Sunday, September 8, 2013

Obat Hepatitis Sangat Mahal, Menkes Janji akan Ditanggung JKN



Pengobatan hepatitis, khususnya hepatitis C, masih sangat mahal dan tak terjangkau oleh masyarakat kebanyakan. Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi mengatakan, pengobatan hepatitis nantinya akan ditanggung Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

"Kita sudah masukkan dalam JKN. Jadi mereka yang hepatitis bisa mendaftarkan diri menjadi anggota JKN, dan itu (pengobatan) akan ditanggung," kata Menkes di sela-sela puncak peringatan Hari Hepatitis Sedunia di Monas, Jakarta Pusat, Minggu (8/9/2013).

Diakui oleh Menkes, pengobatan hepatitis C masih sangat mahal. Oleh karenanya, ia mengimbau masyarakat untuk meningkatkan pencegahan. Penularan hepatitis C bisa dicegah antara lain dengan tidak menggunakan jarum suntik maupun pisau cukur secara bergantian.

Berbeda dengan hepatitis yang lain, hepatitis C hingga saat ini belum bisa dicegah dengan vaksin. Pengobatannya pun masih sangat terbatas dan harganya sangat mahal. Obat kombinasi pegylated interferon dan ribavarin harganya mencapai Rp 2,5 juta sekali suntik dan harus diberikan tiap minggu selama kurang lebih 1 tahun.

Apabila tidak diobati, sekitar 80 persen infeksi hepatitis C berkembang menjadi kronis. Dampaknya dalam jangka panjang bisa menyebabkan sirosis atau pengerasan hati, dengan berbagai komplikasi termasuk kematian akibat kanker hati.

Persaudaraan Korban Napza Indonesia (PKNI) yang juga memeriahkan peringatan Hari Hepatitis Sedunia yang ke-4 di Monas memberikan 9 rekomendasi untuk pemeritah terkait mahalnya harga obat hepatitis C. Di antaranya adalah untuk melakukan negosiasi harga obat dengan perusahaan farmasi.

"Di kalangan pengguna napza suntik, 60-90 persen punya risko terinfeksi hepatitis C, terutama yang sebelum ada program harm reduction sejak tahun 2001," kata Aris, salah seorang media officer PKNI dalam perbincangan dengan detikHealth.

Program harm reduction dilakukan dengan menyediakan jarum suntik steril secara gratis bagi para pengguna napza yang belum bisa mengatasi ketergantungannya. Salah satu tujuannya adalah mengurangi risiko penularan hepatitis C maupun infeksi lain termasuk HIV (Human Imunnodeficiency Virus).

No comments:

Post a Comment