Saturday, April 26, 2014

Hadapi Krisis, Masyarakat Indonesia Perlu Asuransi

Ilustrasi. (Foto: Okezone) Ilustrasi. (Foto: Okezone) 

World Bank menyatakan, untuk menangani krisis, baik yang diakibatkan bencana alam maupun keadaan global, masyarakat suatu negara harus memiliki proteksi dalam bentuk jaminan sosial seperti asuransi kesehatan dan sosial. Selain itu, penanganan manajemen risiko juga dibutuhkan.

Kendati demikian, penggunaan jasa asuransi di Indonesia masih sedikit. Direktur World Development Report (WDR) dari Bank Dunia, Norman Loayza mengatakan masyarakat Indonesia hanya 1 persen yang memiliki asuransi.

"Punya asuransi itu penting apabila ada gangguan krisis. Bila ada krisis, asuransi ini digunakan untuk kesehatan. Kita punya krisis manajemen risiko, bisa mengatasi ini," ungkap Norman di Energy Buidling, Jakarta, Kamis (24/4/2014).

Menurut Norman, hal ini sangat jauh sekali perbandingan dengan negara Turki yang dimana masyarakatnya sudah memiliki asuransi mencapai sekira 93 persen dengan tingkat kepuasan 67 persen. "Dengan perlindungan asuransi, masyarakat Turki akan lebih mampu dalam menghadapi kemungkinan krisis yang akan terjadi," jelasnya.

Norman mengungkapkan, sedikitnya terdapat 147 krisis finansial di 116 negara di dunia dan tertinggi terdapat di Argentina. Krisis finansial ini salah satu yang terkait adalah soal asuransi.

"Setiap negara termasuk Indonesia harus dapat mengidentifikasi risiko, bagaimana koordinasi antara pemerintah dan masyarakatnya. Indonesia belum begitu fleksibel dalam kebijakan dibanding negara berkembang lainnya seperti Brasil dan Afrika Selatan," pungkasnya. (economy.okezone.com)

No comments:

Post a Comment