Sunday, December 7, 2014

Membangun Kota Solok untuk Semua

* ENAM

Sukses besar menuntut Anda memikul tanggung jawab. Jika dianalisa, maka akhirnya ditemukan bahwa suatu kualitas yang dimiliki oleh semua orang sukses adalah kemampuannya dalam memikul tanggung jawab.
Michael Korda, Pimpinan Simon & Schuster

SEJAK memimpin Kota Solok pada tahun 2010, Irzal Ilyas mampu tampil sebagai pelopor dalam pembangunan yang dapat dirasakan oleh khalayak warga masyarakat. Dia tegas dan jelas mengusung visi: Mewujudkan masyarakat beriman, bertaqwa, sehat, edukatif dan sejahtera dengan pemerintahan yang baik dan bersih menuju kota perdagangan dan jasa yang maju dan modern dalam membangun Kota Solok. 
Dengan visi tersebut, Irzal memfokuskan pembangunan pada perbaikan kualitas kesejahteraan rakyat melalui pendidikan, kesehatan dan membangun infrastruktur. Dia berusaha memantik rakyatnya untuk bangkit membangun, mengubah diri menjadi lebih baik dan lebih berpengharapan. Dengan prioritas membangun manusianya, dia berharap potensi-potensi yang ada di wilayah Kota Solok tidak terpendam menjadi sekadar potensi.
Kota Solok tidaklah seberapa luas dan besar. Bagi Ilyas, selain sumber daya alam, yang lebih penting dimiliki oleh sebuah kota adalah ketersediaan sumber daya manusia yang berkualitas. Hal ini dapat dijadikan modal dan pendukung bagi berkembangnya sebuah daerah ke arah kemajuan di segala lini kehidupan.
Kota Solok terletak pada posisi 0º32 LU – 1º45 LS, 100º27 BT – 101º41 BT dengan luas 57,64 km² (0,14% dari luas Provinsi Sumatera Barat). Wilayah administrasi Kota Solok berbatasan dengan Kabupaten Solok dan Kota Padang. Kota Solok memiliki peran sentral di dalam menunjang perekonomian masyarakat Kota Solok dan Kabupaten Solok pada umumnya.
Lokasi Kota Solok sangat strategis, karena terletak pada persimpangan jalan antar-provinsi dan antar-kabupaten/kota. Dari arah selatan jalur lintas dari Provinsi Lampung, Provinsi Sumatera Selatan dan Provinsi Jambi, kota ini merupakan titik persimpangan untuk menuju Kota Padang sebagai ibu kota Provinsi Sumatera Barat yang jaraknya hanya sekitar 64 kilometer. Bila ke arah utara akan menuju Kota Bukittinggi yang berjarak sekitar 71 kilometer untuk menuju kawasan Sumatera Bagian Utara. Semula Kota ini merupakan ibukota Kabupaten Solok.
Secara administrasi, Kota Solok terdiri dari dua kecamatan dengan 13 kelurahan. Pertama Kecamatan Lubuk Sikarah dengan jumlah penduduk 35.065 jiwa dan luas wilayah 35 Km². Dan kedua, Kecamatan Tanjung Harapan dengan jumlah penduduk 28.476 jiwa dan luas wilayah 22,64 Km².
Batas wilayah, Utara berbatasan dengan wilayah Kecamatan Nagari Tanjuang Bingkuang, Aripan dan Kuncir Kabupaten Solok. Lalu sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Nagari Gaung, Panyakalan, Koto Baru, Selayo Kabupaten Solok, Nagari Muaro Paneh dan Kota Padang. Sebelah barat berbatasan dengan wilayah Kecamatan Nagari Selayo, Koto Sani, Kabupaten Solok.
Topografi Kota Solok bervariasi antara dataran dan berbukit dengan ketinggian 390 di atas permukaan laut (dpl) serta curah hujan rata-rata 184,31 mm kubik per tahun. Terdapat tiga anak sungai yang melintasi Kota Solok, yaitu Sungai Batang Lembang, Sungai Batang Gawan dan Sungai Batang Air Binguang. Suhu udara berkisar dari 26,1 °C sampai 28,9 °C. Dilihat dari jenis tanah, 21,76% tanah di Kota Solok merupakan tanah sawah dan sisanya 78,24% berupa tanah kering.
Pemanfaatan tanah secara optimum pada kawasan dengan tingkat kesuburan sedang sampai subur dapat dipertahankan guna mendukung kegiatan pembangunan. Selain itu juga terdapat lahan dengan kesuburan rendah atau kritis yang terdapat di hampir semua kelurahan di Kecamatan Tanjung Harapan. Lahan ini berpotensi mendatangkan bahaya, seperti tanah longsor, erosi dan kebakaran lahan. Untuk itu Pemerintah Kota Solok berupaya mempertahankan tingkat kesuburan lahan yang ada.

