* ENAM
Sukses
besar menuntut Anda memikul tanggung jawab. Jika dianalisa, maka akhirnya
ditemukan bahwa suatu kualitas yang dimiliki oleh semua orang sukses adalah
kemampuannya dalam memikul tanggung jawab.
Michael Korda, Pimpinan Simon & Schuster
SEJAK
memimpin Kota Solok pada tahun 2010, Irzal Ilyas mampu tampil sebagai pelopor
dalam pembangunan yang dapat dirasakan oleh khalayak warga masyarakat. Dia
tegas dan jelas mengusung visi: Mewujudkan masyarakat beriman, bertaqwa, sehat,
edukatif dan sejahtera dengan pemerintahan yang baik dan bersih menuju kota
perdagangan dan jasa yang maju dan modern dalam membangun Kota Solok.
Dengan visi tersebut,
Irzal memfokuskan pembangunan pada perbaikan kualitas kesejahteraan rakyat
melalui pendidikan, kesehatan dan membangun infrastruktur. Dia berusaha
memantik rakyatnya untuk bangkit membangun, mengubah diri menjadi lebih baik
dan lebih berpengharapan. Dengan prioritas membangun manusianya, dia berharap
potensi-potensi yang ada di wilayah Kota Solok tidak terpendam menjadi sekadar
potensi.
Kota Solok tidaklah
seberapa luas dan besar. Bagi Ilyas, selain sumber daya alam, yang lebih
penting dimiliki oleh sebuah kota adalah ketersediaan sumber daya manusia yang
berkualitas. Hal ini dapat dijadikan modal dan pendukung bagi berkembangnya
sebuah daerah ke arah kemajuan di segala lini kehidupan.
Kota Solok terletak pada
posisi 0º32″
LU – 1º45″
LS, 100º27″
BT – 101º41″
BT dengan luas 57,64 km² (0,14% dari luas Provinsi Sumatera Barat). Wilayah
administrasi Kota Solok berbatasan dengan Kabupaten Solok dan Kota Padang. Kota
Solok memiliki peran sentral di dalam menunjang perekonomian
masyarakat Kota Solok dan Kabupaten Solok pada umumnya.
Lokasi Kota Solok sangat
strategis, karena terletak pada persimpangan jalan antar-provinsi dan antar-kabupaten/kota.
Dari arah selatan jalur lintas dari Provinsi Lampung, Provinsi Sumatera Selatan
dan Provinsi Jambi, kota ini merupakan titik persimpangan untuk menuju Kota
Padang sebagai ibu kota Provinsi Sumatera Barat yang jaraknya hanya sekitar 64 kilometer.
Bila ke arah utara akan menuju Kota Bukittinggi yang berjarak sekitar 71 kilometer
untuk menuju kawasan Sumatera Bagian Utara. Semula Kota ini merupakan ibukota Kabupaten
Solok.
Secara administrasi, Kota
Solok terdiri dari dua kecamatan dengan 13 kelurahan. Pertama Kecamatan Lubuk
Sikarah dengan jumlah penduduk 35.065 jiwa dan luas wilayah 35 Km². Dan kedua, Kecamatan
Tanjung Harapan dengan jumlah penduduk 28.476 jiwa dan luas wilayah 22,64 Km².
Batas wilayah, Utara
berbatasan dengan wilayah Kecamatan Nagari Tanjuang Bingkuang, Aripan dan
Kuncir Kabupaten Solok. Lalu sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Nagari
Gaung, Panyakalan, Koto Baru, Selayo Kabupaten Solok, Nagari Muaro Paneh dan
Kota Padang. Sebelah barat berbatasan dengan wilayah Kecamatan Nagari Selayo,
Koto Sani, Kabupaten Solok.
