Tuesday, October 15, 2013

Makam Mewah dan Permanen Tak Sesuai Ajaran Islam

komplek makam al azhar memorial garden di karawang Fenomena bisnis makam modern yang mewah dewasa ini, seperti Al Azhar Memorial Garden di Karawang, disayangkan para ulama. Menurut anggota Syariah Pengurus Besar NU, Ahmad Bagja, pembangunan makam Islam tidak dianjurkan secara mewah, karena hal itu dikhawatirkan akan membuat syirik terhadap seseorang.
“Islam sendiri hanya menganjurkan makam itu diberi tanda dengan nisan yang di dalamnya ada nama dan tanggal. Tidak mengharuskan mewah seperti memakai marmer atau ditinggikan. Saya heran dari mana dalilnya,” kata Ahmad Bagja kepada Harian Terbit, di Jakarta, Kamis (26/9).
Daripada untuk bermewah-mewah, katanya, lebih baik uang tersebut dijadikan sedeqah saja. Hal itu akan bermanfaat banyak dan memberikan ketenangan kepada almarhum. “Tujuan adanya makam itu kan untuk mengingatkan kepada yang masih hidup. Mereka akan mengalami hal yang sama, karena setiap yang berjiwa itu akan mengalami kematian,” kata Bagja.
Ia menambahkan, apabila sebuah makan kelihatan mewah, orang yang melihatnya kemudian tidak menjadi takut mati. Tujuannya makam itu adalah agar seseorang selalu ingat kepada penciptanya, tapi makan jangan sampai dijadikan ajang rekreasi.
“Untuk itu, yang berwenang untuk mengingatkan atau member teguran adalah Majelis Ulama Indonesia (MUI). Dalam hal ini MUI bisa memberikan fatwa mengenai makam secara Islami kepada masyarakat luas,” kata Bagja saat ditanya, tak hanya kompleks Al Azhar Memorial Garden di Karawang yang berpenampilan mewah, di tempat-tempat pemakaman umum juga banyak warga yang membuat kuburan permanen dengan dinding tinggi, dan memolesnya secantik mungkin.
Perselisihan Pipik, isteri almarhum ustad Jeffry Al Buchori alias Uje dengan keluarga besar almarhum seperti diberitakan media, juga terkait dengan kuburan Uje. Dikhabarkan, Pipik meminta bangunan permanen makam Uje dibongkar.
Pimpinan Pondok Pesantren Assidiqiyah, KH Nur Iskandar, juga mengingatkan, tidak ada aturan untuk memewahkan makam orang Islam. Apalagi makan itu ada ada pohon-pohon, rumput mahal dan aliran air yang mengalir di dekatnya, seolah seperti di surga. “Kita kan belum tahu seperti apa surga itu. Jadinya tidak usah makam itu mewah seperti surga itu,” tegasnya.
Menurut Nur Iskandar, makam Islami itu sangat sederhana sekali, tidak perlu memakai makam marmer apalagi ditulis menggunakan tinta emas. “Itu sangat berlebihan.”
Seperti diketahui, Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar, melihat potensi mengembangkan makam khusus untuk umat muslim. Lembaga yang banyak berkecimpung di dunia pendidikan ini mempersiapkannya sejak beberapa tahun silam. Idenya berasal dari keprihatinan sulitnya mencari lahan makam yang nyaman dan senapas dengan ajaran agama.
Pihak yayasan menyiapkan dana sekitar Rp 200 milyar untuk membangun “Al-Azhar Memorial Garden”, begitu nama kompleks makam yang terletak di dekat pinggir jalan tol Jakarta-Cikampek Kilometer 52 itu. “Namun itu baru untuk membangun konstruksinya,” kata Rachmat Effendi, salah satu Direktur Al-Azhar Memorial Garden.
Dari lahan seluas 25 hektare, akan dibuat sekitar 30.000 lubang makam. Ada tiga model yang ditawarkan: single, double, dan family. Tarifnya untuk tipe single yang berdimensi 1,5 x 3 meter adalah Rp 21.903.750, tipe double dengan luas 1,5 x 3,9 meter seharga Rp 72,7 juta. Sedangkan tipe family yang berisi empat makam seluas 7,5 x 3,5 meter seharga Rp 200 juta.(www.harianterbit.com)

No comments:

Post a Comment