A.   Dari Visi Turun ke Misi
Visi saja tentu tidak cukup jelas untuk dijadikan rujukan dalam membangun Kota Solok sepanjang kepemimpinan Wali Kota Irzal Ilyas. Agar visi tersebut dapat menjadi rujukan dan patokan bagi segenap aparatur Pemerintah Kota Solok untuk membawa Kota Solok sebagai kota perdagangan dan jasa yang modern, Irzal menurunkan ke dalam 10 misi pembangunan. Kesepuluh misi dimaksud, masing-masing:
·         Meningkatkan kualitas tatanan kehidupan masyarakat yang beriman dan bertaqwa.
·         Menyelenggarakan tata pemerintahan daerah yang baik dan bersih (good local governance dan clean government).
·         Mengembangkan nilai-nilai adat dan budaya di tengah masyarakat berlandaskan adat basandi syara’, syara’ basandi kitabullah.
·         Meningkatkan kualitas pelayanan di bidang pendidikan dan kesehatan.
·         Meningkatkan pelayanan kesejahteraan sosial dan penanggulangan kemiskinan.
·         Meningkatkan pembinaan kepemudaan dan olahraga.
·         Meningkatkan aktivitas perdagangan, jasa, agribisnis dan pariwisata.
·         Meningkatkan pembangunan prasarana dan sarana fasilitas pelayanan umum.
·         Meningkatkan pemberdayaan dan pendapatan masyarakat.
·         Menegakkan peraturan daerah yang berkeadilan.
Tampaklah formulasi misi-misi yang mudah dipahami dan kemudian diimplementasikan. Dari sini kemudian terlihat arah membangun Kota Solok untuk semua kalangan rakyat-masyarakat.
Lalu, Pemerintah Kota Solok menetapkan agenda pembangunan yang menjadi kegiatan pokok yang segera dilakukan untuk mendorong proses pembangunan daerah secara menyeluruh. Sejalan dengan agenda pembangunan nasional dan agenda pembangunan Provinsi Sumatera Barat, ditetapkan agenda pembangunan daerah Kota Solok untuk periode 2010-2015 sebagai berikut:
·          Peningkatan kualitas dan tatanan kehidupan masyarakat yang beriman, bertaqwa dan berbudaya.
Peningkatan kualitas dan tatanan kehidupan masyarakat yang beriman, bertaqwa dan berbudaya merupakan landasan utama untuk dapat mewujudkan pembangunan daerah yang baik sesuai dengan yang diharapkan. Melalui agenda pembangunan daerah ini diwujudkan kehidupan masyarakat yang beriman dan bertaqwa guna terciptanya suatu masyarakat dan pemerintahan yang agamais. Selain itu, keselarasan antara ajaran agama dan budaya daerah dengan kebiasaan hidup masyarakat tetap terpelihara dengan baik.
·         Pembangunan hukum dan tata pemerintahan yang baik dan bersih.
Pembangunan hukum dimaksudkan untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran hukum masyarakat dan penyelenggara pemerintahan agar terwujud kondisi masyarakat yang taat aturan untuk mendorong efektivitas dan percepatan pembangunan. Sejalan dengan itu pembangunan tata pemerintahan yang baik dan bersih dilaksanakan untuk mewujudkan pemerintahan yang transparan, akuntabel dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme serta mampu memberikan pelayanan yang berkualitas kepada masyarakat.
·         Pembangunan sosial dan sumber daya manusia yang berkualitas.
Pembangunan sosial dan sumber daya manusia yang berkualitas dilakukan untuk menanggulangi permasalahan-permasalahan sosial yang ada pada masyarakat dan mewujudkan kondisi masyarakat yang sehat, berpendidikan, serta berdaya saing. Termasuk dalam agenda ini meliputi peningkatan pembangunan di bidang pendidikan, peningkatan derajat kesehatan masyarakat, penyediaan lapangan kerja dan penanggulangan kemiskinan serta pemberdayaan organisasi dan lembaga masyarakat yang berbasis sosial.
·          Pembangunan ekonomi rakyat yang berdaya saing.
Pembangunan ekonomi rakyat yang berdaya saing merupakan landasan utama dalam memperkuat pondasi perekonomian nasional umumnya dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat pada khususnya. Melalui agenda ini yang akan diwujudkan adalah peningkatkan pertumbuhan ekonomi, terciptanya lingkungan berusaha yang aman dan nyaman, peningkatan kompetensi dan daya saing pelaku usaha perdagangan dan jasa serta industri kecil/rumah tangga.
·         Pembangunan prasarana dan sarana perkotaan yang berwawasan lingkungan.
Pembangunan prasarana dan sarana perkotaan mutlak harus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pelayanan umum kepada masyarakat seperti jalan, jembatan, air bersih, sarana perdagangan, pendidikan, kesehatan dan sarana umum lainnya. Pembangunan prasarana dan sarana dimaksud harus berwawasan lingkungan sehingga kualitas lingkungan dapat terpelihara dengan memperhatikan penataan ruang sesuai aturan, sehingga pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan dapat diupayakan dengan memelihara cadangan air serta meningkatkan konservasi alam. Melalui agenda ini akan diwujudkan peningkatan perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian ruang secara konsisten, peningkatan kualitas pelayanan infrastruktur kota, peningkatan kualitas pelayanan air bersih, peningkatan pelayanan prasarana dan sarana lingkungan permukiman, peningkatan pengelolaan sanitasi kota, peningkatan kualitas pelayanan jasa transportasi serta peningkatan kualitas lingkungan hidup.
Dalam bahasa yang agak rinci, prioritas pembangunan Kota Solok adalah meningkatkan kualitas, disiplin  dan kesejahteraan sumber daya aparatur; meningkatkan kualitas perencanaan pembangunan kota seperti menyusun RKPD, pelaksanaan Musrenbang, review RPJM 2010-2016 dan penyusunan RPJP 2010-2030. Lalu meningkatkan kualitas produk hukum; meningkatkan kualitas pengelolaan keuangan daerah; meningkatkan transparansi dan akuntabilitas jalannya pemerintahan; meningkatkan ketertiban dan ketenteraman masyarakat; meningkatkan efektivitas pelayanan pemerintah; meningkatkan hubungan kemitraan dengan DPRD dan stakeholders kota; dan mengembangkan partisipasi publik.

