Sunday, November 17, 2013

Rahasia-rahasia di Balik Shalat Sunah



Rasulullah Saw. telah memberi pengetahuan agama kepada kita melalui hadits-haditsnya. Dalam hadits-hadits tersebut kita diajarkan dan dianjurkan untuk mendirikan shalat-shalat sunah; baik itu shalat sunah seperti yag dikerjakan secara biasa (pada umumnya) maupun shalat sunah yang dikerjakan secara berlebihan bagi mereka yang ingin memperbanyak amal kebaikannya.
Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar r.a. bahwa ia senantiasa menjaga shalat sunah dua rakaat sebelum dan sesudah shalat dzuhur, dua rakaat setelah shalat maghrib, dua rakaat setelah shalat isya’, dan dua rakaat sebelum shalat subuh. Suatu ketika, ia menunggu Rasulullah Saw. untuk melaksanakan shalat subuh secara berjamaah. Lama ia menunggu, namun Rasulullah Saw. masih belum datang. Akhirnya sayidah Hafshah memberitahunya bahwa Rasulullah Saw. setelah masuk waktu shalat dan muadzin telah selesai melantunkan kalimat-kaliamat adzan, beliau mendirikan shalat dua rakaat.” (HR. Muttafaq ‘Alaih).
Shalat Malam
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. bahwa suatu ketika Rasulullah Saw. ditanya oleh seorang sahabat, “Wahai Rasulullah Saw., shalat apakah yang paling utama setelah shalat wajib lima waktu?” Rasulullah Saw. menjawab, “Shalat sunah pada waktu sepertiga malam.” Sahabat tadi bertanya lagi, “Wahai Rasulullah Saw., puasa apakah yang paling utama setelah puasa pada bulan Ramadhan?.” Rasulullah Saw. menjawab, “Puasa pada bulan Muharram.”
Diriwayatkan dari Ibnu Umar r.a. bahwa suatu hari ada seorang sahabat yang  berdiri lalu bertanya pada Rasululah, “Wahai Rasulullah Saw., bagaimakah tata-cara shalat malam itu?” Rasulullah Saw. menjawab, “Shalat malam itu dikerjakan dua rakaat, dua rakaat. Dan sesaat sebelum pagi, shalat sunah witirlah satu rakaat.” (HR. Muttafaq ‘Alaih).
Imam Ahmad dalam riwayatnya menambahkan, “Shalat malam itu dua rakaat, dua rakaat yang masing-masing diakhiri dengan salam.”
Dan dalam riwayat Imam Muslim, “Ibnu Umar lalu ditanya, “Apakah yang dimaksud dengan dua rakaat-dua rakaat itu?”Ia pun menjawab, “Setiap dua rakaat yang diakhiri dengan salam.”
Shalat Witir
Diriwayatkan dari Abu Ayub r.a. bahwa Rasullah bersabda, “Shalat sunah witir benar adanya. Barang siapa yang menghendaki shalat sunah witir sebanyak lima rakaat, maka lakukanlah. Barang siapa yang menghendaki shalat sunah witir sebanyak tiga rakaat, maka lakukanlah. Dan barang siapa yang menghendaki shalat sunah witir hanya dengan satu rakaat, maka lakukanlah.”
Dalam redaksi Imam Abu Daud dikatakan, “Shalat sunah witir itu benar adanya. Dan bagi setiap muslim dibenarkan untuk melakukannya.” Ibnu Mundzir r.a. memberikan komentar bahwa shalat sunah witir memang benar dan dibenarkan. Namun derajatnya tidak sampai pada derajat wajib sebagaimana shalat lima waktu dalam sehari-semalam.
Diceritakan pula dari Kharijah bin Hudzafah r.a. bahwa “Suatu ketika Rasulullah Saw. sebelum memimpin shalat subuh berjamaah, beliau bersabda, “Sesungguhnya Allah Swt. telah memberi kalian satu amalan shalat sunah yang memiliki derajat kebaikan yang tinggi. Kami pun bertanya, “Wahai Rasulullah Saw., apakah shalat sunah itu?” Rasulullah Saw. menjawab, “Ia adalah shalat sunah witir; yaitu shalat sunah yang dilakukan diantara setelah shalat isya’dan sebelum shalat subuh.”
Shalat Sunah Fajar
Diriwayatkan dari sayidah Aisyah r.a. bahwa “Ketika Rasulullah Saw. mengerjakan shalat sunah dua rakaat pada waktu fajar, beliau  melaksanakannya dengan bersungguh-sungguh.” Dan dalam riwayat sayidah Aisyah r.a. yang lain bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Shalat sunah dua rakaat pada waktu fajar jauh lebih baik daripada dunia dan isinya.” (HR. Imam Ahmad, Imam Muslim dan Imam Tirmidzi).
Shalat Sunah Dhuha
Dicerikan dari sayidah Aisyah r.a. bahwa “Rasulullah Saw. melakukan shalat sunah dhuha sebanyak empat rakaat, dan kadang-kadang ia menambahkannya.” (HR. Imam Ahmad, Imam Muslim dan Imam Ibn Majah).
Shalat Sunah sebelum dan sesudah Shalat Dzuhur
Diriwayatkan dari Umu Habibah r.a. bahwa ia pernah mendengar Rasulullah Saw. bersabda, “Barang siapa melaksanakan shalat sunah empat rakaat sebelum shalat dzuhur, dan empat rakaat setelah shalat dzuhur, maka Allah Swt. akan mengharamkannya untuk masuk ke dalam neraka.”
Shalat Sunah sebelum Shalat Ashar