Topografi Kota Solok
bervariasi antara dataran dan berbukit dengan ketinggian 390 di atas permukaan
laut (dpl) serta curah hujan rata-rata 184,31 mm kubik per tahun. Terdapat tiga
anak sungai yang melintasi Kota Solok, yaitu Sungai Batang Lembang, Sungai
Batang Gawan dan Sungai Batang Air Binguang. Suhu udara berkisar dari 26,1 °C
sampai 28,9 °C. Dilihat dari jenis tanah, 21,76% tanah di Kota Solok merupakan
tanah sawah dan sisanya 78,24% berupa tanah kering.
Pemanfaatan tanah secara
optimum pada kawasan dengan tingkat kesuburan sedang sampai subur dapat
dipertahankan guna mendukung kegiatan pembangunan. Selain itu juga terdapat
lahan dengan kesuburan rendah atau kritis yang terdapat di hampir semua
kelurahan di Kecamatan Tanjung Harapan. Lahan ini berpotensi mendatangkan
bahaya, seperti tanah longsor, erosi dan kebakaran lahan. Untuk itu Pemerintah
Kota Solok berupaya mempertahankan tingkat kesuburan lahan yang ada.
A.
Dari
Visi Turun ke Misi
Visi saja tentu tidak
cukup jelas untuk dijadikan rujukan dalam membangun Kota Solok sepanjang
kepemimpinan Wali Kota Irzal Ilyas. Agar visi tersebut dapat menjadi rujukan
dan patokan bagi segenap aparatur Pemerintah Kota Solok untuk membawa Kota
Solok sebagai kota perdagangan dan jasa yang modern, Irzal menurunkan ke dalam
10 misi pembangunan. Kesepuluh misi dimaksud, masing-masing:
·
Meningkatkan kualitas tatanan kehidupan
masyarakat yang beriman dan bertaqwa.
·
Menyelenggarakan tata pemerintahan daerah
yang baik dan bersih (good local
governance dan clean government).
·
Mengembangkan nilai-nilai adat dan budaya
di tengah masyarakat berlandaskan adat
basandi syara’, syara’ basandi kitabullah.
·
Meningkatkan kualitas pelayanan di bidang
pendidikan dan kesehatan.
·
Meningkatkan pelayanan kesejahteraan
sosial dan penanggulangan kemiskinan.
·
Meningkatkan pembinaan kepemudaan dan
olahraga.
·
Meningkatkan aktivitas perdagangan, jasa,
agribisnis dan pariwisata.
·
Meningkatkan pembangunan prasarana dan
sarana fasilitas pelayanan umum.
·
Meningkatkan pemberdayaan dan pendapatan
masyarakat.
·
Menegakkan peraturan daerah yang
berkeadilan.
Tampaklah formulasi
misi-misi yang mudah dipahami dan kemudian diimplementasikan. Dari sini
kemudian terlihat arah membangun Kota Solok untuk semua kalangan
rakyat-masyarakat.
Lalu, Pemerintah Kota
Solok menetapkan agenda pembangunan yang menjadi kegiatan pokok yang segera
dilakukan untuk mendorong proses pembangunan daerah secara menyeluruh. Sejalan
dengan agenda pembangunan nasional dan agenda pembangunan Provinsi Sumatera
Barat, ditetapkan agenda pembangunan daerah Kota Solok untuk periode 2010-2015
sebagai berikut:
·
Peningkatan kualitas dan tatanan kehidupan
masyarakat yang beriman, bertaqwa dan berbudaya.
Peningkatan kualitas dan
tatanan kehidupan masyarakat yang beriman, bertaqwa dan berbudaya merupakan
landasan utama untuk dapat mewujudkan pembangunan daerah yang baik sesuai
dengan yang diharapkan. Melalui agenda pembangunan daerah ini diwujudkan kehidupan
masyarakat yang beriman dan bertaqwa guna terciptanya suatu masyarakat dan
pemerintahan yang agamais. Selain itu, keselarasan antara ajaran agama dan
budaya daerah dengan kebiasaan hidup masyarakat tetap terpelihara dengan baik.
·
Pembangunan
hukum dan tata pemerintahan yang baik dan bersih.
