Muhamad bin al-Husain berkisah, Fudhail bin Abdul Wahab menceritakan kepadaku, aku mendengar saudara perempuanku berkata, "Akhirat itu lebih dekat dari dunia. Seorang yang ingin mencari dunia, dia harus melakukan perjalanan yang membuat badannya capek dan hartanya berkurang, bisa saja dia tidak meraih keinginannya. Sedangkan orang yang mencari akhirat, puncak permintaannya terletak pada niatnya yang benar dan dia tidak perlu melakukan perjalanan atau membelanjakan hartanya atau meletihkan badannya, tetapi cukup dia menggabungkan ketaatan kepada Allah SWT, maka dia akan meraih apa yang ada di sisi Allah SWT."
Fudhail berkata, saudariku bertutur, "Yang
membuat kita bahagia atau celaka adalah saat keluarnya arwah dari badan kita,
maka lihatlah sedang apa kalian saat itu?" Lalu dia menjerit dan pingsan.
Fudhail mengucap, "Aku
tidak pernah melihat seorang pun, laki-laki atau perempuan yang lebih sedih darinya."
Begitu Kau Membaca Al-Quran?
Dikisahkan oleh Muhamad bin Yahya bin Abu Hatim,
dia berkata bahwa Abdul Malik bin
Syabib menceritakan kepadanya dari seorang
anak Ibnu Abi Laila yang menuturkan, "Seorang wanita mendatangiku dan aku sedang membaca surat Hud. Lalu
dia berkata kepadaku, ‘Abdurrahman, begitukah engkau membaca surat Hud?
Demi Allah, aku belum selesai membacanya, sejak enam bulan yang lalu’."
Mu’adzah al-Adawiyah
Dari Muhamad bin Fudhail, dia mengisahkan, "Ayahku menceritakan kepadaku, dia berkata, ‘Mu'adzah al-Adawiyah jika siang dia berkata, ‘Hari ini aku akan mati.’ Lalu dia tidak tidur sampai sore. Jika malam
datang dia berkata, ‘Malam ini aku akan mati.’ Lantas dia tidak tidur
sampai pagi. Jika dingin datang, dia akan memakai pakaian yang tipis sehingga
hawa dingin mencegahnya dari tidur.”
Al-Hakam bin Sanan al-Bahili bercerita, "Seorang wanita yang pernah
membantu Mu'adzah al-Adawiyah bercerita kepada kami, dia berkata, Mu'adzah
menghidupkan malam dengan shalat. Ketika rasa kantuk menyerang, dia bangkit
lalu mengelilingi rumah sambil berkata, ‘Wahai nafsu, tidur ada di depanmu,
kalau kau datang, tidurmu di kubur nanti akan lama dengan penyesalan atau
kegembiraan.’ Dia terus begitu sampai pagi.”
Abdurrahman bin Umar al-Bahili meriwayatkan bahwa Dalal anak Abu al-Mudil
bercerita kepada kami, dia berkata, Aisyah binti Amr al-Adawiyah bercerita
kepada kami, dia berkata, "Mu'adzah al-Adawiyah setiap hari shalat
sebanyak 600 raka'at dan membaca al-Qur'an pada sebagian malam yang dia
hidupkan. Dia pernah berkata, ‘Aku heran pada mata yang tidur, padahal dia tahu
nanti akan banyak tidur dalam kegelapan kubur’."
Al-Hasan bin Ali bin Muslim al-Bahili bercerita, "Aku mendengar Abu al-Suwar
al-Adawi berkata, Bani Adiy adalah penduduk negeri ini yang paling berijtihad. Ada
Abu al-Shabba'! Dia tidak tidur pada malam hari dan berpuasa pada siang hari dan
istrinya Mu'adzah binti Abdullah, dia tidak mengangkat kepalanya ke langit
selama 40 tahun."
Dari Zuhair al-Saluli dan seorang Bani Adiy, dari seorang wanita yang
pernah disusui oleh Mu'adzah binti Abdullah, dia bertutur, "Mu'adzah
berkata kepadaku, ‘Anakku, jadilah orang yang takut dan berharap dari bertemu Allah
SWT. Aku melihat orang yang berharap pada-Nya dibenarkan dengan amal yang baik
miliknya pada hari dia bertemu Allah SWT. Dan orang yang takut pada Allah, dia
akan berharap keamanan pada hari orang berdiri di hadapan Rabb semesta alam.’ Lalu
dia menangis tersedu-sedu.”
Dikisahkan oleh Tsabit al-Banani bahwa Shilah bin Asyim dalam sebuah
pertempuran bersama anaknya, dia berkata, "Anakku, majulah dan berjuanglah
sampai aku bersabar atas kematianmu." Lalu dia maju,
berjuang dan gugur. Kemudian Shilah maju dan terbunuh. Para wanita berkumpul di
tempat istri Shilah, Mu'adzah al-Adawiyah. Dia berkata, "Selamat datang,
jika kalian datang mengucapkan selamat, maka selamat datang aku ucapkan.
Tetapi, jika kalian datang selain itu, maka pulanglah."
Dari
Imran bin Khalid, dia bercerita bahwa Ummu al-Aswad
binti Zaid al-Adawiyah bercerita kepadaku, "Mu'adzah pernah menyusuinya.
Ketika Abu al-Shahba' dan anaknya terbunuh, Mu'adzah berkata kepadaku, ‘Demi Allah, bukanlah kecintaanku untuk tinggal di dunia karena
hidup yang enak atau udara yang wangi, tetapi aku senang tinggal di dunia untuk
mendekatkan diri pada Tuhanku. Dengan sarana yang ada, seakan-akan Dia
mengumpulkan aku, Abu Al-Shahba' dan anaknya di surga’."
Kemudian dari Ruh bin Salamah al-Warraq, dia bertutur, "Aku mendengar 'Ufairah al-Abidah
berkata, telah sampai kepadaku bahwa Mu'adzah al-Adawiyah ketika sekarat,
menangis lalu tertawa. Dia ditanya, ‘Apa yang membuatmu menangis lalu
tertawa?’ Jawabnya, ‘Tangis yang kalian lihat karena aku mengingat aku akan berpisah
dengan puasa, shalat dan dzikir, aku menangis karena itu. Lalu senyum dan tawa
yang kalian lihat, aku melihat Abu al-Shahba’ telah datang di depan rumah dan
dia membawa dua helai sutera berwarna hijau dan dia bersama beberapa orang yang
belum pernah aku lihat di dunia. Aku tertawa kepadanya dan aku tidak melihat
setelah ini satu shalat fardhu’."
Dia
berkata, "Mu'adzah wafat sebelum masuk waktu shalat."
No comments:
Post a Comment