Thursday, May 22, 2014

Taubat Guru di Tangan Seorang Muridnya



Memperhatikan hijab dan menjaganya adalah langkah awal untuk konsisten dan istiqamah bagi wanita. Yang aku maksud bukanlah hijab biasa yang dipakai para wanita karena mereka hanya menambah fitnah pada mata manusia berhati serigala. Yang aku maksud adalah hijab syar'i yang sempurna yang memberikan kehormatan pada wanita. Sebagaimana firman Allah SWT tentang wanita yang beriman dalam ayat hijab:
 
"Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu." (QS: Al-Ahzab [33]: 59).
Ketika orang melihat seorang wanita mengenakan hijab yang syar'i, mereka akan tahu bahwa dia termasuk wanita yang menjaga diri sehingga mereka tidak berani mengganggu dan menggodanya.
Alhamdulillah, di negara kami, mayoritas kaum wanita menggunakan hijab yang sempurna yang mencakup wajah. Meskipun ada upaya yang terus-menerus dari beberapa orang yang mengaku-ngaku untuk meyakinkan para wanita agar melepas penutup wajah. Hal itu mereka lakukan sebagai langkah pertama untuk melepas hijab secara keseluruhan. Tujuan akhirnya adalah telanjang bulat dan bercampur di tempat umum, pantai dan sebagainya seperti yang ada di beberapa negara yang berhasil dirusak. Tetapi negeri ini berbeda dengan negeri lain. Alhamdulillah, para wanitanya sadar apa yang direncanakan oleh musuh, meskipun mereka mengenakan baju agama dan tampak seperti orang memberi nasehat dan penuh kasih sayang.
Kisah yang akan kuceritakan pada kalian adalah sebuah contoh yang sangat bagus untuk para pemudi di negeri Islam. Pemilik kisah berkata:
"Di negeriku, aku terbiasa keluar tanpa hijab. Aku mengenakan pakaian biasa dan aku menginginkan model yang terbaru. Allah SWT menghendaki aku datang ke Saudi Arabia memenuhi kontrak kerja dengan salah satu instansi. Awal aku bekerja, aku harus mematuhi adat dan tradisi negeri ini. Maka aku memakai abayah dan kerudung. Aku terus berpakaian seperti itu sampai datang saat aku pulang ke negaraku.
Di bandara aku lepaskan abayah dan kerudungku. Tiba-tiba salah seorang mahasiswiku bepergian juga ke negaraku untuk liburan. Aku gembira melihatnya. Dia menyalamiku dan aku dikejutkan dengan kata-katanya, "Ibu dosen, aku tidak menyangka kau tidak mengenakan hijab, berbeda saat aku melihatmu di kampus." Aku bertanya kepadanya, "Kenapa kau berkata seperti itu? Aku rajin mengerjakan kewajiban agamaku seperti shalat, puasa dan aku tidak melakukan satu kemungkaran." Dia menjawab, "Keadaanmu sekarang adalah sebuah kemungkaran." Saat itu aku merasakan kesulitan dari mahasiswiku yang umurnya tidak lebih dari 16 tahun. Dialah yang menasehati dan menunjukkanku jalan yang benar.
Sebenarnya aku merasa kecil sekali. Aku berharap bumi akan menelanku saking malunya aku pada Allah SWT. Sejak hari itu, aku berikrar untuk mengenakan hijab karena taat kepada Allah SWT, mematuhi perintah-Nya dan untuk menjaga kehormatanku dari mata-mata asing.
Alangkah mulianya mahasiswi yang baru berusia 16 tahun itu. Alangkah indahnya perilakunya. Orang Islam akan bangga dengan adanya pemudi seperti ini dalam masyarakat dan mereka akan memohon kepada Allah Yang Maha Kuasa untuk menjaga wanita-wanita Muslim dan putri-putri mereka dari kerusakan tingkah laku dan pemikiran. Dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu." [1]


[1]Surat kabar “al-'Ukazh”, Saudi Arabia (87554), dari buku Al-'Aidûn Ila Allah (3/75-76).

No comments:

Post a Comment