Pembangunan hukum
dimaksudkan untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran hukum masyarakat dan
penyelenggara pemerintahan agar terwujud kondisi masyarakat yang taat aturan
untuk mendorong efektivitas dan percepatan pembangunan. Sejalan dengan itu
pembangunan tata pemerintahan yang baik dan bersih dilaksanakan untuk
mewujudkan pemerintahan yang transparan, akuntabel dan bebas dari korupsi,
kolusi dan nepotisme serta mampu memberikan pelayanan yang berkualitas kepada
masyarakat.
·
Pembangunan
sosial dan sumber daya manusia yang berkualitas.
Pembangunan sosial dan
sumber daya manusia yang berkualitas dilakukan untuk menanggulangi
permasalahan-permasalahan sosial yang ada pada masyarakat dan mewujudkan
kondisi masyarakat yang sehat, berpendidikan, serta berdaya saing. Termasuk
dalam agenda ini meliputi peningkatan pembangunan di bidang pendidikan,
peningkatan derajat kesehatan masyarakat, penyediaan lapangan kerja dan
penanggulangan kemiskinan serta pemberdayaan organisasi dan lembaga masyarakat
yang berbasis sosial.
·
Pembangunan ekonomi rakyat yang berdaya saing.
Pembangunan ekonomi
rakyat yang berdaya saing merupakan landasan utama dalam memperkuat pondasi
perekonomian nasional umumnya dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat pada
khususnya. Melalui agenda ini yang akan diwujudkan adalah peningkatkan pertumbuhan
ekonomi, terciptanya lingkungan berusaha yang aman dan nyaman, peningkatan
kompetensi dan daya saing pelaku usaha perdagangan dan jasa serta industri
kecil/rumah tangga.
·
Pembangunan
prasarana dan sarana perkotaan yang berwawasan lingkungan.
Pembangunan prasarana dan
sarana perkotaan mutlak harus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pelayanan umum
kepada masyarakat seperti jalan, jembatan, air bersih, sarana perdagangan,
pendidikan, kesehatan dan sarana umum lainnya. Pembangunan prasarana dan sarana
dimaksud harus berwawasan lingkungan sehingga kualitas lingkungan dapat
terpelihara dengan memperhatikan penataan ruang sesuai aturan, sehingga
pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan dapat diupayakan dengan memelihara
cadangan air serta meningkatkan konservasi alam. Melalui agenda ini akan
diwujudkan peningkatan perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian ruang secara
konsisten, peningkatan kualitas pelayanan infrastruktur kota, peningkatan
kualitas pelayanan air bersih, peningkatan pelayanan prasarana dan sarana
lingkungan permukiman, peningkatan pengelolaan sanitasi kota, peningkatan
kualitas pelayanan jasa transportasi serta peningkatan kualitas lingkungan hidup.
Dalam bahasa yang agak
rinci, prioritas pembangunan Kota Solok adalah meningkatkan kualitas,
disiplin dan kesejahteraan sumber daya
aparatur; meningkatkan kualitas perencanaan pembangunan kota seperti menyusun
RKPD, pelaksanaan Musrenbang, review RPJM 2010-2016 dan penyusunan RPJP
2010-2030. Lalu meningkatkan kualitas produk hukum; meningkatkan kualitas
pengelolaan keuangan daerah; meningkatkan transparansi dan akuntabilitas
jalannya pemerintahan; meningkatkan ketertiban dan ketenteraman masyarakat; meningkatkan
efektivitas pelayanan pemerintah; meningkatkan hubungan kemitraan dengan DPRD
dan stakeholders kota; dan mengembangkan
partisipasi publik.
B.
Membangun
Manusia Seutuhnya
Pemerintah Kota Solok
memandang penting faktor sumber daya manusia (SDM). Segala upaya untuk
meningkatkan kualitas SDM senantiasa menjadi perhatian. Dalam kaitan ini,
kualitas sumber daya manusia yang berlandaskan nilai-nilai spiritual pun terus
ditingkatkan. Hal yang dilakukan antara lain meningkatkan kualitas pendidikan
agama di lembaga pendidikan formal dan non-formal.
