Dana tersebut diserahkan kepada para ahli waris yang dikumpulkan di pendapa Sekretariat Kabupaten Sukoharjo, Senin, 7 April 2014. Banyaknya jumlah penerima membuat pembagian dilakukan dari pagi hingga siang hari.
Pelaksana Tugas Dinas Sosial Sukoharjo Sarmedi mengatakan penerima santunan tersebut merupakan ahli waris dari warga miskin yang meninggal pada semester II tahun lalu. "Para penerima didata serta ditetapkan melalui surat keputusan bupati," katanya, Senin, 7 April 2014.
Menurut dia, data warga miskin yang meninggal tersebut menjadi acuan dalam penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah pada akhir tahun lalu. "Kemudian anggaran itu dicairkan pada bulan ini," katanya. Total anggaran yang digelontorkan untuk santunan kematian tersebut mencapai Rp 3,6 miliar.
Bupati Sukoharjo Wardaya Wijaya memastikan tidak ada potongan dalam penyaluran santunan itu. "Laporkan saya jika ada potongan," ujarnya. Dia berharap santunan tersebut bisa dimanfaatkan oleh para ahli waris sebagai modal usaha.
Dia juga menegaskan pembagian uang santunan itu tidak terkait dengan politik meski dibagikan menjelang pemilihan umum. "Santunan ini bukan money politic," katanya. Dia hanya mengingatkan kepada ahli waris untuk tidak golput dalam pemilu.
Meski demikian, pegiat Pusat Telaah dan Informasi Regional (Pattiro), Alief Basuki, menyebut pembagian santunan itu akan menjadi sorotan masyarakat. "Seharusnya penyaluran santunan ditunda, menunggu hingga pemilu selesai," katanya.
Meski secara verbal tidak ada materi kampanye dalam penyaluran tersebut, Alief menilai penyerahan bantuan bisa mempengaruhi pilihan penerima dalam pemilu. "Apalagi, bupatinya juga berasal dari partai tertentu," katanya. Dan, penyerahan santunan tersebut dilakukan pada hari-hari terakhir menjelang pemilu. (www.tempo.co)
No comments:
Post a Comment