Padahal,
berdasarkan data Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), pada 2012 dan
2013, premi asuransi kesehatan dan kecelakaan tercatat meningkat Rp5,17
triliun, dan Rp6,04 triliun.
“Premi bruto asuransi kesehatan dan kecelakaan mulai turun signifikan pada kuartal IV/2014. Sebagian besar memang dikarenakan sejumlah pemegang polis kumpulan masih wait and see pada periode ini akibat BPJS Kesehatan,” ungkap Direktur Eksekutif AAUI Julian Noor di Jakarta, Selasa (10/3/2015).
Seperti diketahui, asuransi kesehatan merupakan lahan bisnis yang sama-sama bisa digarap oleh perusahaan asuransi jiwa dan umum. Khusus asuransi umum, pangsa pasar asuransi kesehatan dan kecelakaan mencapai 10,3% sepanjang tahun lalu.
Masih berdasarkan data yang sama, klaim asuransi kesehatan juga naik 8,3% menjadi 3,9 triliun jika dibandingkan pada 2013. “Kenaikan klaim tersebut lebih disebabkan oleh turunnya premi bruto asuransi kesehatan dan kecelakaan,” tambahnya.
Penurunan premi bruto asuransi kesehatan memang sudah diprediksi oleh sebagian pelaku industri perasuransian yang bermain di sektor tersebut. Untuk mengantisipasi hal tersebut, beberapa perusahaan asuransi mulai bernovasi, mulai dari menyasar segmen ritel hingga mendesain produk premium.
Sebut saja, PT Asuransi Multi Artha Guna Tbk. (AMAG) dan PT Asuransi Sinar Mas yang baru-baru ini meluncurkan produk ritelnya. Sebaliknya, PT Asuransi Reliance Indonesia (Reliance Indonesia) dan PT Avrist Assurance (Avrist Life) justru merilis produk yang ditujukan sebagai pelengkap BPJS Kesehatan. (http://finansial.bisnis.com)
“Premi bruto asuransi kesehatan dan kecelakaan mulai turun signifikan pada kuartal IV/2014. Sebagian besar memang dikarenakan sejumlah pemegang polis kumpulan masih wait and see pada periode ini akibat BPJS Kesehatan,” ungkap Direktur Eksekutif AAUI Julian Noor di Jakarta, Selasa (10/3/2015).
Seperti diketahui, asuransi kesehatan merupakan lahan bisnis yang sama-sama bisa digarap oleh perusahaan asuransi jiwa dan umum. Khusus asuransi umum, pangsa pasar asuransi kesehatan dan kecelakaan mencapai 10,3% sepanjang tahun lalu.
Masih berdasarkan data yang sama, klaim asuransi kesehatan juga naik 8,3% menjadi 3,9 triliun jika dibandingkan pada 2013. “Kenaikan klaim tersebut lebih disebabkan oleh turunnya premi bruto asuransi kesehatan dan kecelakaan,” tambahnya.
Penurunan premi bruto asuransi kesehatan memang sudah diprediksi oleh sebagian pelaku industri perasuransian yang bermain di sektor tersebut. Untuk mengantisipasi hal tersebut, beberapa perusahaan asuransi mulai bernovasi, mulai dari menyasar segmen ritel hingga mendesain produk premium.
Sebut saja, PT Asuransi Multi Artha Guna Tbk. (AMAG) dan PT Asuransi Sinar Mas yang baru-baru ini meluncurkan produk ritelnya. Sebaliknya, PT Asuransi Reliance Indonesia (Reliance Indonesia) dan PT Avrist Assurance (Avrist Life) justru merilis produk yang ditujukan sebagai pelengkap BPJS Kesehatan. (http://finansial.bisnis.com)
No comments:
Post a Comment