Pemerintah Kota berharap
adanya peningkatan peran institusi keagamaan, adat, sosial dan budaya dalam
keikut-sertaannya membangun manusia Kota Solok yang seutuhnya. Untuk itu
Pemerintah Kota mendorong peningkatan peran tokoh adat dan lembaga kemasjidan
(Badan Amil Zakat [BAZ], Lembaga Amil Zakat [LAZ], dan Unit Pengelola Zakat
[UPZ]). Lembaga-lembaga ini berperan penting dalam upaya meningkatkan
kesejahteraan dan kemakmuran umat.
Irzal Ilyas sengaja
menggandeng masjid untuk aktif berpartisipasi dalam upaya meningkatkan kualitas
sumber daya manusia. Untuk jajarannya di lingkungan Pemerintah Kota Solok, dia
mewajibkan pejabat eselon melakukan Safari Subuh saban Jumpat pagi. Pada Safari
Subuh tersebut setiap pejabat eselon didorong untuk melaksanakan shalat subuh
berjamaah di masjid-masjid yang ada di Kota Solok.
Melalui shalat berjamaah,
diharapkan tidak ada lagi jarak antara warga masyarakat dan para pejabat.
Dengan begitu muncul satu masyarakat yang mampu menjadi pengawas perilaku
pejabat. Sedangkan secara internal diri pejabat, Pemerintah Kota Solok
menggelontorkan program puasa sunnah Senin-Kamis. Lengkaplah pengawasan
luar-dalam bagi jalannya pemerintahan di kota berpenduduk sekitar 63 ribu jiwa
ini.
Peningkatan kualitas
sumber daya manusia juga diarahkan pada peningkatan kreativitas dan
produktivitas anak negeri dan generasi muda di tengah-tengah masyarakat serta
peningkatan pemerataan dan kesempatan pendidikan. Upaya-upaya dalam peningkatan
mutu dan relevansi pendidikan, peningkatan efisiensi, dan manajemen pendidikan
terus dilaksanakan.
Upaya meningkatkan
kualitas pendidikan agama di lembaga pendidikan formal dan non-formal bertujuan
untuk peningkatan kemandirian lembaga pendidikan agama. Dalam kaitan ini, arah
kebijakannya adalah melakukan pembinaan dan memfasilitasi pengembangan
lembaga-lembaga keagamaan dan meningkatkan kreativitas dan produktivitas anak
negeri dan generasi muda di tengah-tengah masyarakat.
Pun mendorong peran
organisasi kepemudaan dalam mendukung peningkatan jumlah dan kualitas sumber
daya manusia. Wali Kota Irzal Ilyas berkomitmen memberikan perhatian pada
peningkatan peran organisasi kepemudaan yang ada. “Pembangunan bidang kemudaan
merupakan tanggung jawab warga dan negara. Berdasarkan data keseluruhan
organisasi kepemudaan, yang berada di bawah KNPI Kota Solok itu berjumlah 24
organisasi dan 13 organisasi lain berasal dari organisasi kelurahan,” jelas
Irzal.
Bagaimana komitmen Wali
Kota Solok? “Komitmen saya untuk memajukan peran dan fungsi organisasi
kepemudaan diimplementasikan melalui kucuran anggaran sebesar Rp25
juta/kelurahan dan Rp4 juta dialokasikan untuk dana bantuan penunjang
operasional 20 OKP yang direkomendasikan oleh DPD Kota Solok,” papar Wali Kota yang
akrab disapa Irwali ini.
Hal itu dilakukan,
jelasnya, guna mengoptimalkan peran generasi muda di masa mendatang untuk
kemajuan Kota Solok. Dengan bantuan yang diberikan lewat APBD pemerintah daerah,
dia berharap seluruh organisasi kelurahan dapat membentuk wadah untuk
berkomunikasi, misalkan dengan mendirikan forum komunikasi pemuda se-Kota
Solok.
