Tuesday, May 13, 2014

Taubatnya Artis Halah Fuad



"Aku melihat diriku telah melakukan maksiat dan dosa besar dalam hak Tuhanku dan agamaku. Berdasarkan hal itu, aku mengharap Allah akan mengampuni dan memaafkanku."
Itulah yang dikatakan oleh mantan artis, Halah Fuad, setelah dia bertaubat, lalu mundur dari dunia peran dan mengenakan hijab serta pengumumannya untuk seratus persen mengurus suami, anak-anak dan rumahnya. Dia menceritakan kisahnya:
"Sejak aku kecil, di dalam hatiku ada perasaan yang kuat yang mendorongku untuk mempelajari agama serta berpegang pada nilai-nilai dan akhlak yang mulia. Tepatnya saat aku duduk di bangku SMP. Aku tidak menyukai kehidupan gemerlap atau muncul di dunia seni. Kebahagiaanku yang paling besar adalah aku berada di dalam rumah. Nafsu untuk melakukan perbuatan yang buruk dan melihat orang lain, itulah alasan-alasan syaitan di balik keputusanku terjun ke dunia peran.
Allah SWT berkehendak mengujiku dengan sebuah musibah yang membuatku kembali pada kesucianku dan menjelaskan kesesatanku dari petunjuk-Nya lewat musibah itu. Sesaat aku berada sangat dekat dengan kematian. Itu terjadi saat operasi caesarku yang terakhir di mana tali ari-ari menyumbat leher rahim dan dokter menggunakan obat rasa sakit buatan tiga hari sebelum melahirkan. Kemudian terjadi pendarahan hebat yang mengancam hidupku. Lalu dilakukan operasi caesar terhadapku. Setelah operasi, aku tetap merasakan sakit. Pada hari ketujuh yang seharusnya aku meninggalkan rumah sakit, aku dikejutkan dengan rasa sakit yang begitu dahsyat pada kaki kananku dan terjadi pembengkakan dan warnanya berubah.
Dokter berkata kepadaku bahwa aku terkena kesendatan pembuluh darah (thrombosis).  Dalam keadaan seperti itu aku merasakan hati kecilku bicara, "Sesungguhnya Allah tidak akan meridhaimu dan menyembuhkanmu kecuali jika kau mundur dari dunia peran. Karena dalam hati kecilmu yakin bahwa seni peran itu haram. Tetapi kau menghiasinya untuk nafsumu, nafsu yang mengajak pada keburukan. Kemudian pada akhirnya kau berpegang pada sesuatu yang tidak akan berguna untukmu."
Perasaan itu membuatku bingung karena aku sangat mencintai seni peran dan aku merasa tidak bisa hidup tanpa itu. Di waktu yang bersamaan, aku takut mengambil jalan mundur lalu aku akan kembali lagi dan aku sangat tersiksa.
Singkat cerita, aku pulang ke rumah dan berangsur sembuh. Alhamdulillah kaki kananku mulai membaik, tetapi secara tiba-tiba dan tanpa diduga rasa sakit pindah ke kakiku yang kiri. Sebelumnya aku merasakan sakit pada punggungku. Dokter memberi nasehat agar aku melakukan pengobatan alami karena otot-ototku terserang rachitis akibat aku berbaring di tempat tidur. Aku terkejut lantaran thrombosis itu pindah ke kaki kiri dengan bentuk yang lebih besar dan lebih parah daripada yang sebelumnya.
Dokter menuliskan resep untukku, obat yang sangat tinggi dosisnya. Aku merasa sangat sakit pada tubuhku. Dokter juga menggunakan suntikan yang dosisnya tinggi untuk mengobati thrombosis pada urat nadiku. Aku merasa tidak membaik dan keadaanku bertambah buruk. Di sini aku merasa down, nafasku sesak dan aku melihat orang-orang di sekitarku pucat pasi. Tiba-tiba aku mendengar ada yang berkata kepadaku, "Ucapkanlah Lâ ilâha Illallah, karena sekarang kau menghembuskan nafasmu yang terakhir." Lalu aku berkata, "Asyhadu al Lâ ilâha Illallah  wa Asyhadu anna Muhamadar Rasûlullah."
