Memodernisasi
fasilitas, infrastruktur, dan rumah sakit-rumah sakit di Indonesia dimaksudkan
agar jumlah pasien dari Indonesia yang berobat ke luar negeri tidak meningkat.
"Modernisasi
hospital yang memiliki fasilitas dan infrastruktur yang lebih baik juga
diperlukan guna melayani pasien yang tidak mampu dan kelompok berpenghasilan
rendah. Selain itu, kita juga ingin memiliki rumah sakit yang lebih baik dengan
kualitas rumah sakit modern atau world class medical care, " kata Menteri
Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) HR Agung Laksono ketika
meresmikan operasionalisasi pelayanan Rumah Sakit Mayapada Lebak Bulus,
Jakarta, Kamis.
Hadir dalam
kesempatan itu, Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi, Menteri BUMN Dahlan Iskan,
Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring, Menteri Kelautan dan
Perikanan Cicip Sharif Sutardjo, Menteri Perumahan Rakyat Djanz Farid, Ketua
DPD Irman Gusman, Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko, Gubernur DKI Jakarta Joko
Widodo, serta Chairman Mayapada Group Prof Dr Tahir MBA.
Menurut
Menko Kesra, pengetahuan keterampilan dan kompetensi para dokter, dokter
spesialis dan paramedis rumah sakit juga perlu ditingkatkan. Dengan demikian,
rumah sakit di Indonesia memiliki daya saing yang lebih kuat.
"Nantinya
diharapkan agar peralatan medik yang akan dihadirkan oleh Rumah Sakit Mayapada
Lebak Bulus Jakarta ini harusnya tidak kalah dengan RS di luar negeri,"
kata Agung Laksono.
Menko Kesra
juga menyoroti manajemen rumah sakit. Manajemen rumah sakit, perlu dibenahi
agar menjadi manajemen yang akuntabel agar memiliki daya saing. "Saya
yakin kita mampu untuk meningkatkan daya saing komparatif dan kompetitif itu di
tahun-tahun mendatang," katanya.
Untuk
meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit, menurut Menko Kesra, pemerintah telah
mendorong pelaksanaan akreditasi RS. Rumah sakit harus mempunyai standard
pelayanan yang terukur. Dengan profesionalisme yang terus ditingkatkan,
nantinya diharapkan masyarakat akan memperoleh pelayanan kesehatan yang bermutu
dan terjangkau,
"Pada
saat ini, dari 2.068 RS, baru 1,192 yang telah terakreditasi secara nasional
atau sekitar 57,6 persen," katanya.
Menyinggung
tentang penyebaran rumah sakit, Menko Kesra mengemukakan, penyebaran rumah
sakit dan puskesmas dengan tempat perawatan (DTP) masih menjadi kendala.
Rumah sakit
lebih terkonsentrasi di perkotaan, sehingga masih ada daerah-daerah yang
kekurangan tempat tidur, terutama di daerah terpencil, perbatasan dan kepulauan
terluar (DTPK).
Menjelang
dimulainya penyelenggaraan Jaminan Sosial Kesehatan 1 Januari 2014 melalui
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), Menko Kesra juga mengharapkan agar
seluruh jajaran rumah sakit menyiapkan diri menyongsong era baru pembangunan yang
akan menuju universal health coverage (UHC) pada 1 Januari 2019.
Jumlah
tempat tidur yang diperlukan untuk menyongsong era jaminan kesehatan minimal
237.167 tempat tidur. Data Kemkes menyatakan bahwa RS di Indonesia berjumlah
2.068 unit dan terdiri dari rumah sakit pemerintah sebanyak 785 unit, dan
sisanya milik non pemerintah, dengan total jumlah tempat tidur sebanyak
229.612.
"Sementara
kita memiliki lebih dari 250.000 tempat tidur apabila kita jumlahkan dengan
30.000 tempat tidur yang ada di puskesmas dengan tempat perawatan,"
katanya
Adanya BPJS
Kesehatan, menurut Agung, akan membantu terwujudnya reformasi pembiayaan
kesehatan secara menyeluruh dan terintegrasi berdasarkan prinsip-prinsip tata
kelola (governance) yang baik guna merealisasikan keteraturan, keadilan,
perluasan kepesertaan, transparansi dan akuntabilitas jaminan kesehatan.
BPJS
Kesehatan diharapkan dapat mengelola peserta jaminan kesehatan sosial sekitar
121,1juta jiwa yang terdiri dari Penerima Bantuan Iuran (PBI) sejumlah 96 juta
jiwa; PNS, Pensiunan dan Veteran sejumlah 17,3 juta jiwa: TNI/POLRI aktif
sejumlah 2,2 juta jiwa dan jaminan kesehatan Jamsostek sejumlah 5,6 juta jiwa.
Chairman
Mayapada Group Prof Dr Tahir MBA mengemukakan, sebagai rasa peduli terhadap
masyarakat berpenghasilan rendah, RS Mayapada akan mengoperasi 100 pasien
jantung dengan biaya per orangnya Rp 120 juta yang ditanggung Mayapada
Healthcare Group, "Kami membangun rumah sakit ini sebagai bentuk dedikasi
tinggi mayapada kepada bangsa Indonesia," katanya. (www.suarakarya-online.com)
No comments:
Post a Comment