Masih untuk peningkatan
kualitas sumber daya manusia usia muda, Pemerintah Kota Solok menggulirkan
program Mabit (malam bina iman dan taqwa) bagi kalangan pelajar SLTA dan SLTP.
Program ini mewajibkan kalangan pelajar Kota Solok untuk melakukan Mabit di
masjid-masjid terdekat --minimal sekali dalam sepekan.
Lalu dalam kaitan
mendorong peningkatan mutu dan relevansi pendidikan, Pemerintah Kota Solok berusaha
meningkatkan kompetensi tenaga pendidikan dan non-pendidikan SD sampai 95
persen, SLTP 95 persen dan SLTA 95 persen. Selain itu juga berupaya
meningkatkan angka kelulusan SD hingga 100 persen, SLTP 95 persen dan SLTA 95
persen serta menurunkan angka mengulang siswa. Termasuk pula meningkatkan
ketersediaan fasilitas penunjang pendidikan –terutama fasilitas penunjang
kegiatan belajar-mengajar, laboratorium, perpustakaan, ruang UKS, toilet dan
mushala.
Ke depan, untuk mendorong
pemerataan kesempatan menikmati pendidikan, Pemerintah Kota Solok berusaha
menyediakan anggaran beasiswa buat pelajar dan mahasiswa asal Kota Solok.
Beasiswa ini tidak sebatas dianggarkan buat mahasiswa miskin, tapi
diperuntukkan pula buat mereka yang berprestasi.
“Bagi mereka yang miskin
anggap saja sebagai bantuan agar pendidikan mereka tidak tersendat. Sedangkan
bagi yang berprestasi, kami jadikan beasiswa tersebut sebagai reward atas prestasi mereka,” tutur Wali
Kota Irzal Ilyas.
Pemerintah Kota Solok pun
tidak lupa menaruh perhatian pada peningkatan produktivitas dan keterampilan
tenaga kerja. Sasarannya untuk meningkatkan keterampilan para pencari kerja,
kelancaran pengiriman TKI dan meningkatkan pengawasan terhadap perusahaan dalam
memberikan jaminan, pengupahan, kesehatan dan keselamatan kerja. Hal yang
dilakukan antara lain mengembangkan sistem ketenaga-kerjaan secara menyeluruh
dan terpadu yang ditekankan pada peningkatan kualitas dan kemandirian tenaga
kerja.
C.
Pembangunan
Kesehatan Masyarakat
Dalam membangun sektor
kesehatan, Pemerintah Kota Solok memprioritaskan penyediaan sarana-prasarana
kesehatan lingkungan permukiman, fasilitas kesehatan di area umum dan
meningkatkan derajat kesehatan menuju manusia sehat dan mandiri. Selain itu,
Pemerintah Kota juga mendorong kepedulian warga masyarakat untuk meningkatkan
kesehatan lingkungan dan kesehatan masyarakat.
Langkah kongkret menuju
kesehatan mandiri dimulai dari pembentukan RW sehat, kemudian dilanjutkan ke
kelurahan sehat sampai kemudian akan menciptakan kecamatan yang sehat. Dan akhirnya
melaju ke Kota Solok yang sehat.
Irzal Ilyas mengakui
bahwa tidaklah gampang mengajak warga masyarakat untuk mengedepankan pola hidup
sehat. Namun begitu, Pemerintah Kota Solok telah memiliki kiat tersendiri yang
dimulai dari pengembangan wilayah sehat melalui pemberdayaan masyarakat. Bahkan
lantas didukung dengan peraturan bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri
Kesehatan tentang penyelenggaraan kota sehat.
