Di antara
Mukjizat Nabi Muhamad adalah peristiwa terbelahnya bulan menjadi dua bagian. Sehingga
tampak di dalamnya bongkahan gunung yang terdapat di antara dua belahan
tersebut. Diriwayatkan dari Anas bin Malik r.a., “Penduduk Makkah bertanya
kepada Nabi Muhamad agar menunjukkan sebuah mukjizat sebagai bukti kenabiannya.
Maka beliau pun menunjukkan mukjizatnya berupa terbelahnya bulan menjadi dua
bagian.” Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
“Telah
dekat saat itu (datangnya kiamat) dan bulan telah terbelah” (QS Al-Qamar [51]:
1).
Hanya
saja, kaum Quraisy tetap mengingkari mukjizat itu dan berkata, “Muhamad telah
menyihir kita, namun dia tidak akan bisa menyihir manusia semuanya.”[1]
Minta
Diturunkan Hujan
Di antara
mukjizat Nabi yang lain adalah do’a minta hujan kepada Allah ketika Makkah
dilanda kemarau panjang. Do’a Nabi pun cepat dikabulkan Allah. Bahkan, sebelum beliau
turun dari mimbar (Khutbah shalat isitisqâ), hujan lebat telah turun sampai-sampai
air hujan melinangi jenggot Nabi Muhamad.
Diriwayatkan
dari Anas r.a., “Suatu hari, ada seorang laki-laki masuk ke masjid dari arah pintu
yang berhadapan langsung dengan mimbar. Saat itu, Rasulullah sedang memberikan khutbah
Jum’at kepada kaum muslimin. Orang itu tiba-tiba maju dan berdiri di hadapan Rasulullah
seraya berkata, ‘Wahai Rasulullah, simpanan harta benda yang kami miliki telah habis,
dan jalan mencari rezeki itu telah terputus. Karena itu, mintakan kepada Allah
semoga Dia menurunkan hujan kepada kami.’ Lalu Rasulullah mengangkat tangannya dan
berdoa, ‘Ya Allah, turunkanlah hujan kepada kami’, hingga
diulanginya
tiga kali.”
Anas melanjutkan
ceritanya, “Demi Allah, semula kami tidak melihat tanda-tanda gumpalan awan
mendung di langit. Tetapi beberapa waktu kemudian, tiba-tiba kami melihat
gumpalan-gumpalan awan seperti perisai dari arah belakang bukit. Ketika
gumpalan awan itu berada di atas kami, awan itu lalu menyebar dan kemudian
hujan pun turun.”
Anas mengisahkan
lebih lanjut, “Demi Allah, kami tidak melihat matahari selama enam hari. Kemudian
pada hari Jum’at berikutnya, ketika Rasulullah sedang berkhutbah, ada seorang
laki-laki datang sembari bediri menghadap Rasulullah dan berkata, ‘Wahai Rasulullah,
harta benda kami telah binasa, dan jalan-jalan pun tersumbat. Karena itu, mintakan kepada
Allah agar Dia menghentikan hujan ini’. Kemudian Rasulullah mengangkat kedua
tangannya dan berdo’a, ‘Ya Allah, turunkanlah hujan ini di sekitar kami dan
tidak di atas kami. Ya Allah, turunkanlah hujan-hujan ini di tempat tempat yang
tinggi, di gunung gunung, di bukit-bukit, di tempat-tempat pengambilan air dan
tempat tempat yang subur pepohonan’. Maka berhentilah hujan tersebut, dan kami
dapat keluar dan berjalan di bawah sinar matahari.”[2]
Amblasnya Kaki Kuda Suraqah ke dalam Bumi
Dikisahkan,
tatkala orang-orang musyrik mulai putus asa untuk dapat menangkap Rasulullah
dan Abu Bakar, mereka berinisiatif membuat sayembara. Barang siapa
dapat menangkap keduanya, maka akan diberi hadiah 100 ekor unta
untuk satu orang. Semua orang pun kemudian berbondong-bondong memburu keduanya.
