Monday, February 17, 2014

Peristiwa yang Mengagumkan dalam Kesabaran


Setelah Abu Thalhah menikah dengan Ummu Sulaim dan tinggal bersamanya, Ummu Sulaim melahirkan seorang anak yang tampan. Abu Thalhah amat menyayangi anaknya itu. Anak itu hidup sampai dia mulai bergerak, lalu sakit. Abu Thalhah amat bersedih sampai badannya lemah. Di saat Abu Thalhah keluar, anaknya meninggal. Ketika Ummu Sulaim melihat anaknya meninggal, dia memandikan dan mengkafaninya lalu ditutupi dengan pakaian. Dia berkata, "Jangan ada yang memberitahu Abu Thalhah jika dia pulang nanti, biar aku yang memberi tahunya."
Abu Thalhah pulang dalam keadaan lelah dan dia sedang berpuasa. Dia bertanya pada istrinya, "Bagaimana keadaan anak kita?"
Ummu Sulaim menjawab, "Baik, jiwanya telah tenang."
Abu Thalhah memuji Allah  dan merasa senang. Lalu Ummu Sulaim menyuguhkan makan malamnya dan dia menyantapnya. Kemudian Ummu Sulaim mengambil minyak wangi dan menghampiri suaminya lalu mereka melakukan hubungan suami istri. Ketika subuh, dia mandi dan saat suaminya ingin keluar, dia berkata padanya, "Abu Thalhah, bagaimana menurutmu jika tetanggamu meminjamkan sesuatu, lalu kamu menggunakannya, kemudian dia ingin mengambilnya darimu, apakah kau akan mengembalikannya?"
Abu Thalhah menjawab, "Ya."
Ummu Sulaim menegaskan, "Kau merasa rela?"
Jawab Abu Thalhah, "Ya."
Ummu Sulaim pun berkata, "Allah SWT telah meminjamimu anak, lalu kamu bersenang-senang dengannya kemudian dia mencabutnya, maka bersabarlah."
Abu Thalhah merasa rela dan sabar atas peristiwa ini. Kemudian dia keluar untuk shalat bersama Rasulullah Saw dan memberitahukan apa yang menimpa diri dan keluarganya. Lalu Rasulullah Saw bersabda, "Semoga Allah  memberikan keberkahan di malam kalian."
Sufyan bin Uyainah bertutur, "Seorang Anshar berkata, Aku melihat Abu Thlahah dan Ummu Sulaim memiliki tujuh orang anak yang semuanya pandai dalam al-Qur'an."[1]  

Sahabiyah Sang Pembawa Belati
Tercerita dari Anas bin Malik r.a. dia berkata, "Pada perang Hunain, Abu Thalhah membuat Nabi Saw. menertawakan Ummu Sulaim. Ceritanya, Abu Thalhah berkata, "Wahai Rasulullah, tidakkah kau melihat Ummu Sulaim membawa belati?
Rasulullah Saw lalu bertanya, "Apa yang kau lakukan dengan belati itu, wahai Ummu Sulaim?"
Ummu Sulaim menjawab, "Aku ingin, jika ada musuh yang mendekat, aku akan menikamnya."
Demikianlah, kaum muslimat memiliki peran yang besar dalam peperangan. Wanita Anshar berperang bersama Rasulullah Saw, mereka memberi minum dan mengobati luka.
Anas berkisah, "Aku melihat Aisyah binti Abu Bakar dan Ummu Sulaim pada perang Uhud. Mereka berjuang keras melayani para prajurit Islam. Mereka memindahkan air dari tong air lalu mereka memberi minum para prajurit Islam. Kemudian mereka kembali lagi mengisi kantong-kantong air itu dan datang untuk memberi minum prajurit-prajurit lainnya.

Maharnya Hafalan Al-Qur’an
Dari Sahl bin Sa'ad al-Saidi, dia mengisahkan bahwa seorang wanita datang menemui Rasulullah Saw. Wanita itu berkata, "Wahai Rasulullah, aku datang menyerahkan diriku padamu." Lalu Rasulullah Saw melihatnya, memperhatikannya kemudian beliau menundukkan kepalanya. Ketika wanita itu melihat, beliau tidak menginginkannya, dia duduk.
Tiba-tiba seorang sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, kalau kau tidak mau dengannya, nikahkanlah aku dengannya."
Lantas Rasulullah Saw bertanya, "Kau mempunyai sesuatu?"
Sahabat menjawab, "Demi Allah, tidak."
Rasulullah Saw meminta, "Pulanglah dan lihat apakah kau menemukan sesuatu di rumahmu?"
Sahabat itu lalu pulang dan kembali lalu berkata, "Wahai Rasulullah, aku tidak menemukan apa-apa." Rasulullah Saw kembali meminta, "Lihatlah lagi, meskipun hanya sebuah cincin besi."
Sahabat itu lalu pergi dan balik lagi lalu menegaskan, "Tidak ada juga, wahai Rasulullah Saw, meskipun itu sebuah cincin besi. Tetapi aku punya sarung, biarlah separuhnya untuknya."
Lantas Rasulullah bertanya, "Apa yang kau perbuat dengan sarungmu? Jika kau memakainya, dia telanjang dan jika dia yang memakainya, kamu juga telanjang."
Sahabat itu kemudian duduk cukup lama, lalu bangkit. Rasulullah Saw melihatnya mondar-mandir, lalu beliau menyuruh orang memanggilnya. Ketika sahabat itu datang, Rasulullah Saw bertanya, "Apa yang kau hafal dari al-Qur'an?"
Jawab sahabat, "Aku hafal surat ini dan itu.
Lalu Rasulullah Saw bertanya lagi, "Kamu hafal surat-surat itu?"
Sahabat menjawab, "Ya."
Rasulullah Saw pun bersabda, "Pergilah, aku nikahkan kau dengan wanita itu dengan hafalan al-Qur'an, ajarilah dia al-Qur'an."[2]


[1]Al-Bukhari (1301, 5470), dan Muslim (2144).
[2]Al-Bukhari (5097), dan Muslim (1425).

No comments:

Post a Comment