Pengobatan
hepatitis, khususnya hepatitis C, masih sangat mahal dan tak terjangkau oleh
masyarakat kebanyakan. Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi mengatakan, pengobatan
hepatitis nantinya akan ditanggung Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
"Kita
sudah masukkan dalam JKN. Jadi mereka yang hepatitis bisa mendaftarkan diri
menjadi anggota JKN, dan itu (pengobatan) akan ditanggung," kata Menkes di
sela-sela puncak peringatan Hari Hepatitis Sedunia di Monas, Jakarta Pusat,
Minggu (8/9/2013).
Diakui oleh
Menkes, pengobatan hepatitis C masih sangat mahal. Oleh karenanya, ia mengimbau
masyarakat untuk meningkatkan pencegahan. Penularan hepatitis C bisa dicegah
antara lain dengan tidak menggunakan jarum suntik maupun pisau cukur secara
bergantian.
Berbeda
dengan hepatitis yang lain, hepatitis C hingga saat ini belum bisa dicegah
dengan vaksin. Pengobatannya pun masih sangat terbatas dan harganya sangat
mahal. Obat kombinasi pegylated interferon dan ribavarin harganya mencapai Rp
2,5 juta sekali suntik dan harus diberikan tiap minggu selama kurang lebih 1
tahun.
Apabila
tidak diobati, sekitar 80 persen infeksi hepatitis C berkembang menjadi kronis.
Dampaknya dalam jangka panjang bisa menyebabkan sirosis atau pengerasan hati,
dengan berbagai komplikasi termasuk kematian akibat kanker hati.
Persaudaraan
Korban Napza Indonesia (PKNI) yang juga memeriahkan peringatan Hari Hepatitis
Sedunia yang ke-4 di Monas memberikan 9 rekomendasi untuk pemeritah terkait
mahalnya harga obat hepatitis C. Di antaranya adalah untuk melakukan negosiasi
harga obat dengan perusahaan farmasi.
"Di
kalangan pengguna napza suntik, 60-90 persen punya risko terinfeksi hepatitis
C, terutama yang sebelum ada program harm reduction sejak tahun 2001,"
kata Aris, salah seorang media officer PKNI dalam perbincangan dengan detikHealth.
Program harm reduction dilakukan dengan
menyediakan jarum suntik steril secara gratis bagi para pengguna napza yang
belum bisa mengatasi ketergantungannya. Salah satu tujuannya adalah mengurangi
risiko penularan hepatitis C maupun infeksi lain termasuk HIV (Human Imunnodeficiency Virus).
No comments:
Post a Comment