Monday, March 24, 2014

Tapi, Bergembiralah!

Abdullah al-Makki Abu Muhamad bercerita bahwa saat Habibah al-Adawiyah melakukan shalat malam, dia berdiri di atap rumah, lalu mengencangkankan pakaian dan kerudungnya. Lalu dia berucap, "Tuhanku, bintang-bintang bersinar, mata-mata telah terpejam, raja-raja telah menutup pintunya. Pintu-Mu selalu terbuka, setiap kekasih menyepi bersama kekasihnya dan inilah tempatku di hadapan-Mu."
Bilamana tiba waktu sahur, Habibah mengadu, "Ya Allah, malam akan pergi, siang akan datang. Apakah Kau terima malamku lalu aku bergembira atau Kau menolaknya dan aku akan berduka? Demi keagungan-Mu, inilah upayaku dan upaya-Mu membuatku tetap tinggal. Demi keagungan-Mu, kalau kau menghardikku, aku tetap berada di pintu-Mu karena di hatiku hanya ada kebaikan dan kemulian-Mu."

Pelajaran dari Pembantu yang Ahli Ibadah
Muhamad bin Abi al-Farj mengisahkan bahwa suatu kali dirinya memerlukan seorang pembantu pada bulan Ramadhan untuk membuatkan makanan. Di pasar, dia melihat seorang jariyah yang pucat pasi, tubuhnya kurus dan kulitnya kering. Dia ingin jariyah itu menjadi pembantuku, karena merasa kasihan padanya. Lalu Muhamad membawa ke rumahnya. Dia berkata padanya, "Ambillah wadah ini dan pergilah bersamaku ke pasar untuk membeli keperluan Ramadhan. Jariyah itu keheranan dan mengucap, "Tuanku, dulu aku berada di satu kaum yang seluruh waktunya Ramadhan."
Muhamad tahu bahwa jariyah itu seorang wanita yang salehah. Dia melakukan qiyamullail semalam suntuk pada bulan Ramadhan. Lalu saat malam Idul Fitri, Muhamad berkata kepadanya, "Ayo kita ke pasar untuk membeli keperluan hari raya."
Jariyah itu bertanya, "Tuanku, apa keperluan hari raya yang kau inginkan? Keperluan orang awam atau keperluan  orang khusus?"
Muhamad berkata, "Sebutkan keperluan-keperluan itu."
Jariyah itu menjawab, "Tuanku, keperluan awam adalah makanan yang lezat sedangkan keperluan orang khusus adalah menyingkir dari makhluk dan menyendiri, tenggelam dalam khidmah, mendekatkan diri pada Allah SWT dengan ketaatan dan merasakan kehinaan seorang hamba.”
Muhamad meminta, "Aku ingin keperluan makan?"
Jariyah itu bertanya, "Makanan mana yang kau maksud, makanan tubuh atau makanan hati?"
"Sebutkan keduanya."
Jariyah itu menjelaskan, "Makanan tubuh adalah makanan pokok, sedangkan makanan hati adalah meninggalkan dosa, memperbaiki diri, bersenang-senang berjumpa dengan Kekasih, ridha pada apa yang didapat. Sedangkan keperluannya adalah khusyu', takwa, tidak sombong dan mengaku-aku, kembali kepada Allah, tawakal kepada-Nya ketika sendiri atau bersama orang lain." Kemudian dia melaksanakan shalat dengan khusyu' dan khudhu'. Dia tidak selesai dari shalatnya kecuali ketika ajalnya datang. Semoga Allah  merahmatinya.

Manusia Tidur!
Seorang laki-laki tertambat hatinya pada seorang wanita Badui. Pada suatu malam, wanita itu pergi mencari keperluannya. Lalu laki-laki itu mengikutinya. Ketika mereka hanya berdua saja di satu tempat dan orang-orang sedang terlelap tidur, dia menghampiri wanita itu. Wanita itu bertanya, "Apakah semua orang telah tidur?"
Laki-laki itu senang dan menyangka wanita itu akan menuruti kemauannya. Dia bangkit dan berkeliling sekitar kampung itu dan ternyata semua orang telah tidur. Dia kembali dengan gembira lantas memberitahu wanita itu bahwa tempat itu sepi lantaran semua orang telah tidur. Wanita itu bertanya, "Lalu bagaimana menurutmu tentang Allah, apakah Dia tidur saat ini?"
Laki-laki itu menjawab, "Sesungguhnya Allah tidak tidur dan tidak mengantuk."
Wanita itu berkata, "Dzat yang tidak tidur dan tidak akan pernah tidur dan yang melihat kita di saat makhluk tidak melihat kita, Dia-lah yang lebih berhak untuk ditakuti."

Laki-laki itu mendengar nasehatnya lalu meninggalkannya dan bertaubat karena takut kepada Allah SWT. Ketika laki-laki itu wafat, dia dimimpikan oleh seseorang, dia ditanya, "Apa yang Allah SWT perbuat terhadapmu?" Dia menjawab, "Dia mengampuniku karena rasa takutku dan taubatku kepada-Nya."

No comments:

Post a Comment