Mengistimewakan kuburan terutama
ulama, tokoh agama, atau orang sholeh, hanya akan membawa kita kepada
kesyirikan.
AKHIR
-akhir ini renovasi makam seorang ustad kondang menjadi pembicaraan hangat di
beberapa televisi. Ada yang bilang makam mewah untuk seorang tokoh agama adalah
sangat perlu, terutama untuk kenyamanan para peziarah. Bahkan ada ulamalain
yang ingin membuatkan kubah untuk sang tokoh ustad itu.
Namun ada
juga yang berpendapat bahwa bagi seorang Muslim seharusnya kuburan tidak boleh
dibangun secara mewah atau berlebihan. Jadi, mana yang benar?
Dilansir
dari Muslim.or.id (25/9/2013) memuat beberapa hadis yang melarang
berlebih-lebihan dalam membangun sebuah makam atau kuburan, walau untuk tokoh
ulama sekalipun.
1. Dalam
hadis riwayat Muslim no.532, Rasulullah SAW bersabda :
"Ingatlah
bahwa orang-orang sebelum kalian, mereka telah menjadikan kubur nabi dan
orang-orang soleh sebagai masjid. Ingatlah, jangan jadikan kubur menjadi
masjid. Sungguh aku benar-benar melarang dari yang demikian".
2. Dalam
hadis riwayat Bukhari no.434, Rasulullah SAW bersabda :
"Mereka
adalah kaum yang jika hamba atau orang sholeh mati di tengah-tengah mereka,
maka mereka membangun masjid di atas kuburnya. Lantas mereka membuat
gambar-gambar (orang shaleh) tersebut. Mereka inilah sejelek-jelek mahluk di
sisi Allah SWT".
Tak hanya
masjid atau bangunan yang dilarang Allah SWT dibangun di atas makam, tetapi
juga mengenai ketinggian kuburan, seperti :
1.
HR.Muslim no.969, Ali bin Abi Tholib, mengatakan
"Sungguh
aku mengutusmu dengan sesuatu yang Rasulullah SAW perintahkan, yaitu jangan
engkau biarkan patung/gambar melainkan engkau musnahkan dan jangan biarkan
kubur tinggi dari tanah melainkan engkau diratakan".
Pakar
Syafi'i, Syaikh Mustofa Al Bugho, mengatakan
"Boleh
kubur ditinggikan sejengkal dari atas tanah, sehingga lebih mudah dihormati dan
diziarahi" (At-Tadzhib 95).
2.
HR.Muslim 970, Jabir berkata :
"Rasulullah
melarang untuk memberi semen pada kubur, duduk di atas kubur dan memberi
bangunan di atas kubur".
3. Imam
Nawawi rahimahullah, mengatakan "ajaran Rasul adalah kuburan hanya boleh
ditinggikan satu jengkal dari tanah, hampir rata dengan tanah". Itulah
pendapat mazhab Syafi'i (Syarh Shahih Muslim 7:37).
Dari
beberapa hadis yang ada di atas bisa disimpulkan bahwa kuburan tidaklah dibuat
secara mewah atau bahkan berlebihan. Hampir semua hadis mengatakan ketinggian
kuburan dari tanah hanyalah satu jengkal. Mengistimewakan kuburan terutama
ulama, tokoh agama, atau orang sholeh, hanya akan membawa kita kepada
kesyirikan. Dimana Islam sangat melarang praktek syririk/menduakan Allah SWT.
Hanyalah
Allah SWT semata yang boleh diagungkan.
No comments:
Post a Comment