Saturday, April 11, 2015

Murka Pasien BPJS Kesehatan: Butakan Saja Mata Saya


Ilustrasi. Pasien di ruang tunggu pendaftaran fasilitas rawat jalan poli kesehatan RSUP Fatmawati, Jakarta, 18 Maret 2015. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
 
"Butakan saja mata saya ini kalau memang dokter tidak mau mengoperasi daripada fokus saya terbelah," ujar Samuel Kaloke dengan nada tinggi kepada seorang dokter di ruang periksa mata A6, Klinik Kirana, RSCM, Jakarta, Selasa (10/2).

Ucapan Samuel sontak menyita perhatian orang-orang yang berada di ruang periksa berukuran  sekitar 4 x 4 meter tersebut. Dokter bergeming, tak banyak kata yang bisa disampaikan kecuali meminta Samuel agar sabar menunggu.


Samuel Kaloke adalah pasien Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan asal Kalimantan, yang geram dengan layanan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). Alasannya, rumah sakit terbesar dan terlengkap di Indonesia itu tak kunjung mengoperasi matanya.

Padahal, pria asal Balikpapan tersebut dijanjikan untuk operasi retina kedua kalinya pada tanggal 23 September 2014.

Sang dokter terlihat menulis di atas buku catatan besar bersampul merah, sembari mendengarkan keluhan Samuel.

"Saya sudah sering jatuh, tidak bisa melihat karena fokus mata saya terbelah. Kalau mata ini ditutup, malah justru bisa lihat," ujar pria 61 tahun tersebut sembari menunjuk mata sebelah kanannya.

Samuel tak bisa melihat untuk jarak pandang lebih dari 50 meter. Bahkan apabila terkena cahaya, matanya ngilu dan sakit luar biasa.  Dokter muda perempuan di hadapan Samuel hanya bisa menyampaikan keluhannya kepada dokter spesialis retina yang menangani operasi mata Samuel.

"Pasiennya banyak. Mudah-mudahan bisa cepat, saya prioritaskan nanti," ujar sang dokter di sudut ruangan.

Sedianya, Selasa hari itu, Samuel akan bertemu dokter spesialis untuk penjadwalan ulang operasi. Namun sang dokter tak kunjung muncul di RS Kirana. Padahal hanya hari itulah sang dokter spesialis berpraktik di rumah sakit pemerintah tersebut. Alhasil, Samuel hanya bertemu dokter lain yang tak tahu-menahu soal rekam medis penyakitnya. Samuel yang datang dari pulau seberang, hanya bisa meluapkan emosi. "Saya stress, duit saya habis untuk bolak-balik. Mending kalau saya tinggal di Jakarta. Tapi saya di Kalimantan. Belum untuk ongkos nginap dan makan," katanya. (http://www.cnnindonesia.com/)

No comments:

Post a Comment