Asuransi
merupakan perlindungan terhadap diri, keluarga, serta harta benda bila terjadi
suatu musibah ataupun bencana.
Seringkali
kita sebagai konsumen hanya mengangguk-angguk saat mendengarkan penjelasan agen
asuransi yang menawarkan produknya. Sebagian besar agen menawarkan produk yang
dijualnya, bukan produk yang kita perlukan. Masalahnya, seringkali kita juga
tidak mengerti dan tidak paham benar produk asuransi apa sebenarnya diperlukan.
Pengetahuan
dasar mengenai jenis-jenis asuransi jiwa saja terkadang membuat pusing. Masih
banyak konsumen yang tidak dapat membedakan antara produk tradisional dengan
produk non tradisional. Sementara penjelasan para agen juga sekadarnya saja,
belum benar-benar memenuhi dahaga keingintahuan para nasabah. Sebaliknya,
nasabah juga perlu lebih banyak bertanya dan memiliki pengetahuan tentang
asuransi.
Nah, apa
saja asuransi yang ada di Indonesia?
Di
Indonesia, jenis asuransi jiwa terbagi menjadi dua jenis besar, yakni asuransi
tradisional dan asuransi nontradisional.
Mari kita
bahas mengenai asuransi tradisional. Asuransi ini terbagi menjadi tiga jenis,
yakni Asuransi term life ( berjangka), whole life (seumur hidup), dan endowment
(dwiguna). Jangan pusing dulu dengan istilah-istilah ini. Mari kita bahas satu
per satu.
Asuransi
term life (berjangka)
Asuransi
berjangka hanya memberikan proteksi dalam jangka waktu tertentu saja.
Proteksinya bisa sesingkat naik pesawat dari Jakarta ke Semarang atau selama 20
tahun. Jika tidak terjadi risiko, uang asuransi tidak dikembalikan atau hangus.
Asuransi
jenis ini memiliki premi paling murah di antara asuransi lainnya. Uang
pertanggungannya pun bisa besar, mencapai miliaran dengan premi yang tidak
terlalu menguras isi kantong. Asuransi jenis term life tidak memiliki nilai
tunai. Jika pada masa berakhirnya kontrak asuransi si tertanggung masih sehat
walafiat, kontrak berakhir dan tidak ada uang yang diberikan kepada
tertanggung.
Mungkin
banyak orang yang beranggapan membeli asuransi term life membuang uang karena
tidak ada uang yang didapat jika kontrak berakhir dan tertanggung tidak
meninggal dunia. Akan tetapi, nanti dulu, apakah kita tidak lebih bersyukur
karena dikaruniai kesehatan dan umur panjang?
Sama halnya
dengan menyewa petugas satpam untuk menjaga rumah dari kemalingan dalam satu
malam. Jika tidak terjadi kemalingan pada malam itu, apakah kita dapat menarik
kembali gaji si petugas satpam pagi hari berikutnya? Bukankah kita harus
bersyukur karena rumah kita aman?
Asuransi
whole life
Asuransi
ini mengandung nilai tabungan. Masa proteksinya pun lebih panjang, hingga
mencapai 99 tahun. Asuransi ini disebut sebagai penyempurnaan asuransi term
life yang tidak memiliki nilai tunai. Pada asuransi whole life, ketika kontrak
berakhir dan tertanggung masih sehat walafiat, ada nilai tunai yang diberikan.
Risikonya,
premi yang dibayarkan lebih mahal karena risiko klaim pasti terjadi. Jarang ada
orang yang sehat sampai usia 99 tahun kan? Di Indonesia, angka harapan hidup
laki-laki 65 tahun dan perempuan 70 tahun. Nilai tunai polis whole life dapat
dijadikan agunan pinjaman dan ada bonus dividen dari perusahaan bagi pemegang
polis whole life.
Selain itu,
jika tidak dapat membayar preminya, pemegang polis dapat mengambil dana dari
nilai tunai ini. Fitur ini tidak ada pada jenis term life.
Sayangnya,
bunga dari tabungan yang diinvestasikan jauh lebih rendah dibandingkan dengan
tingkat suku bunga di pasaran. Tabungan dalam asuransi whole life memberikan
bunga hanya sekitar 4 persen per tahun, belum dikurangi biaya dan pajak.
Ketika
membeli polis, nilai tunai terlihat besar. Namun, coba hitung ulang dengan
memasukkan faktor inflasi riil umum yang rata-rata mencapai 12 persen, nilai
tunai ini akan tergerus dan menjadi kecil ketika polis jatuh tempo.
Asuransi
endowment
Asuransi
ini merupakan produk asuransi berjangka yang memiliki keuntungan ganda.
Sifatnya seperti asuransi berjangka sekaligus sebagai tabungan. Produk ini amat
populer sebelum muncul produk unit link.
Bentuk
asuransi endowment beragam. Ada bonus yang muncul secara teratur, misalnya 3
tahun atau 5 tahun. Premi asuransi endowment ini jauh lebih mahal dibandingkan
dengan asuransi berjangka atau whole life. Pamor endowment memudar seiring
dengan munculnya unit link. Selain itu karena royal memberikan bonus, biaya
asuransi endowment justru memberatkan perusahaan asuransi.
Itu adalah
berbagai jenis asuransi jiwa yang ada di Indonesia. Nah bagaimana dengan
asuransi nontradisional? (bisniskeuangan.kompas.com)
No comments:
Post a Comment