Harus diakui bahwa Kota
Solok masih menghadapi persoalan di bidang kesehatan, antara lain derajat
kesehatan masyarakat yang belum optimal dan bermunculan permukiman padat yang
tidak teratur. Untuk menghindari persoalan semakin parah, Pemerintah Kota
berusaha menjaga kebersihan kota dan membenahi sistem drainase kota. Pemerintah
Kota pun tidak segan-segan menanamkan sejak dini Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) kepada seluruh komponen
masyarakat.
Problematika kesehatan
tersebut hal yang lumrah bagi Kota Solok yang berada di jalur lintas Sumatera
Bukittinggi, Padang dan Jakarta. Kota ini menghadapi banyak tantangan di bidang
kesehatan. Tantangan itu bukan sesuatu hambatan buat memajukan Kota Solok
sebagai Kota Sehat dan Bersih melainkan suatu pekerjaan yang mesti dihadapi sehingga
tahap demi tahap masalah hidup bersih dan sehat membudaya di kalangan warga
masyarakat.
Pemerintah Kota Solok
menyediakan anggaran yang cukup untuk menggulirkan program-program yang
bersifat pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan masyarakat dan penambahan
infrastruktur kesehatan. Dalam program peningkatan kesehatan, Pemerintah Kota
Solok meluncurkan program dokter keluarga di mana setiap kepala keluarga
digratiskan berobat kesehatan tingkat dasar di seluruh Puskesmas.
“Mereka juga bisa
berkonsultasi dan periksa kesehatan gratis kepada seluruh dokter keluarga yang
ditetapkan Pemerintah Kota Solok,” terang Wali Kota Irzal Ilyas.
Sementara untuk
pencegahan penyakit, Dinas Kesehatan Kota Solok secara rutin dan berkala
melakukan bimbingan, pengawasan dan penyuluhan kesehatan kepada warga Kota
Solok, dengan membentuk sejumlah kader, dimulai dari tingkat kecamatan sampai
tingkat RT.
Kemudian, mulai tahun
2011, Pemerintah Kota Solok juga menganggarkan dana yang cukup besar dari APBD
untuk melaksanakan program asuransi Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) bagi
ribuan warga Kota Solok yang tidak tercakup dalam program jaminan kesehatan
lain seperti Askes, Jamkesmas, Jamsostek dan Asabri. “Melalui program Jamkesda
ini memungkinkan warga berobat tingkat lanjut ke rumah sakit rujukan secara
gratis. Untuk memberikan kepastian berobat buat warga masyarakat, Pemerintah
Kota Solok menganggarkan dana sebesar Rp4 miliar untuk program menyatukan Jamkesda
dengan Jamkesmas,” jelas Irzal Ilyas. Ke depan, program ini akan diperluas,
tidak hanya program jaminan kesehatan, tapi juga meliputi jaminan pendidikan,
perekonomian dan keagamaan.
Selain itu, secara
bertahap, Pemerintah Kota Solok melengkapi sarana dan prasarana kesehatan di
Puskesmas, Puskesmas Pembantu, dan Pos Kesehatan Masyarakat.
D.
Sosial
Budaya Lokal
Kondisi sosial budaya
daerah atau lokal sangat dipengaruhi oleh kualitas atau mutu pendidikan,
derajat kesehatan, pelayanan kependudukan dan catatan sipil, pemberdayaan
perempuan, keluarga berencana dan keluarga sejahtera, sosial, tenaga kerja,
kebudayaan, pemuda dan olah raga serta pemberdayaan masyarakat. Terdapat dua
kesepakatan internasional di mana Kota Solok perlu segera mewujudkannya,
sebagaimana konsensus yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia:
pertama, Education for All dan, kedua, Millenium Development Goals (MDGs).
Konsensus pertama
merupakan tekad buat menyelesaikan dan menuntaskan kesempatan pendidikan untuk
seluruh segmen masyarakat dan gender. Sedangkan konsensus kedua, menempatkan
aspek pembangunan manusia menjadi tujuan pokok dan diharapkan tercapai
bersama-sama secara internasional pada tahun 2015. Konsensus ini dilanjutkan
dengan amanat Undang-undang Dasar yang terkait dengan pendidikan, kemiskinan,
kesehatan dan kesejateraan sosial.