B.    Membangun Manusia Seutuhnya
Pemerintah Kota Solok memandang penting faktor sumber daya manusia (SDM). Segala upaya untuk meningkatkan kualitas SDM senantiasa menjadi perhatian. Dalam kaitan ini, kualitas sumber daya manusia yang berlandaskan nilai-nilai spiritual pun terus ditingkatkan. Hal yang dilakukan antara lain meningkatkan kualitas pendidikan agama di lembaga pendidikan formal dan non-formal.   
Pemerintah Kota berharap adanya peningkatan peran institusi keagamaan, adat, sosial dan budaya dalam keikut-sertaannya membangun manusia Kota Solok yang seutuhnya. Untuk itu Pemerintah Kota mendorong peningkatan peran tokoh adat dan lembaga kemasjidan (Badan Amil Zakat [BAZ], Lembaga Amil Zakat [LAZ], dan Unit Pengelola Zakat [UPZ]). Lembaga-lembaga ini berperan penting dalam upaya meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran umat.
Irzal Ilyas sengaja menggandeng masjid untuk aktif berpartisipasi dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Untuk jajarannya di lingkungan Pemerintah Kota Solok, dia mewajibkan pejabat eselon melakukan Safari Subuh saban Jumpat pagi. Pada Safari Subuh tersebut setiap pejabat eselon didorong untuk melaksanakan shalat subuh berjamaah di masjid-masjid yang ada di Kota Solok.
Melalui shalat berjamaah, diharapkan tidak ada lagi jarak antara warga masyarakat dan para pejabat. Dengan begitu muncul satu masyarakat yang mampu menjadi pengawas perilaku pejabat. Sedangkan secara internal diri pejabat, Pemerintah Kota Solok menggelontorkan program puasa sunnah Senin-Kamis. Lengkaplah pengawasan luar-dalam bagi jalannya pemerintahan di kota berpenduduk sekitar 63 ribu jiwa ini.  
Peningkatan kualitas sumber daya manusia juga diarahkan pada peningkatan kreativitas dan produktivitas anak negeri dan generasi muda di tengah-tengah masyarakat serta peningkatan pemerataan dan kesempatan pendidikan. Upaya-upaya dalam peningkatan mutu dan relevansi pendidikan, peningkatan efisiensi, dan manajemen pendidikan terus dilaksanakan.
Upaya meningkatkan kualitas pendidikan agama di lembaga pendidikan formal dan non-formal bertujuan untuk peningkatan kemandirian lembaga pendidikan agama. Dalam kaitan ini, arah kebijakannya adalah melakukan pembinaan dan memfasilitasi pengembangan lembaga-lembaga keagamaan dan meningkatkan kreativitas dan produktivitas anak negeri dan generasi muda di tengah-tengah masyarakat.
Pun mendorong peran organisasi kepemudaan dalam mendukung peningkatan jumlah dan kualitas sumber daya manusia. Wali Kota Irzal Ilyas berkomitmen memberikan perhatian pada peningkatan peran organisasi kepemudaan yang ada. “Pembangunan bidang kemudaan merupakan tanggung jawab warga dan negara. Berdasarkan data keseluruhan organisasi kepemudaan, yang berada di bawah KNPI Kota Solok itu berjumlah 24 organisasi dan 13 organisasi lain berasal dari organisasi kelurahan,” jelas Irzal.
Bagaimana komitmen Wali Kota Solok? “Komitmen saya untuk memajukan peran dan fungsi organisasi kepemudaan diimplementasikan melalui kucuran anggaran sebesar Rp25 juta/kelurahan dan Rp4 juta dialokasikan untuk dana bantuan penunjang operasional 20 OKP yang direkomendasikan oleh DPD Kota Solok,” papar Wali Kota yang akrab disapa Irwali ini.
Hal itu dilakukan, jelasnya, guna mengoptimalkan peran generasi muda di masa mendatang untuk kemajuan Kota Solok. Dengan bantuan yang diberikan lewat APBD pemerintah daerah, dia berharap seluruh organisasi kelurahan dapat membentuk wadah untuk berkomunikasi, misalkan dengan mendirikan forum komunikasi pemuda se-Kota Solok.
Masih untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia usia muda, Pemerintah Kota Solok menggulirkan program Mabit (malam bina iman dan taqwa) bagi kalangan pelajar SLTA dan SLTP. Program ini mewajibkan kalangan pelajar Kota Solok untuk melakukan Mabit di masjid-masjid terdekat --minimal sekali dalam sepekan.
Lalu dalam kaitan mendorong peningkatan mutu dan relevansi pendidikan, Pemerintah Kota Solok berusaha meningkatkan kompetensi tenaga pendidikan dan non-pendidikan SD sampai 95 persen, SLTP 95 persen dan SLTA 95 persen. Selain itu juga berupaya meningkatkan angka kelulusan SD hingga 100 persen, SLTP 95 persen dan SLTA 95 persen serta menurunkan angka mengulang siswa. Termasuk pula meningkatkan ketersediaan fasilitas penunjang pendidikan –terutama fasilitas penunjang kegiatan belajar-mengajar, laboratorium, perpustakaan, ruang UKS, toilet dan mushala.
Ke depan, untuk mendorong pemerataan kesempatan menikmati pendidikan, Pemerintah Kota Solok berusaha menyediakan anggaran beasiswa buat pelajar dan mahasiswa asal Kota Solok. Beasiswa ini tidak sebatas dianggarkan buat mahasiswa miskin, tapi diperuntukkan pula buat mereka yang berprestasi.
“Bagi mereka yang miskin anggap saja sebagai bantuan agar pendidikan mereka tidak tersendat. Sedangkan bagi yang berprestasi, kami jadikan beasiswa tersebut sebagai reward atas prestasi mereka,” tutur Wali Kota Irzal Ilyas.
Pemerintah Kota Solok pun tidak lupa menaruh perhatian pada peningkatan produktivitas dan keterampilan tenaga kerja. Sasarannya untuk meningkatkan keterampilan para pencari kerja, kelancaran pengiriman TKI dan meningkatkan pengawasan terhadap perusahaan dalam memberikan jaminan, pengupahan, kesehatan dan keselamatan kerja. Hal yang dilakukan antara lain mengembangkan sistem ketenaga-kerjaan secara menyeluruh dan terpadu yang ditekankan pada peningkatan kualitas dan kemandirian tenaga kerja.    

