Memperhatikan hijab dan menjaganya adalah langkah awal untuk konsisten dan
istiqamah bagi wanita. Yang aku maksud bukanlah hijab biasa yang dipakai para
wanita karena mereka hanya menambah fitnah pada mata manusia berhati serigala. Yang
aku maksud adalah hijab syar'i yang sempurna yang memberikan kehormatan pada
wanita. Sebagaimana firman Allah SWT tentang wanita yang beriman dalam
ayat hijab:
"Yang demikian itu supaya mereka lebih
mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu." (QS:
Al-Ahzab [33]: 59).
Ketika
orang melihat seorang wanita mengenakan hijab yang syar'i, mereka akan tahu
bahwa dia termasuk wanita yang menjaga diri sehingga mereka tidak berani
mengganggu dan menggodanya.
Alhamdulillah,
di negara kami, mayoritas kaum wanita menggunakan hijab yang sempurna yang
mencakup wajah. Meskipun ada upaya yang terus-menerus
dari beberapa orang yang mengaku-ngaku untuk meyakinkan para wanita agar melepas
penutup wajah. Hal itu mereka lakukan sebagai langkah pertama untuk melepas
hijab secara keseluruhan. Tujuan akhirnya adalah telanjang bulat dan bercampur
di tempat umum, pantai dan sebagainya seperti yang ada di beberapa negara yang
berhasil dirusak. Tetapi negeri ini berbeda dengan negeri lain. Alhamdulillah,
para wanitanya sadar apa yang direncanakan oleh musuh, meskipun mereka
mengenakan baju agama dan tampak seperti orang memberi nasehat dan penuh kasih
sayang.
Kisah
yang akan kuceritakan pada kalian adalah sebuah contoh yang sangat bagus untuk
para pemudi di negeri Islam. Pemilik kisah berkata:
"Di
negeriku, aku terbiasa keluar tanpa hijab. Aku mengenakan pakaian biasa dan aku
menginginkan model yang terbaru. Allah SWT menghendaki aku datang ke Saudi
Arabia memenuhi kontrak kerja dengan salah satu instansi. Awal aku bekerja, aku harus mematuhi adat dan tradisi negeri ini. Maka aku
memakai abayah dan kerudung. Aku terus berpakaian seperti itu sampai datang
saat aku pulang ke negaraku.
Di
bandara aku lepaskan abayah dan kerudungku. Tiba-tiba salah seorang mahasiswiku
bepergian juga ke negaraku untuk liburan. Aku gembira
melihatnya. Dia menyalamiku dan aku dikejutkan dengan kata-katanya, "Ibu
dosen, aku tidak menyangka kau tidak mengenakan hijab, berbeda saat aku
melihatmu di kampus." Aku bertanya kepadanya, "Kenapa kau berkata
seperti itu? Aku rajin mengerjakan kewajiban agamaku seperti shalat, puasa dan
aku tidak melakukan satu kemungkaran." Dia menjawab, "Keadaanmu
sekarang adalah sebuah kemungkaran." Saat itu aku merasakan kesulitan dari
mahasiswiku yang umurnya tidak lebih dari 16 tahun. Dialah yang menasehati dan
menunjukkanku jalan yang benar.
Sebenarnya
aku merasa kecil sekali. Aku berharap bumi akan menelanku saking malunya aku
pada Allah SWT. Sejak hari itu, aku berikrar untuk
mengenakan hijab karena taat kepada Allah SWT,
mematuhi perintah-Nya dan untuk menjaga kehormatanku dari mata-mata asing.
Alangkah
mulianya mahasiswi yang baru berusia 16 tahun itu. Alangkah indahnya
perilakunya. Orang Islam akan bangga dengan adanya pemudi seperti ini dalam
masyarakat dan mereka akan memohon kepada Allah Yang Maha Kuasa untuk menjaga
wanita-wanita Muslim dan putri-putri mereka dari
kerusakan tingkah laku dan pemikiran. Dan Dia Maha Kuasa atas segala
sesuatu." [1]
No comments:
Post a Comment