Sunday, May 25, 2014

Taubatnya Pemudi yang Lalai



Pemudi itu berkata, “Sebab aku mendapat hidayah dan taufiq Allah SWT adalah guruku yang mulia. Lalu dia mengisahkan kisahnya mendapat hidayah sebagai berikut:
Dulu aku sangat senang mendengarkan lagu-lagu yang diharamkan oleh Allah SWT dan rasul-Nya. Pembicaraan tentang lagu dan berita seputarnya tidak pernah lepas dari bibirku di segala tempat. Aku membicarakannya dengan atau tanpa sebab sehingga lagu menjadi makananku, jiwa dan airku. Aku sanggup kehilangan yang lain, tetapi aku tidak sanggup kehilangannya.
Siang dan malam walkman selalu berada di telingaku, aku ikuti setiap berita artis, Arab ataupun Barat. Syaitan telah memperdayaku dan membuatku lupa dari mengingat Allah SWT. Sehingga aku masuk dalam kelompoknya dan aku nyaris menjadi orang yang rugi kalau saja Allah SWT tidak memberikan rahmat dan hidayah-Nya padaku. Pada pertengahan tahun ajaran sekolah, Allah SWT menghendaki datangnya seorang guru yang baru. Dia adalah seorang pendidik yang bijak dan ibu yang penyayang. Dia merasa kasihan padaku di saat aku berdendang sambil mondar-mandir. Suatu kali, dia memintaku berhenti dan berkata, “Tidakkah kau tahu bahwa lagu itu haram?” Aku menjawab, “Tidak, bahkan bisa mengisi waktu dan menyenangkan hati.” Jawabanku yang buruk itu hanya untuk membuatnya diam. Sejak saat itu aku memusuhi guru yang menginginkan kebaikan dan perbaikan dalam diriku. Setiap kali aku melihatnya, aku menyanyikan salah satu lagu dan aku keraskan suaraku untuk melawannya.
Dengan kebodohanku yang sangat dalam aku menganggapnya musuh. Sedangkan dia memandangku dengan rasa kasih dan sayang. Aku bersama syaitan dan dia bersama ar-Rahman. Suatu hari dia berkata kepadaku, apa yang akan kau lakukan jika maut menjemputmu dan kau berada dalam keadaan seperti ini? Aku menjawab, "Allah itu Maha Pengampun dan Maha Penyayang." Dia langsung memotong, "Tetapi Dia juga memiliki siksaan yang amat pedih." Aku balik bertanya, "Tetapi apa yang akan kulakukan, kalau aku tidak mendengarkan lagu? Bagaimana aku mengisi waktuku?" Dia menjawab, "Dengarkanlah kaset-kaset Islami, khutbah, seminar, ceramah, nasyid seperti aku dulu pertama kali mendengarnya."
Aku bertanya, "Tetapi dari mana semua itu aku dapatkan?" Dia menjawab, "Yang mendatangkan kaset lagu untukmu, Dia juga yang mendatangkan kaset-kaset Islami yang bermanfaat." Ketika dia melihatku bersungguh-sungguh dalam ucapanku, dia membawakan sebuah kaset berjudul "Haramnya lagu" dan sebuah kaset lain tentang peristiwa hari kiamat. Di rumah terjadi pertentangan yang sangat hebat di dalam diriku, antara malaikat dan syaitan. Satu kali aku keluarkan kaset lagu dari walkman, kali lainnya aku keluarkan kaset khutbah. Aku tidak tahu aku mendengarkan yang mana.
Lalu aku berkata, "Tuhan, apa yang akan aku lakukan?" Itu hanya berlangsung beberapa saat sampai aku mendengar tentang huru-hara hari kiamat dan keadaan surga dan neraka. Aku merasa hatiku nyaris copot dan meledak dengan tangisan sehingga aku menyangka aku menangis darah dan kaset usiaku berputar sangat cepat di depanku. Aku berusaha melupakannya dengan menangis dan berteriak, tetapi nihil hasilnya. Lalu secara cepat aku hancurkan kaset laguku satu per satu. Aku menghancurkan dengan tanganku sebagai syiar atas taubatku yang ikhlas kepada Allah SWT. Keadaanku berkata:

Dan katakanlah, "Yang benar telah datang dan yang bathil telah lenyap." Sesungguhnya yang bathil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap." (QS Al-Isrâ' [17]: 81).
Nasehatku untuk saudari-saudariku yang Muslim, agar berhati-hati mendengarkan lagu yang hanya membuat manusia jauh dari Allah SWT dan lalai mengingat-Nya. Dan itu adalah kerugian yang nyata.[1]
(tamat)


[1]Al-'Aidûn Ila Allah (4/83-85).

No comments:

Post a Comment