C.   Pembangunan Kesehatan Masyarakat
Dalam membangun sektor kesehatan, Pemerintah Kota Solok memprioritaskan penyediaan sarana-prasarana kesehatan lingkungan permukiman, fasilitas kesehatan di area umum dan meningkatkan derajat kesehatan menuju manusia sehat dan mandiri. Selain itu, Pemerintah Kota juga mendorong kepedulian warga masyarakat untuk meningkatkan kesehatan lingkungan dan kesehatan masyarakat.
Langkah kongkret menuju kesehatan mandiri dimulai dari pembentukan RW sehat, kemudian dilanjutkan ke kelurahan sehat sampai kemudian akan menciptakan kecamatan yang sehat. Dan akhirnya melaju ke Kota Solok yang sehat.
Irzal Ilyas mengakui bahwa tidaklah gampang mengajak warga masyarakat untuk mengedepankan pola hidup sehat. Namun begitu, Pemerintah Kota Solok telah memiliki kiat tersendiri yang dimulai dari pengembangan wilayah sehat melalui pemberdayaan masyarakat. Bahkan lantas didukung dengan peraturan bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Kesehatan tentang penyelenggaraan kota sehat.
Harus diakui bahwa Kota Solok masih menghadapi persoalan di bidang kesehatan, antara lain derajat kesehatan masyarakat yang belum optimal dan bermunculan permukiman padat yang tidak teratur. Untuk menghindari persoalan semakin parah, Pemerintah Kota berusaha menjaga kebersihan kota dan membenahi sistem drainase kota. Pemerintah Kota pun tidak segan-segan menanamkan sejak dini Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) kepada seluruh komponen masyarakat.
Problematika kesehatan tersebut hal yang lumrah bagi Kota Solok yang berada di jalur lintas Sumatera Bukittinggi, Padang dan Jakarta. Kota ini menghadapi banyak tantangan di bidang kesehatan. Tantangan itu bukan sesuatu hambatan buat memajukan Kota Solok sebagai Kota Sehat dan Bersih melainkan suatu pekerjaan yang mesti dihadapi sehingga tahap demi tahap masalah hidup bersih dan sehat membudaya di kalangan warga masyarakat.
Pemerintah Kota Solok menyediakan anggaran yang cukup untuk menggulirkan program-program yang bersifat pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan masyarakat dan penambahan infrastruktur kesehatan. Dalam program peningkatan kesehatan, Pemerintah Kota Solok meluncurkan program dokter keluarga di mana setiap kepala keluarga digratiskan berobat kesehatan tingkat dasar di seluruh Puskesmas.
“Mereka juga bisa berkonsultasi dan periksa kesehatan gratis kepada seluruh dokter keluarga yang ditetapkan Pemerintah Kota Solok,” terang Wali Kota Irzal Ilyas.
Sementara untuk pencegahan penyakit, Dinas Kesehatan Kota Solok secara rutin dan berkala melakukan bimbingan, pengawasan dan penyuluhan kesehatan kepada warga Kota Solok, dengan membentuk sejumlah kader, dimulai dari tingkat kecamatan sampai tingkat RT.
Kemudian, mulai tahun 2011, Pemerintah Kota Solok juga menganggarkan dana yang cukup besar dari APBD untuk melaksanakan program asuransi Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) bagi ribuan warga Kota Solok yang tidak tercakup dalam program jaminan kesehatan lain seperti Askes, Jamkesmas, Jamsostek dan Asabri. “Melalui program Jamkesda ini memungkinkan warga berobat tingkat lanjut ke rumah sakit rujukan secara gratis. Untuk memberikan kepastian berobat buat warga masyarakat, Pemerintah Kota Solok menganggarkan dana sebesar Rp4 miliar untuk program menyatukan Jamkesda dengan Jamkesmas,” jelas Irzal Ilyas. Ke depan, program ini akan diperluas, tidak hanya program jaminan kesehatan, tapi juga meliputi jaminan pendidikan, perekonomian dan keagamaan.  
Selain itu, secara bertahap, Pemerintah Kota Solok melengkapi sarana dan prasarana kesehatan di Puskesmas, Puskesmas Pembantu, dan Pos Kesehatan Masyarakat.

