wisata rohani, orang datang ke makam untuk berdoa," kata
Nugroho Adiwawoho Direktur Utama PT Nusantara Prima Sukses Sejati, pengembang
Al-Azhar Memorial Garden saat berbincang dengan merdeka.com di kantornya, Desa
Teluk Jambe, Karawang, Rabu pekan lalu.
Nugroho
bercerita gagasan membangun pekuburan elite ini bergulir 13 tahun lalu. Saat
itu Yayasan Al-Azhar berkantor di Jalan Sisingamangaraja, Kebayoran Baru,
Jakarta Selatan, sudah memiliki badan buat mengurusi jenazah. Baru 2009 ide itu
diwujudkan.
Al-Azhar
Memorial Garden menawarkan tiga tipe kuburan. Jenis tunggal dibanderol Rp 25
juta, sedangkan satu pusara berdua seharga Rp 80 juta. Sisanya, konsumen
menghendaki tempat khusus untuk keluarga membayar Rp 200 juta buat empat liang
lahat.
Untuk
menarik konsumen, Al-Azhar Memorial Garden mengizinkan pembeli mencicil setahun
buat tiga jenis makam itu. Kalau mau lebih ringan mencicil hingga lima tahun
dapat mengajukan lewat Bank Tabungan Negara.
"Jadi
kita ada dua, bisa pesan lebih dulu atau dadakan. Kalau dadakan harus lunas
setelah tujuh hari," ujar Nugroho. Saat ini sekitar seribu liang lahat di
klaster Saliyah terjual habis dan meski masih berupa tanah lapang.
(www.merdeka.com)
No comments:
Post a Comment