Dari sisi Indeks
Pembangunan Manusia (IPM), sejak tahun 1996, Kota Solok memiliki IPM relatif
tetap di mana nilai pencapaian IPM setinggi 70,3 dan berada pada ranking 64
secara nasional. Pada tahun 2005 IPM sudah mencapai 73,4 dengan ranking
nasional ke-65. Arti kata, selama sekitar sembilan tahun pembangunan manusia,
peningkatan IPM dapat ditingkatkan sekitar 0,3 per tahun. Persoalan apa yang
menjadi penyebab relatif tetapnya pencapaian IPM pada gilirannya dijelaskan
oleh berbagai aspek yang menyertainya, antara lain persoalan pendidikan,
kemiskinan, daya beli dan derajat kesehatan.
E.
Pemberdayaan
Ekonomi Daerah
Ihwal pemberdayaan
ekonomi daerah, Pemerintah Kota Solok mengusung misi meningkatkan produktivitas
dan penggunaan lahan; memberdayakan usaha kecil, menengah dan koperasi melalui
pengembangan pola kemitraan. Pemberdayaan ekonomi daerah diupayakan
mengembangkan iklim yang kondusif serta meningkatkan kapasitas dan kualitas
sumber daya manusia pelaku usaha kecil, menengah dan koperasi. Juga
memfasilitasi terciptanya peluang usaha serta meningkatkan pengembangan
industri pariwisata. Pun mendorong peningkatan peran investasi swasta dalam
menggerakkan roda perekonomian di Kota Solok.
Pengembangan pola
kemitraan diusahakan untuk meningkatkan jejaring dan kemitraan usaha,
meningkatkan akses usaha kecil terhadap sumber daya produktif, sarana dan
prasarana. Selain itu juga untuk meningkatkan produktivitas usaha kecil yang
diukur dengan nilai tambah per tenaga kerja per tahun serta meningkatkan
kualitas dan kuantitas pembinaan dunia usaha –terutama sektor industri,
perdagangan dan jasa.
Pemerintah Kota Solok
berupaya memfasilitasi terlaksananya pengembangan usaha masyarakat (UKMK)
dengan lembaga dan badan usaha lainnya. Lalu mengusahakan penguasaan teknologi
bagi pelaku UKM dalam meningkatkan produktivitas dan kualitas sehingga produk memiliki
daya saing di pasar –baik regional, nasional maupun global.
Dalam rangka meningkatkan
kapasitas dan kualitas sumber daya manusia pelaku usaha kecil, menengah dan
koperasi dilakukan upaya peningkatan kualitas kelembagaan, peningkatan nilai
aset dan volume usaha koperasi dan UKM. Dengan demikian peningkatan kualitas
SDM pengelola koperasi dan UKM dapat terwujud yang pada akhirnya dapat
meningkatkan spirit kewirausahaan dan kewirakoperasian UKMK di Kota Solok.
Pengembangan perekonomian
Kota Solok diarahkan guna mewujudkan kota perdagangan dan jasa yang modern
mengingat keterbatasan sumber daya alam yang dimiliki. Di sini tidak ada
tambang batubara, minyak bumi, emas, biji besi dan lahan sawah yang luas.
Namun, dengan letak strategis Kota Solok –karena menjadi perlintasan berbagai
daerah—sangatlah potensial dikembangkan ke arah kota jasa dan perdagangan.
Dengan jumlah penduduk
sekitar 63 ribu jiwa dan sekitar 35 ribu jiwa berusia produktif, Kota Solok
memiliki potensi yang bagus untuk menjadi kota jasa dan perdagangan. Dari
penduduk usia produktif, sekitar 90 persen bekerja di berbagai sektor. Angka
pengangguran cuma sekitar 9 persen. Lalu pertumbuhan pendapatan berkisar pada
angka 3,95 persen merupakan kebanggaan tersendiri dan Kota ini pun mengalami
pertumbuhan ekonomi yang cukup signifikan dari tahun ke tahun. Tingkat
kemiskinan juga menurun dari 5,87 persen di tahun 2012 ke 4,60 persen pada
tahun 2013.