D.   Sosial Budaya Lokal
Kondisi sosial budaya daerah atau lokal sangat dipengaruhi oleh kualitas atau mutu pendidikan, derajat kesehatan, pelayanan kependudukan dan catatan sipil, pemberdayaan perempuan, keluarga berencana dan keluarga sejahtera, sosial, tenaga kerja, kebudayaan, pemuda dan olah raga serta pemberdayaan masyarakat. Terdapat dua kesepakatan internasional di mana Kota Solok perlu segera mewujudkannya, sebagaimana konsensus yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia: pertama, Education for All dan, kedua, Millenium Development Goals (MDGs).
Konsensus pertama merupakan tekad buat menyelesaikan dan menuntaskan kesempatan pendidikan untuk seluruh segmen masyarakat dan gender. Sedangkan konsensus kedua, menempatkan aspek pembangunan manusia menjadi tujuan pokok dan diharapkan tercapai bersama-sama secara internasional pada tahun 2015. Konsensus ini dilanjutkan dengan amanat Undang-undang Dasar yang terkait dengan pendidikan, kemiskinan, kesehatan dan kesejateraan sosial.
Dari sisi Indeks Pembangunan Manusia (IPM), sejak tahun 1996, Kota Solok memiliki IPM relatif tetap di mana nilai pencapaian IPM setinggi 70,3 dan berada pada ranking 64 secara nasional. Pada tahun 2005 IPM sudah mencapai 73,4 dengan ranking nasional ke-65. Arti kata, selama sekitar sembilan tahun pembangunan manusia, peningkatan IPM dapat ditingkatkan sekitar 0,3 per tahun. Persoalan apa yang menjadi penyebab relatif tetapnya pencapaian IPM pada gilirannya dijelaskan oleh berbagai aspek yang menyertainya, antara lain persoalan pendidikan, kemiskinan, daya beli dan derajat kesehatan.