Deceritakan dari Ibnu Umar r.a. bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Allah Swt. akan memberikan rahmat-Nya bagi siapa saja yang melaksanakan shalat sunah empat rakaat sebelum shalat ashar.” (HR. Imam Ahmad, Imam Abu Daud dan Imam Tirmidzi).
Shalat Sunah Setelah Wudhu
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah Saw. berkata kepada sahabat Bilal r.a. sebelum shalat subuh, “Wahai Bilal, beritahukanlah kepadaku amalan apa yang semestinya aku lakukan dalam agama Islam. Ketahuilah bahwa aku mendegar suara kepak kedua sandalmu di surga nanti bersamaku.” Sahabat Bilal menjawab, “Aku tidak selalu dalam keadaan suci dalam sehari-semalam. Namun, ketika aku berada dalam keadaan suci, aku selalu mendirikan shalat sunah.” (HR. Muttafaq ‘Alaih).
Shalat Sunah Tahiyat Masjid
Diceritakan dari Abu Qatadah r.a. bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Barang siapa diantara kalian yang memasuki masjid, maka janganlah ia langsung duduk kecuali setelah melakukan shalat sunah dua rakaat.” (HR. Muttafaq ‘Alaih).
Dan diriwayatkan pula bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Wahai umatku, berilah masjid-masjid itu apa yang menjadi haknya.” Para sahabat pun lantas bertanya, “Wahai Rasulullah Saw., apakah yang dimaksud dengan hak-hak masjid itu?” Rasulullah Saw. menjawab, “Shalatlah dua rakaat sebelum kalian duduk.” (HR. Muttafaq ‘Alaih).
Shalat Sunah di Hari Jum’at
Diriwayatkan dari Abu Ayub r.a. bahwa ia pernah mendengar Rasulullah Saw. bersabda, “Barang siapa yang mandi di hari Jum’at, lalu memakai wangi-wangian, kemudian memakai pakaian terbaiknya, lalu pergi ke masjid untuk melaksanan shalat Jum’at. Lalu sesampainya di masjid ia melaksanakan shalat sunah, tidak mengganggu konsenterasi jama’ah lain, dan ia diam untuk menderngarkan khutbah sampai selesai shalat jum’at, maka baginya kebaikan. Dan, ia akan ditanggung hidupnya selama satu minggu ke depan” (HR. Imam Ahmad).
Keutamaan Sujud
Diceritakan dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Seorang hamba akan sangat dekat jaraknya dengan Allah Swt. ketika ia berada dalam posisi sujud. Maka perbanyaklah doa ketika kalian sujud.” (HR. Imam Ahmad, Imam Muslin, Imam Abu Daud dan Imam Nasa’i).
Dikisahkan pula dari Amru bin Abasah r.a. bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Seorang hamba akan menjadi sangat dekat dengan Allah Swt. pada waktu sepertiga malam. Dan jika kalian sanggup melakukan shalat pada waktu sepertiga malam itu untuk mengingat Allah Swt., maka lakukanlah.” (HR. Imam Tirmidzi).
Shalat Sunah Di Rumah dan Shalat Wajib Di Masjid
Diriwayatkan dari Zaid bin Tsabit r.a. bahwa sesungguhnya Rasulullah Saw. bersabda, “Sebaik-baiknya shalat adalah shalatnya seorang hamba di dalam rumahnya, kecuali shalat wajib (karena untuk shalat wajib akan jauh lebih baik jika ia pergi ke masjid untuk berjama’ah).”
Waktu-Waktu yang Dimakruhkan untuk Shalat Sunah
Dikisahkan dari Abu Sa’ad r.a. bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Tidak dibenarkan untuk melakukan shalat setelah shalat ashar hingga sampai terbenamnya matahari. Dan tidak dibenarkan pula untuk mendirikan shalat setelah shalat subuh hingga sampai matahari benar-benar telah terbit.”
Dalam redaksi lain, “Tidak dibenarkan untuk melakukan shalat apapun setelah dua shalat wajib; yaitu seteleh shalat subuh sampai matahari benar-benar terbit, dan setelah shalat ashar sampai matahari benar-benar terbenam.” (HR. Imam Ahmad dan Imam Bukhari).
Shalat Sunah Istikharah
Diceritakan dari Jabir bin Abdullah r.a. bahwa Rasulullah Saw. telah mengajarkan kepada kami tentang bagaimana tata-cara shalat istikharah ketika menghadapi sesuatu atau memiliki sebuah keinginan dengan sangat detail – sebagaimana beliau telah mengajarkan surat-surat al-Qur’an kepada kami. Rasulullah Saw. bersabda, “Jika kalian ragu-ragu dalam menentukan atau memilih suatu perkara, maka shalat sunatlah dua rakaat. Kemudian berdoalah:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْتَخِيرُكَ بِعِلْمِكَ وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيمِ فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلَا أَقْدِرُ وَتَعْلَمُ وَلَا أَعْلَمُ وَأَنْتَ عَلَّامُ الْغُيُوبِ اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الْأَمْرَ خَيْرٌ لِي فِي دِينِي وَمَعَاشِي وَعَاقِبَةِ أَمْرِي


