Thursday, January 9, 2014

Jelang Ajal Mu’sab bin Umair

Muhamad bin Syarjabil mengisahkan, “Ketika terjadi perang Uhud, Mus’ab bin Umair adalah seorang pembawa bendera perang umat Islam. Saat umat Islam mengalami kekalahan, ia tetap tinggal bersama mereka. Ia berjumpa dengan Ibn Qum’ah yang kemudian menebas tangan kanannya. Dan terputuslah tangan tersebut. Dengan lantang Mus’ab bin Umair berseru dengan meneriakkan ayat al-Qur’an:
 “Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul. Sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul.” (QS Ali-Imrân [3]: 144).
Setelah itu, Mus’ab mengambil lagi bendera tersebut dengan tangan kirinya sehingga terlihat agak condong ke samping. Ibn Qum’ah mendekatinya lagi dan menebas tangan kirinya hingga tangan tersebut putus. Bendera itu pun jatuh dan langsung diambilnya dengan kedua lengan serta dilekatkan ke dadanya. Ia membaca ayat yang sama seperti sebelumnya. Kemudian Ibn Qum’ah melemparinya dengan tombak dan mengenai tubuhnya.[1]
Waktu itu Mus’ab bin Umair berjuang di medan perang sampai ia wafat. Orang yang membunuhnya adalah Ibn Qum’ah al-Laitsi. Akan tetapi Ibn Qum’ah mengira bahwa ia telah membunuh Rasulullah. Ia kemudian pergi ke kaum Quraisy sambil keliling dan berteriak, “Aku telah membunuh Muhamad.” Padahal, sesaat setelah Mus’ab wafat, Rasulullah Saw mengambil bendera itu dan memberikannya kepada Ali bin Abi Thalib.
Ketika Mus’ab bin Umair hendak dimakamkan, beliau tidak dikafani kecuali berupa kain yang menempel di badannya saja. Khabab bin al-Art mengatakan, “Kami bersama-sama hijrah dengan Rasulullah. Dengan hijrah ini, kami hanya ingin bertemu Allah. Kami serahkan pahala kami pada-Nya. Di antara kami, ada beberapa sahabat yang tidak menikmati sedikitpun pahalanya (balasan kenikmatan) di dunia. Ia adalah Mus’ab bin Umair yang terbunuh dalam perang Uhud. Ia tidak meninggalkan benda apapun kecuali hanya sedikit. Saat kami mencoba menutupkan kain ke kepalanya, maka kedua kakinya terlihat. Sebaliknya bilamana kami menutupkan kain tersebut ke kedua kakinya, maka kepalanya yang akan terlihat.” Melihat kejadian tersebut, Rasulullah Saw bersabda, “Tutupilah kepalanya dengan kain tersebut. Adapun kedua kakinya, tutupilah dengan dedaunan dari pohon idkhir.”[2]
Sebagian di antara kami ada yang merasakan matangnya buah pohon ini, akan tetapi setelah itu kami menjauhinya. Pohon idkhir termasuk tumbuhan yang wangi baunya dan akan memutih jika mengering.
Hari syahid Mus’ab bin Umair tepat pada saat berlangsungnya perang Uhud, yaitu hari Sabtu 15 Syawal tahun ke-3 Hijriah.
Semoga Allah selalu meridhainya dan menempatkannya di tempat yang tinggi dan mulia. Aamiin.



[1]HR Ibn al-Jauzi dalam ‘Sifat al-Safwah’, Juz I, hlm. 392.
[2]Hadits shahih, HR Imam Bukhari dalam ‘Shahih Bukhari’ no. 1286 dan 3913, Imam Muslim dalam ‘Shahih Muslim’ no. 940, Imam Ahmad dalam  ‘Musnad Ahmad’, Juz VI, no. 390, Imam Abu Dawud dalam ‘Sunan Abu Daud’ no. 3155, Imam Tirmidzi dalam ‘Sunan al-Tirmîdzi’ no. 3852 dan Imam Nasai dalam ‘Sunan al-Nasâi’, Juz IV, hlm. 28.

No comments:

Post a Comment