E.    Pemberdayaan Ekonomi Daerah
Ihwal pemberdayaan ekonomi daerah, Pemerintah Kota Solok mengusung misi meningkatkan produktivitas dan penggunaan lahan; memberdayakan usaha kecil, menengah dan koperasi melalui pengembangan pola kemitraan. Pemberdayaan ekonomi daerah diupayakan mengembangkan iklim yang kondusif serta meningkatkan kapasitas dan kualitas sumber daya manusia pelaku usaha kecil, menengah dan koperasi. Juga memfasilitasi terciptanya peluang usaha serta meningkatkan pengembangan industri pariwisata. Pun mendorong peningkatan peran investasi swasta dalam menggerakkan roda perekonomian di Kota Solok.
Pengembangan pola kemitraan diusahakan untuk meningkatkan jejaring dan kemitraan usaha, meningkatkan akses usaha kecil terhadap sumber daya produktif, sarana dan prasarana. Selain itu juga untuk meningkatkan produktivitas usaha kecil yang diukur dengan nilai tambah per tenaga kerja per tahun serta meningkatkan kualitas dan kuantitas pembinaan dunia usaha –terutama sektor industri, perdagangan dan jasa.
Pemerintah Kota Solok berupaya memfasilitasi terlaksananya pengembangan usaha masyarakat (UKMK) dengan lembaga dan badan usaha lainnya. Lalu mengusahakan penguasaan teknologi bagi pelaku UKM dalam meningkatkan produktivitas dan kualitas sehingga produk memiliki daya saing di pasar –baik regional, nasional maupun global.
Dalam rangka meningkatkan kapasitas dan kualitas sumber daya manusia pelaku usaha kecil, menengah dan koperasi dilakukan upaya peningkatan kualitas kelembagaan, peningkatan nilai aset dan volume usaha koperasi dan UKM. Dengan demikian peningkatan kualitas SDM pengelola koperasi dan UKM dapat terwujud yang pada akhirnya dapat meningkatkan spirit kewirausahaan dan kewirakoperasian UKMK di Kota Solok.
Pengembangan perekonomian Kota Solok diarahkan guna mewujudkan kota perdagangan dan jasa yang modern mengingat keterbatasan sumber daya alam yang dimiliki. Di sini tidak ada tambang batubara, minyak bumi, emas, biji besi dan lahan sawah yang luas. Namun, dengan letak strategis Kota Solok –karena menjadi perlintasan berbagai daerah—sangatlah potensial dikembangkan ke arah kota jasa dan perdagangan.
Dengan jumlah penduduk sekitar 63 ribu jiwa dan sekitar 35 ribu jiwa berusia produktif, Kota Solok memiliki potensi yang bagus untuk menjadi kota jasa dan perdagangan. Dari penduduk usia produktif, sekitar 90 persen bekerja di berbagai sektor. Angka pengangguran cuma sekitar 9 persen. Lalu pertumbuhan pendapatan berkisar pada angka 3,95 persen merupakan kebanggaan tersendiri dan Kota ini pun mengalami pertumbuhan ekonomi yang cukup signifikan dari tahun ke tahun. Tingkat kemiskinan juga menurun dari 5,87 persen di tahun 2012 ke 4,60 persen pada tahun 2013.
“Sektor perdagangan dan jasa memiliki peran sentral dalam menyumbang pembangunan daerah. Sektor perdagangan menempati urutan tertinggi pada jenis pekerjaan di Kota Solok, yakni 32,91 persen. Kemudian peringkat kedua ditempati sektor jasa sebesar 25,47 persen, transportasi dan informasi 13,27 persen, dan pertanian 12,3 persen,” papar Wali Kota Irzal Ilyas.
Gambaran data tersebut mengindikasikan bahwa sektor perdagangan dan jasa menjadi semacam tumpuan utama dalam upaya membangun Kota Solok. “Tentunya dengan tidak menafikan sektor-sektor yang lain. Kami tetap memberikan perhatian yang besar, namun yang menjadi prioritas adalah sektor perdagangan dan jasa yang mencapai 76,65 persen. Sebab itu, pengadaan fasilitas guna mendukung kemajuan kedua sektor tersebut mutlak diperlukan,” papar Wali Kota Solok yang juga lulusan Pendidikan Program Pascasarjana Manajemen UPI-YTPK 2009 ini.
Pemerintah Kota Solok membangun sejumlah sarana penunjang ekonomi warga masyarakat, terutama pasar, sehingga mereka dapat memberdayakan diri. “Pasar tidak hanya berarti kondisi fisik tempat orang berdagang. Juga berarti segala fasilitas yang memudahkan warga masyarakat melakukan aktivitas perekonomian. Dengan begitu iklimnya menjadi lebih kondusif bagi warga untuk proaktif,” jelas Irzal Ilyas.
Katanya lebih lanjut, “Kota Solok mesti di-setting menjadi pasar semua produk. Sebab itu, kami mengundang para investor untuk menanamkan modalnya di Kota Solok dengan cara mempermudah dan membuat regulasi yang tidak bertele-tele.”

