Wednesday, November 20, 2013

Rahasia-rahasia di Balik Pengharaman Riba




Di antara faktor yang dapat meruntuhkan segenap nilai dan pahala yang dikandung oleh zakat dan sedekah, sekaligus merupakan satu-satunya faktor yang dibenci Allah Swt. adalah ‘riba’. Islam melarang keras praktek-praktek transaksi yang di dalamnya terdapat unsur-unsur riba baik itu sedikit maupun banyak. Islam melarang riba karena pada dasarnya riba merupakan sebentuk aktifitas yang jauh dari nilai-nilai kemanusiaan. Sebagaimana ditegaskan oleh Allah Swt. melalu firman-Nya:  
“Orang-orang yang memakan harta riba tidak akan dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan lantaran tekananan penyakit gila (harta). Keadaan mereka yang demikian itu, disebabkan mereka berkata, sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba. Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.” (QS: Al-Baqarah [2]: 275).
Serta ancaman dari Allah Swt. terhadap para pelaku riba terlihat jelas dalam firman-Nya:

“Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa.” (QS: Al-Baqarah [2]: 275-276).
Dan pada ayat selanjutnya, Allah Swt. kembali menegaskan dan memperingatkan bagi kaum muslimin untuk senantiasa menjauhkan diri dari praktek-praktek riba dalam segala transaksi yang dilakukannya. Sebagaimana firman Allah Swt.:

Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya.” (QS: Al-Baqarah [2]: 278-279).
Jika kita cermati, kita tidak akan meragukan lagi bahwa segala bentuk transaksi yang di dalamnya mengandung unsur riba akan sangat merugikan banyak kalangan dan dapat mencederai nilai-nilai keadilan. Karena riba merupakan salah satu faktor yang dapat menghancurkan ruh kemaslahatan umum dalam agama, yaitu rahmat dan saling tolong-menolong.
Sebenarnya sangat sederhana bila kita ingin membangun rasa saling percaya diantara manusia dalam kehidupan sosialnya. Langkah yang harus kita ambil sudah sangat jelas. Yaitu dengan selalu berupaya menjaga keimanan kita. Atas dasar iman, kita akan dapat mengejawantahkan rasa kepedulian dan pengertian dalam setiap tindakan kita. Berdasarkan iman pula, segala hal yang berkaitan dengan perilaku kita akan dapat mencerminkan cara beragama kita. Dan ketahuilah, betapa agama Islam itu selalu memotivasi manusia untuk senantiasa melakukan kebaikan, dan melarangnya melakukan tindak kejahatan. Hal ini telah ditetap oleh Allah Swt. dalam firman-Nya:

  
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, serta beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; diantara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.” (QS: Ali-Imran [3]: 110).

No comments:

Post a Comment