Keinginan
PT Asuransi Jasindo (Persero) memiliki bisnis asuransi jiwa tak akan terkabul
tahun ini.
Perusahaan
asuransi kerugian pelat merah ini memasukkan rencana pendirian asuransi jiwa
yang dibentuk bersama dengan Bank Tabungan Negara (BTN) ini dalam Rencana
Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) tahun 2014.
Jasindo dan
BTN awalnya berencana sudah memiliki perusahaan asuransi jiwa di akhir tahun
ini. Solihah, Direktur Keuangan dan Investasi Jasindo, mengakui tidak mudah
mendirikan bisnis baru di tahun yang sempat diwarnai ketidakpastian ekonomi
ini. "Tapi pembicaraan teknis dengan BTN masih terus berjalan," kata
dia, Kamis (7/11/2013).
Pendirian
asuransi jiwa merupakan salah satu cara Jasindo memperbesar porsi pendapatan
ritel. "Saat ini, sekitar 65%-70% pendapatan premi masih dari
korporasi," kata Solihah.
Sejak tahun
ini, Jasindo memang memperbesar porsi premi ritel agar komposisinya dengan
korporasi seimbang. Jasindo menggaet jumlah premi dari produk yang sudah ada
maupun meluncurkan produk baru.
Salah satu
produk baru Jasindo tahun ini untuk memperbesar ritel adalah asuransi tenaga
kerja Indonesia (TKI) dan asuransi ternak sapi. Keduanya merupakan asuransi
konsorsium dan Jasindo menjadi pemimpin asuransi ini.
Asuransi
penerbangan Jasindo, yang juga merupakan konsorsium juga segera terbit. Tahun
depan, konsorsium asuransi ikut pertanian meluncur. Sebelumnya, Sahata L.
Tobing, Direktur Ritel Jasindo, mengatakan ada sekitar sepuluh perusahaan
asuransi yang turut dalam konsorsium penerbangan.
Sejauh ini,
menurut Solihah, asuransi kendaraan bermotor mendominasi kontribusi produk
ritel Jasindo. Berikutnya adalah asuransi aneka, termasuk di dalamnya asuransi
kesehatan.
Solihah
yakin tahun ini bisa mencapai target premi Rp 3,9 triliun. "Saat ini sudah
lebih dari Rp 3 triliun," kata dia. Pencapaian laba juga bisa tercapai
karena keloaan dana investasi masih membuahkan hasil.
Hingga
Oktober, Jasindo meraup keuntungan Rp 125 miliar dari penempatan dana
investasi. Solihah bilang, mayoritas atau sekitar setengah dari dana investasi
ditempatkan di deposito. Dana ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan jangka
pendek Jasindo semisal membayar klaim.
Penempatan
kedua terbesar, sekitar 20% dana investasi ditempatkan di obligasi. Sebesar 15%
ditempatkan di reksadana dan di saham hanya sekitar 3%. (www.tribunnews.com)
No comments:
Post a Comment