F.    Pembenahan dan Pembangunan Infrastruktur
Dalam kepeimpinannya sejak tahun 2010, Wali Kota Irzal Ilyas dan Wakil Wali Kota Zul Elfian mengagendakan penyediaan sarana dan prasarana kota dengan mewujudkan pemerataan pertumbuhan, pelayanan dan pembangunan infrastruktur di pusat kota dan wilayah pinggiran. Upaya yang dilaksanakan antara lain melanjutkan pembangunan jalan lingkar utara, rehabilitasi Pasar Raya Solok, pembangunan gedung DPRD Kota Solok, pembangunan GOR, penuntasan pembangunan Masjid Agung, pembangunan rehabilitasi dan pemeliharaan irigasi, pembangunan rehabilitasi dan pemeliharaan drainase.
Selain itu juga meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan fasilitas kota untuk menunjang pertumbuhan pada setiap bagian wilayah kota dengan pelaksanaan pelayanan air bersih, optimalisasi sungai, penyusunan masterplan drainase, dan penambahan sumber air baru Guguk serta meningkatkan sarana transportasi, pemanfaatan Terminal Bareh Solok, dan penyusunan sistem informasi jalan.
Tampak jelas bahwa sosok Wali Kota Irzal Ilyas berusaha memikul tanggung jawab membangun Kota Solok untuk semua kalangan warga masyarakat. Dia ingin semua kalangan menikmati betul hasil-hasil pembangunan dan berpartisipasi aktif untuk menggapai serta mewujudkan Kota Solok sebagai kota perdagangan dan jasa yang maju dan modern, Kota Solok sebagai kota sehat dan bersih, dan Kota Solok yang religius dekat dengan Tuhan. (*)

  

No comments:

Post a Comment