Sunday, December 1, 2013

Terbelahnya Bulan



Di antara Mukjizat Nabi Muhamad adalah peristiwa terbelahnya bulan menjadi dua bagian. Sehingga tampak di dalamnya bongkahan gunung yang terdapat di antara dua belahan tersebut. Diriwayatkan dari Anas bin Malik r.a., “Penduduk Makkah bertanya kepada Nabi Muhamad agar menunjukkan sebuah mukjizat sebagai bukti kenabiannya. Maka beliau pun menunjukkan mukjizatnya berupa terbelahnya bulan menjadi dua bagian.” Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
“Telah dekat saat itu (datangnya kiamat) dan bulan telah terbelah” (QS Al-Qamar [51]: 1).
Hanya saja, kaum Quraisy tetap mengingkari mukjizat itu dan berkata, “Muhamad telah menyihir kita, namun dia tidak akan bisa menyihir manusia semuanya.”[1]

Minta Diturunkan Hujan
Di antara mukjizat Nabi yang lain adalah do’a minta hujan kepada Allah ketika Makkah dilanda kemarau panjang. Do’a Nabi pun cepat dikabulkan Allah. Bahkan, sebelum beliau turun dari mimbar (Khutbah shalat isitisqâ), hujan lebat telah turun sampai-sampai air hujan melinangi jenggot Nabi Muhamad.
Diriwayatkan dari Anas r.a., “Suatu hari, ada seorang laki-laki masuk ke masjid dari arah pintu yang berhadapan langsung dengan mimbar. Saat itu, Rasulullah sedang memberikan khutbah Jum’at kepada kaum muslimin. Orang itu tiba-tiba maju dan berdiri di hadapan Rasulullah seraya berkata, ‘Wahai Rasulullah, simpanan harta benda yang kami miliki telah habis, dan jalan mencari rezeki itu telah terputus. Karena itu, mintakan kepada Allah semoga Dia menurunkan hujan kepada kami.’ Lalu Rasulullah mengangkat tangannya dan berdoa, ‘Ya Allah, turunkanlah hujan kepada kami’, hingga diulanginya tiga kali.”
Anas melanjutkan ceritanya, “Demi Allah, semula kami tidak melihat tanda-tanda gumpalan awan mendung di langit. Tetapi beberapa waktu kemudian, tiba-tiba kami melihat gumpalan-gumpalan awan seperti perisai dari arah belakang bukit. Ketika gumpalan awan itu berada di atas kami, awan itu lalu menyebar dan kemudian hujan pun turun.”
Anas mengisahkan lebih lanjut, “Demi Allah, kami tidak melihat matahari selama enam hari. Kemudian pada hari Jum’at berikutnya, ketika Rasulullah sedang berkhutbah, ada seorang laki-laki datang sembari bediri menghadap Rasulullah dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, harta benda kami telah binasa, dan jalan-jalan pun tersumbat. Karena itu, mintakan kepada Allah agar Dia menghentikan hujan ini’. Kemudian Rasulullah mengangkat kedua tangannya dan berdo’a, ‘Ya Allah, turunkanlah hujan ini di sekitar kami dan tidak di atas kami. Ya Allah, turunkanlah hujan-hujan ini di tempat tempat yang tinggi, di gunung gunung, di bukit-bukit, di tempat-tempat pengambilan air dan tempat tempat yang subur pepohonan’. Maka berhentilah hujan tersebut, dan kami dapat keluar dan berjalan di bawah sinar matahari.”[2]

Amblasnya Kaki Kuda Suraqah ke dalam Bumi
Dikisahkan, tatkala orang-orang musyrik mulai putus asa untuk dapat menangkap Rasulullah dan Abu Bakar, mereka berinisiatif membuat sayembara. Barang siapa dapat menangkap keduanya, maka akan diberi hadiah 100 ekor unta untuk satu orang. Semua orang pun kemudian berbondong-bondong memburu keduanya. Kemudian ketika Rasulullah dan Abu Bakar melewati perkampungan Bani Mudlij, ada salah seorang penduduk kampung tersebut yang melihat. Dia pun lantas menyebarkannya kepada seluruh penduduk seraya berteriak, “Wahai penduduk kampung, aku tadi melihat beberapa orang di tepi pantai, dan aku yakin mereka itu adalah Muhamad dan rombonganya.”
Mendengar kabar itu, Suraqah bin Malik berpikir agar dia sendiri saja yang mendapatkan keuntungan. Maka dia berkata, “Bukan! Mereka itu adalah si Fulan dan si Fulan. Mereka keluar untuk suatu keperluan.” Lalu Suraqah diam sejenak, kemudian berdiri dan masuk ke dalam tendanya seraya mengatakan kepada pembantunya, “Keluarlah dengan membawa kuda lewat belakang tenda. Kita akan bertemu di belakang bukit.” Saat sudah mendekati tempat persembunyian Rasulullah dan Abu Bakar, Suraqah mendengar lantunan al-Qur'an yang dibacakan oleh Rasulullah. Sementara Abu Bakar berjaga-jaga mengawasi sekitar lokasi.
Abu Bakar berkata, “Wahai Rasulullah, Suraqah bin Malik telah mengejar kita.” Rasulullah lalu berdo'a, sampai kemudian kaki depan kuda yang ditunggangi Suraqah tiba-tiba amblas (tenggelam) ke dalam tanah. Lalu Suraqah berkata, “Aku tahu bahwa apa yang menimpaku ini disebabkan do'a kalian berdua. Sebab itu aku mohon mintakan kepada Allah agar menyelamatkanku. Sebagai imbalannya, aku akan melindungi kalian dari orang-orang yang hendak berbuat jahat.” Rasulullah kemudian mendo'akannya. Lantas dia memohon agar Rasulullah menulis sebuah tulisan untuknya. Rasulullah menyanggupinya, dan meminta kepada Abu Bakar menuliskannya di atas kulit binatang yang telah disamak.[3]
Setelah itu, Suraqah menawarkan perbekalan dan dua buah tandu (yang diletakkan di atas unta) kepada Rasullulah. Namun beliau menjawab, “Kami tidak memerlukannya, cukuplah kamu rahasiakan keberadaan kami." Suraqah menjawab,  “Kerahasiaan kalian telah terjamin.” Selanjutnya Suraqah kembali dan mendapati semua penduduk kampung tengah melakukan pencarian jejak Rasulullah dan Abu Bakar. Kepada penduduk kampung, Suraqah mengatakan, “Aku telah mengecek berita tersebut, dan cukuplah pengejaran kalian sampai di sini.”
Demikianlah, pada waktu pagi Suraqah dengan sungguh-sungguh memburu Rasulullah  dan Abu Bakar, tetapi ketika menjelang sore dia justru melindungi keduanya.[4] Sungguh, Allah Maha Pelindung.


[1]HR Al-Baihaqi dalam kitabnya, Dalâil al-Nubuwah (2/268)
[2]HR Bukhari, (1013, 1014, 1015, 1016) dan HR Imam Muslim, bab ‘Shalat Istisqâ’’dan HR IbnuMajah (1272)
[3]Kelak ketika peristiwa pembebasan kota Makkah, tulisan dari Rasulullah ini dia bawa dan ditunjukkan kepada beliau. Maka beliau kemudian memenuhi janjinya yang tertera di dalam tulisan tersebut. Beliau berkata, “Ini adalah hari untuk memenuhi janji dan hari kebaikan.”
[4] HR Bukhari (7/186, 188, 7/196), HR Ahmad (3/212), HR Hakim (3/6,7),

No comments:

Post a Comment