Manakala
kita mengikuti cerita tentang seorang ibu yang menyusui Nabi Saw, Halimah
al-Sa'diyah, kita teringat anak perempuannya, al-Syaima binti al-Harits
bin Abdul 'Uzza. Dia termasuk saudara perempuan sesusuan Nabi Saw. Sebagaimana
ibunya, al-Syaima juga sangat menyayangi Nabi dan sering menggendongnya.
Diriwayatkan
dari Ibnu Ishaq yang diceritakan dari Abu Wajizah As-Sa'di, suatu hari, ketika al-Syaima
mengunjungi Nabi saw, perempuan itu berkata, "Wahai Rasulullah, saya
saudari sesusuanmu."
Nabi lalu bertanya, "Apa tandanya?"
Lantas al-Syaima menjawab, "Ada satu bekas gigitan
di punggungku ketika semasa kecil engkau kugendong."
Rupanya Nabi Saw mengenalinya. Sembari memberi isyarat
agar al-Syaima duduk, Nabi menghamparkan sorbannya seraya berkata, "Di
sini." Kemudian Nabi Saw mengajukan suatu pilihan, "Kalau kamu mau, kamu
bisa tinggal secara terhormat dan dicintai bersamaku. Atau, kamu ingin pulang
ke desamu, maka saya akan memberimu oleh-oleh."
al-Syaima memilih, "Saya ingin pulang ke desaku dan
membawa oleh-oleh darimu." Nabi pun menepati janjinya.
Dalam
suasana yang sedikit berbeda, dalam bukunya "Al-Isti'âb", Abu
Amr bin Abdul Bar mencatat bahwa ketika Nabi beserta tentara kaum Muslimin
menyerang kota Hawazan dan berhasil menaklukkannya serta mendapat harta
rampasan perang dan tawanan, tiba-tiba ada seorang perempuan berkata, "Saya
adalah saudari sesusuan Nabi kalian."
Para sahabat kemudian membawa perempuan itu menghadap kepada
Nabi Saw. Dan, sambil menunjukkan sebuah tanda, perempuan itu memperkenalkan
diri kepada Nabi, "Wahai Muhamad, saya saudari perempuan sesusuanmu."
Nabi menyambutnya dan menghamparkan sorbannya sekaligus
mempersilakannya duduk di atas sorban yang terhampar. Nabi Saw terlihat
menangis haru seraya berkata, "Kalau kamu mau, kamu bisa tinggal secara
terhormat dan dicintai bersamaku. Atau kamu ingin pulang ke desamu, saya akan
memberimu oleh-oleh."
al-Syaima menjawab, "Kembalikan saya pada kaumku."
Tak lama setelah itu, al-Syaima masuk Islam. Nabi memberinya hadiah tiga budak
laki-laki dan seorang budak perempuan. Tak hanya itu, al-Syaima
diberi hadiah perhiasan dan hewan ternak.
Ada
sebuah cerita dari Muhamad bin Al-Mualla Al-Azdi, ketika Nabi Saw masih kecil, al-Syaima
sering menghiburnya dengan menari sambil membacakan syair:
Wahai Tuhan
kami, biarkanlah Muhamad bersama kami # hingga kami bisa melihatnya menjadi
remaja
Kemudian perlihatkan
dia pada kami sebagai seorang pemimpin yang terhormat # mengalahkan
musuh-musuhnya dan orang-orang yang mendengkinya
Berilah dia
kemuliaan selamanya.
Ketika mendengar syair ini, Abu Urwah Al-Azdi berucap,
"Betapa baik Dzat yang mengabulkan doa al-Syaima!"
No comments:
Post a Comment