Aku bersyahadat. Saat itu aku berbicara dengan diriku dan aku berkata, "Kau akan masuk ke dalam kubur dan pergi menuju Allah dan negeri akhirat. Bagaimana kau akan menghadap Allah sedangkan kau tidak melaksanakan perintah-Nya. Kau habiskan hidupmu dengan bersolek dan berdiri di tempat fitnah saat memainkan seni peran? Apa yang akan kau katakan saat kau dihisab? Apakah kau akan mengatakan syaitan telah mengalahkanmu?" Ya. Aku benar-benar melihat kematian. Namun sayangnya, kita semua pura-pura lupa pada kematian. Kalau setiap manusia mengingat saat itu, dia akan beramal untuk hari perhitungan. Kita harus mempunyai pengetahuan agama sehingga kita tidak menjadi Muslim karena keturunan. Kita harus mendalami pelajaran al-Quran, Sunah dan Fiqh. Sayangnya, kita memperhatikan buta agama yang seharusnya menjadi tugas semua instansi untuk mengajarkan agama pada masyarakat dan itu tidak akan cukup melalui satu atau dua program.
Singkatnya, aku melakukan pengadilan singkat untuk diriku pada saat itu. Kemudian secara tiba-tiba aku merasa nafasku kembali dan aku bisa melihat semua orang yang duduk di sekitarku dengan sangat jelas. Wajah suamiku menjadi sangat merah dan dia menangis keras. Ayahku dalam keadaan yang perlu diratapi, sedangkan ibuku berdiri di sudut kamar, dia shalat dan berdoa kepada Allah SWT. Aku bertanya kepada dokter, "Apa yang terjadi?" Dokter menjawab, "Puji Tuhan, telah dituliskan untukmu umur yang baru."
Aku mulai ingat pada kejadian yang aku alami dan membuat para dokter dan orang-orang yang ada di sekitarku bingung. Aku memikirkan hidup, betapa dia singkat sekali. Semua perhatian ini tidak pantas kita lakukan. Lalu aku memutuskan mengenakan hijab dan aku berkhidmah pada rumah dan anak-anakku, mendidik mereka dengan benar dan inilah tugas yang paling mulia."
Demikianlah Halah kembali pada Tuhannya. Dia mengumumkan keputusannya yang terakhir untuk mundur dari dunia peran. Profesi yang hina yang menjadikan wanita mainan yang murah yang dipermainkan pemilik syahwat dan hamba-hamba dunia. Tetapi keputusan itu tidak bagus menurut para produser dan mereka menuduh Halah sudah gila dan dia meninggalkan seni peran karena sakit dan susah berkomunikasi. Kami akan menjawab mereka:
"Di dunia seni, siapa yang lebih terkenal dan lebih bersinar dariku!! Mereka telah mendapat cobaan yang lebih berat dariku, tetapi mereka tidak mengambil keputusan yang sama."
Kemudian Halah menambahkan, "Anehnya hakim seni telah terbagi menjadi dua terhadap keputusanku ini, sebagian mengucapkan selamat dan sebagian lagi menuduhku gila. Jika melaksanakan perintah Allah adalah sebuah kegilaan, maka aku tidak punya pilihan selain aku doakan mereka semua mendapat kegilaan yang aku alami.
Dalam perbincangannya mengenai keadaannya sebelum bertaubat dan sikapnya terhadap teman-temannya yang sudah lebih dulu bertaubat dan mantap, dia bertutur, "Aku mencintai semua teman-temanku yang sudah membuat keputusan seperti itu, seperti Hana Tsarwat dan Mirfit al-Jundi. Aku berdoa kepada Allah untuk melapangkan dadaku terhadap apa yang Dia sukai dan menutupnya dari apa yang Dia tidak sukai." Allah SWT telah mengabulkan doaku dan dia telah melapangkan dadaku.
Di akhir pembicaraannya, dia berkata, "Halah Fuad sang Artis telah wafat dan tidak akan kembali. Halah Fuad yang ada sekarang tidak ada hubungannya dengan manusia yang telah pergi dari dunia kita itu."
Inilah kisah artis Halah Fuad dan hidayah seperti yang telah dia ceritakan sendiri. Kita menunggu para seniman yang akan kembali kepada Allah dan selain mereka yang akan menyusul rombongan iman sebelum terlambat. Siapa yang akan kembali lagi? Kita lihat nanti.[1]


[1]Al-'Aidûn Ila Allah (3/23-27).

No comments:

Post a Comment