Pengembangan
area pemakaman menjadi salah satu peluang bisnis yang cukup menggiurkan di
Cina. Lembaga riset pasar global Euromonitor melansir tahun 2013, industri
pemakaman di Cina mencapai 93,5 miliar Yuan, atau 15,4 miliar Dolar AS atau
169,4 triliun. Selama lima tahun mendatang, angka ini diperkirakan terus tumbuh
10 persen per tahun.
Euromonitor juga melansir, harga tanah makam di
Beijing lebih mahal dibandingkan harga apartemen kelas premium. Harga tanah
makam per meternya dibanderol seharga 75 ribu yuan atau 12 ribu Dolar, atau Rp
132 juta. Harga ini mencapai tiga kali lebih mahal dibandingkan harga perumahan
di ibukota.
Potensi bisnis
ini linier dengan angka kematian setiap tahun. Pada 2012, angka kematian
mencapai 9,7 juta jiwa dari 1,4 miliar penduduk. Potensi ini kian meningkat
dengan prediksi angka kematian di Cina yang mencapai 10,4 juta tahun pada 2017
mendatang. Investor pun kian banyak yang mengincar bisnis ini. Saham Fu Shou
Yuan, pemakaman terbesar di Cina ini melonjak 66 persen sejak diperdagangkan
pada akhir Desember tahun lalu.
Orang Cina
menganggap kematian sebagai salah satu hal yang dipersiapkan sangat serius.
Konon, ritual kematian yang tidak tepat dipercaya bisa membawa kesialan dalam
hidup. Ritual tradisional yang cukup rumit mengharuskan masyarakat Cina
melakukan banyak hal untuk kematian orang yang dicintainya. Mulai dari
menentukan lokasi pemakaman hingga penanganan jenazah.
Upacara
pemakaman bisa berlangsung berhari hari termasuk pembakaran persembahan untuk
mengantarkan jenazah seperti dupa, makanan, minuman, uang palsu, bahkan
rumah-rumahan. Oleh masyarakat Cina, ritual ini tidak boleh dianggap remeh
karena tak seorangpun dianggap tidak menyayangi jenazah dengan tidak memberikan
yang terbaik di saat kematiannya.
Masyarakat
Hong Kong kini juga cukup sulit menemukan tempat untuk menyimpan abu kremasi.
Sulitnya mendapatkan plot permanen untuk menyimpan abu, membuat warga harus
menyewa tempat penyimpanan abu. Waktu penyimpanan hanya berlaku selama enam
tahun.
Pemerintah
Cina kini mengimbau agar para pejabat pemerintah mulai mencontohkan dengan
menyediakan pemakaman yang sederhana. Apalagi, ritual pembakaran juga akan
menghasilkan asap yang berbahaya.
Pemerintah
Cina mendorong penguburan yang lebih ramah lingkungan, serta menggunakan
krenatorium ramah lingkungan agar bisa mengendalikan polusi asap. (http://utama.seruu.com)
No comments:
Post a Comment