Sunday, November 3, 2013

Bolehkah Membangun Makam Secara Mewah?

Mengistimewakan kuburan terutama ulama, tokoh agama, atau orang sholeh, hanya akan membawa kita kepada kesyirikan.

AKHIR -akhir ini renovasi makam seorang ustad kondang menjadi pembicaraan hangat di beberapa televisi. Ada yang bilang makam mewah untuk seorang tokoh agama adalah sangat perlu, terutama untuk kenyamanan para peziarah. Bahkan ada ulamalain yang ingin membuatkan kubah untuk sang tokoh ustad itu.

Namun ada juga yang berpendapat bahwa bagi seorang Muslim seharusnya kuburan tidak boleh dibangun secara mewah atau berlebihan. Jadi, mana yang benar?

Dilansir dari Muslim.or.id (25/9/2013) memuat beberapa hadis yang melarang berlebih-lebihan dalam membangun sebuah makam atau kuburan, walau untuk tokoh ulama sekalipun.

1. Dalam hadis riwayat Muslim no.532, Rasulullah SAW bersabda :
"Ingatlah bahwa orang-orang sebelum kalian, mereka telah menjadikan kubur nabi dan orang-orang soleh sebagai masjid. Ingatlah, jangan jadikan kubur menjadi masjid. Sungguh aku benar-benar melarang dari yang demikian".

2. Dalam hadis riwayat Bukhari no.434, Rasulullah SAW bersabda :
"Mereka adalah kaum yang jika hamba atau orang sholeh mati di tengah-tengah mereka, maka mereka membangun masjid di atas kuburnya. Lantas mereka membuat gambar-gambar (orang shaleh) tersebut. Mereka inilah sejelek-jelek mahluk di sisi Allah SWT".

Tak hanya masjid atau bangunan yang dilarang Allah SWT dibangun di atas makam, tetapi juga mengenai ketinggian kuburan, seperti :

1. HR.Muslim no.969, Ali bin Abi Tholib, mengatakan
"Sungguh aku mengutusmu dengan sesuatu yang Rasulullah SAW perintahkan, yaitu jangan engkau biarkan patung/gambar melainkan engkau musnahkan dan jangan biarkan kubur tinggi dari tanah melainkan engkau diratakan".
Pakar Syafi'i, Syaikh Mustofa Al Bugho, mengatakan
"Boleh kubur ditinggikan sejengkal dari atas tanah, sehingga lebih mudah dihormati dan diziarahi" (At-Tadzhib 95).

2. HR.Muslim 970, Jabir berkata :
"Rasulullah melarang untuk memberi semen pada kubur, duduk di atas kubur dan memberi bangunan di atas kubur".

3. Imam Nawawi rahimahullah, mengatakan "ajaran Rasul adalah kuburan hanya boleh ditinggikan satu jengkal dari tanah, hampir rata dengan tanah". Itulah pendapat mazhab Syafi'i (Syarh Shahih Muslim 7:37).

Dari beberapa hadis yang ada di atas bisa disimpulkan bahwa kuburan tidaklah dibuat secara mewah atau bahkan berlebihan. Hampir semua hadis mengatakan ketinggian kuburan dari tanah hanyalah satu jengkal. Mengistimewakan kuburan terutama ulama, tokoh agama, atau orang sholeh, hanya akan membawa kita kepada kesyirikan. Dimana Islam sangat melarang praktek syririk/menduakan Allah SWT.
Hanyalah Allah SWT semata yang boleh diagungkan.


No comments:

Post a Comment