Ya Allah, aku memohon pilihan kepada-Mu dengan ilmu-Mu dan memohon kemampuan dengan kekuasaan-Mu dan aku memohon karunia-Mu yang Agung. Karena Engkau Maha Mampu sedang aku tidak mampu. Engkau Maha Mengetahui sedang aku tidak mengetahui. Engkaulah yang Maha Mengetahui perkara yang gaib. Ya Allah, bila Engkau mengetahui bahwa urusan ini baik untukku, bagi agamaku, kehidupanku dan berilah kesudahan urusanku ini.”
Atau berdoalah:

عَاجِلِ أَمْرِي وَآجِلِهِ فَاقْدُرْهُ لِي وَيَسِّرْهُ لِي ثُمَّ بَارِكْ لِي فِيهِ وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الْأَمْرَ شَرٌّ لِي فِي دِينِي وَمَعَاشِي وَعَاقِبَةِ أَمْرِي


Di waktu dekat atau di masa nanti, maka takdirkanlah buatku dan mudahkanlah, kemudian berikanlah berkah padanya. Namun sebaliknya ya Allah, bila Engkau mengetahui bahwa urusan ini buruk untukku, bagi agamaku, kehidupanku dan berilah kesudahan urusanku ini.”  
Atau juga berdoalah:

فِي عَاجِلِ أَمْرِي وَآجِلِهِ فَاصْرِفْهُ عَنِّي وَاصْرِفْنِي عَنْهُ وَاقْدُرْ لِي الْخَيْرَ حَيْثُ كَانَ ثُمَّ أَرْضِنِي


Di waktu dekat atau di masa nanti,  maka jauhkanlah urusan dariku dan jauhkanlah aku darinya. Dan tetapkanlah buatku urusan yang baik saja dimanapun adanya. Kemudian jadikanlah aku ridha dengan ketetapan-Mu itu.”
Lalu beliau bersada, Setelah kalian berdoa, sebutkanlah perkara-perkara yang membuat kalian menjadi bingung atau ragu-ragu.”
Shalat Sunah Hajat
Allah Swt. telah mensyariatkan shalat sunah hajat agar hamba-hamba-Nya tidak meminta pertolongan kepada yang selain-Nya. Ketika kalian menginginkan suatu hal atau perkara tertentu, disunahkan bagi kalian untuk melaksanakan shalat sunat hajat dua rakaat. Kemudian berikanlah segala pujian hanya untuk Allah Swt, dan bacalah shalawat untuk utusan-Nya serta berdoalah:
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ الْحَلِيمُ الْكَرِيمُ سُبْحَانَ اللَّهِ رَبِّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ أَسْأَلُكَ مُوجِبَاتِ رَحْمَتِكَ وَعَزَائِمَ مَغْفِرَتِكَ وَالْغَنِيمَةَ مِنْ كُلِّ بِرٍّ وَالسَّلاَمَةَ مِنْ كُلِّ إِثْمٍ لاَ تَدَعْ لِى ذَنْبًا إِلاَّ غَفَرْتَهُ وَلاَ هَمًّا إِلاَّ فَرَّجْتَهُ وَلاَ حَاجَةً هِىَ لَكَ رِضًا إِلاَّ قَضَيْتَهَا يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ
Tidak ada Tuhan melainkan Allah Yang Maha Lembut dan Maha Penyantun. Maha Suci Allah, Tuhan Pemelihara Arsy yang Maha Agung. Segala puji bagi Allah Tuhan seru sekalian alam. Kepada-Mulah aku memohon sesuatu yang mewajibkan rahmat-Mu. Dan sesuatu yang mendatangkan ampunan-Mu dan memperoleh keuntungan pada tiap-tiap kebaikan. Janganlah Engkau biarkan dosa daripada diriku, melainkan Engkau ampuni dan tidak ada sesuatu kepentingan, melainkan Engkau beri jalan keluar, dan tidak pula sesuatu hajat yang mendapat kerelaan-Mu, melainkan Engkau kabulkan. Wahai Tuhan Yang Paling Pengasih dan Penyayang.

No comments:

Post a Comment