“Sektor perdagangan dan
jasa memiliki peran sentral dalam menyumbang pembangunan daerah. Sektor
perdagangan menempati urutan tertinggi pada jenis pekerjaan di Kota Solok,
yakni 32,91 persen. Kemudian peringkat kedua ditempati sektor jasa sebesar 25,47
persen, transportasi dan informasi 13,27 persen, dan pertanian 12,3 persen,”
papar Wali Kota Irzal Ilyas.
Gambaran data tersebut
mengindikasikan bahwa sektor perdagangan dan jasa menjadi semacam tumpuan utama
dalam upaya membangun Kota Solok. “Tentunya dengan tidak menafikan
sektor-sektor yang lain. Kami tetap memberikan perhatian yang besar, namun yang
menjadi prioritas adalah sektor perdagangan dan jasa yang mencapai 76,65
persen. Sebab itu, pengadaan fasilitas guna mendukung kemajuan kedua sektor tersebut
mutlak diperlukan,” papar Wali Kota Solok yang juga lulusan Pendidikan Program
Pascasarjana Manajemen UPI-YTPK 2009 ini.
Pemerintah Kota Solok
membangun sejumlah sarana penunjang ekonomi warga masyarakat, terutama pasar,
sehingga mereka dapat memberdayakan diri. “Pasar tidak hanya berarti kondisi
fisik tempat orang berdagang. Juga berarti segala fasilitas yang memudahkan
warga masyarakat melakukan aktivitas perekonomian. Dengan begitu iklimnya
menjadi lebih kondusif bagi warga untuk proaktif,” jelas Irzal Ilyas.
Katanya lebih lanjut,
“Kota Solok mesti di-setting menjadi
pasar semua produk. Sebab itu, kami mengundang para investor untuk menanamkan
modalnya di Kota Solok dengan cara mempermudah dan membuat regulasi yang tidak
bertele-tele.”
F.
Pembenahan
dan Pembangunan Infrastruktur
Dalam kepeimpinannya
sejak tahun 2010, Wali Kota Irzal Ilyas dan Wakil Wali Kota Zul Elfian
mengagendakan penyediaan sarana dan prasarana kota dengan mewujudkan pemerataan
pertumbuhan, pelayanan dan pembangunan infrastruktur di pusat kota dan wilayah
pinggiran. Upaya yang dilaksanakan antara lain melanjutkan pembangunan jalan
lingkar utara, rehabilitasi Pasar Raya Solok, pembangunan gedung DPRD Kota
Solok, pembangunan GOR, penuntasan pembangunan Masjid Agung, pembangunan
rehabilitasi dan pemeliharaan irigasi, pembangunan rehabilitasi dan
pemeliharaan drainase.
Selain itu juga
meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan fasilitas kota untuk menunjang
pertumbuhan pada setiap bagian wilayah kota dengan pelaksanaan pelayanan air
bersih, optimalisasi sungai, penyusunan masterplan drainase, dan penambahan sumber
air baru Guguk serta meningkatkan sarana transportasi, pemanfaatan Terminal
Bareh Solok, dan penyusunan sistem informasi jalan.
Tampak jelas bahwa sosok
Wali Kota Irzal Ilyas berusaha memikul tanggung jawab membangun Kota Solok
untuk semua kalangan warga masyarakat. Dia ingin semua kalangan menikmati betul
hasil-hasil pembangunan dan berpartisipasi aktif untuk menggapai serta
mewujudkan Kota Solok sebagai kota perdagangan dan jasa yang maju dan modern,
Kota Solok sebagai kota sehat dan bersih, dan Kota Solok yang religius dekat
dengan Tuhan. (*)
No comments:
Post a Comment