Kemudian ketika Rasulullah dan Abu Bakar melewati perkampungan Bani Mudlij, ada
salah seorang penduduk kampung tersebut yang melihat. Dia pun lantas menyebarkannya
kepada seluruh penduduk seraya berteriak, “Wahai penduduk kampung, aku tadi
melihat beberapa orang di tepi pantai, dan aku yakin mereka itu adalah Muhamad
dan rombonganya.”
Mendengar
kabar itu, Suraqah bin Malik berpikir agar dia sendiri saja yang mendapatkan
keuntungan. Maka dia berkata, “Bukan! Mereka itu adalah si Fulan dan si Fulan.
Mereka keluar untuk suatu keperluan.” Lalu Suraqah diam sejenak, kemudian berdiri
dan masuk ke dalam tendanya seraya mengatakan kepada pembantunya, “Keluarlah
dengan membawa kuda lewat belakang tenda. Kita akan bertemu di belakang bukit.”
Saat sudah mendekati tempat persembunyian Rasulullah dan Abu Bakar, Suraqah
mendengar lantunan al-Qur'an yang dibacakan oleh Rasulullah. Sementara Abu
Bakar berjaga-jaga mengawasi sekitar lokasi.
Abu Bakar
berkata, “Wahai Rasulullah, Suraqah bin Malik telah mengejar kita.” Rasulullah lalu
berdo'a, sampai kemudian kaki depan kuda yang ditunggangi Suraqah tiba-tiba
amblas (tenggelam) ke dalam tanah. Lalu Suraqah berkata, “Aku tahu bahwa apa
yang menimpaku ini disebabkan do'a kalian berdua. Sebab itu aku mohon mintakan kepada
Allah agar menyelamatkanku. Sebagai imbalannya, aku akan melindungi kalian dari
orang-orang yang hendak berbuat jahat.” Rasulullah kemudian mendo'akannya. Lantas
dia memohon agar Rasulullah menulis sebuah tulisan untuknya. Rasulullah
menyanggupinya, dan meminta kepada Abu Bakar menuliskannya di atas kulit binatang
yang telah disamak.[3]
Setelah
itu, Suraqah menawarkan perbekalan dan dua buah tandu (yang diletakkan di atas unta)
kepada Rasullulah. Namun beliau menjawab, “Kami tidak memerlukannya, cukuplah
kamu rahasiakan keberadaan kami." Suraqah menjawab, “Kerahasiaan kalian telah terjamin.” Selanjutnya
Suraqah kembali dan mendapati semua penduduk kampung tengah melakukan pencarian
jejak Rasulullah dan Abu Bakar. Kepada penduduk kampung, Suraqah mengatakan, “Aku
telah mengecek berita tersebut, dan cukuplah pengejaran kalian sampai di sini.”
Demikianlah,
pada waktu pagi Suraqah dengan sungguh-sungguh memburu Rasulullah dan Abu Bakar, tetapi ketika menjelang sore dia
justru melindungi keduanya.[4]
Sungguh, Allah Maha Pelindung.
[1]HR Al-Baihaqi dalam kitabnya, Dalâil al-Nubuwah
(2/268)
[2]HR Bukhari, (1013, 1014, 1015, 1016) dan HR Imam Muslim,
bab ‘Shalat Istisqâ’’dan HR IbnuMajah (1272)
[3]Kelak ketika peristiwa pembebasan kota Makkah, tulisan
dari Rasulullah ini dia bawa dan ditunjukkan kepada beliau. Maka beliau
kemudian memenuhi janjinya yang tertera di dalam tulisan tersebut. Beliau
berkata, “Ini adalah hari untuk memenuhi janji dan hari kebaikan.”
[4] HR Bukhari (7/186, 188, 7/196), HR Ahmad (3/212), HR
Hakim (3/6,7),
No comments:
Post a Comment