Abdullah
al-Makki Abu Muhamad bercerita bahwa saat Habibah al-Adawiyah melakukan shalat malam, dia berdiri di atap
rumah, lalu mengencangkankan pakaian dan kerudungnya. Lalu dia berucap, "Tuhanku, bintang-bintang bersinar, mata-mata telah
terpejam, raja-raja telah menutup pintunya. Pintu-Mu selalu terbuka, setiap
kekasih menyepi bersama kekasihnya dan inilah tempatku di hadapan-Mu."
Bilamana tiba waktu sahur, Habibah mengadu, "Ya Allah,
malam akan pergi, siang akan datang. Apakah Kau terima malamku lalu aku
bergembira atau Kau menolaknya dan aku akan berduka? Demi keagungan-Mu, inilah
upayaku dan upaya-Mu membuatku tetap tinggal. Demi keagungan-Mu, kalau kau
menghardikku, aku tetap berada di pintu-Mu karena di hatiku hanya ada kebaikan
dan kemulian-Mu."
Pelajaran dari Pembantu yang Ahli Ibadah
Muhamad bin Abi al-Farj mengisahkan bahwa suatu kali dirinya memerlukan seorang pembantu pada bulan Ramadhan untuk membuatkan makanan.
Di pasar, dia melihat seorang jariyah yang pucat pasi,
tubuhnya kurus dan kulitnya kering. Dia ingin jariyah itu menjadi pembantuku, karena merasa kasihan
padanya. Lalu Muhamad membawa ke
rumahnya. Dia berkata padanya,
"Ambillah wadah ini dan pergilah bersamaku ke pasar untuk membeli
keperluan Ramadhan.” Jariyah itu keheranan dan mengucap, "Tuanku,
dulu aku berada di satu kaum yang seluruh waktunya Ramadhan."
Muhamad tahu bahwa jariyah itu seorang wanita yang salehah. Dia
melakukan qiyamullail semalam suntuk pada bulan Ramadhan. Lalu saat malam Idul
Fitri, Muhamad berkata kepadanya, "Ayo kita ke pasar untuk membeli keperluan
hari raya."
Jariyah itu bertanya, "Tuanku, apa keperluan hari
raya yang kau inginkan? Keperluan orang awam atau keperluan orang khusus?"
Muhamad berkata, "Sebutkan keperluan-keperluan itu."
Jariyah itu menjawab, "Tuanku, keperluan awam adalah makanan yang
lezat sedangkan keperluan orang khusus adalah menyingkir dari makhluk dan menyendiri,
tenggelam dalam khidmah, mendekatkan diri pada Allah SWT dengan ketaatan dan
merasakan kehinaan seorang hamba.”
Muhamad meminta, "Aku ingin keperluan makan?"
Jariyah itu bertanya, "Makanan mana yang kau maksud, makanan tubuh atau
makanan hati?"
"Sebutkan keduanya."
Jariyah itu menjelaskan, "Makanan tubuh adalah makanan pokok,
sedangkan makanan hati adalah meninggalkan dosa, memperbaiki diri,
bersenang-senang berjumpa dengan Kekasih, ridha pada apa yang didapat. Sedangkan
keperluannya adalah khusyu', takwa, tidak sombong dan mengaku-aku, kembali
kepada Allah, tawakal kepada-Nya ketika sendiri atau bersama orang lain."
Kemudian dia melaksanakan shalat dengan khusyu' dan khudhu'. Dia tidak selesai
dari shalatnya kecuali ketika ajalnya datang. Semoga Allah merahmatinya.
Manusia Tidur!
Seorang
laki-laki tertambat hatinya pada seorang wanita Badui. Pada suatu malam, wanita itu pergi mencari keperluannya. Lalu laki-laki itu
mengikutinya. Ketika mereka hanya berdua saja di satu tempat dan orang-orang
sedang terlelap tidur, dia menghampiri wanita itu. Wanita itu bertanya, "Apakah semua orang
telah tidur?"
Laki-laki itu senang dan menyangka wanita itu akan menuruti kemauannya. Dia
bangkit dan berkeliling sekitar kampung itu dan ternyata semua orang telah
tidur. Dia kembali dengan gembira lantas memberitahu wanita itu bahwa tempat itu sepi lantaran semua orang telah tidur. Wanita itu bertanya, "Lalu bagaimana
menurutmu tentang Allah, apakah Dia tidur saat ini?"
Laki-laki itu menjawab, "Sesungguhnya Allah tidak tidur dan tidak
mengantuk."
Wanita itu berkata, "Dzat yang tidak tidur dan tidak akan pernah tidur
dan yang melihat kita di saat makhluk tidak melihat kita, Dia-lah yang lebih
berhak untuk ditakuti."
Laki-laki itu mendengar nasehatnya lalu meninggalkannya dan bertaubat
karena takut kepada Allah SWT. Ketika laki-laki itu wafat, dia dimimpikan oleh
seseorang, dia ditanya, "Apa yang Allah SWT perbuat terhadapmu?" Dia
menjawab, "Dia mengampuniku karena rasa takutku dan taubatku
kepada-Nya."
No comments:
Post a Comment