Antusiasme
warga masyarakat untuk merencanakan masa depan terlihat cukup baik. PT
Jiwasraya pun menyambut penuh optimisme dengan berinovasi produk asuransi yang
lebih memenuhi kebutuhan peserta.
Industri asuransi
jiwa di Indonesia masih sangat potensial, dan dapat terus tumbuh. Bahkan secara
minimum Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) menargetkan pertumbuhan aset
maupun premi dan klaim rata-rata sebesar 25-30%. Krisis keuangan dan banyaknya
bencana, meningkatnya biaya kesehatan, pendidikan, dan kebutuhan di usia
pensiun semakin meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berinvestasi dan
memproteksi diri dengan membeli produk asuransi.
Simaklah pengakuan Muhammad
Hodri Amin, seorang guru SD di Pamekasan, Madura. Lelaki berusia 48 tahun yang
telah memiliki dua polis Jiwasraya ingin menambah lagi polis dan investasi di
Jiwasraya.
“Tadinya saya tidak
suka asuransi, karena yang dipakai ‘kan uang saya juga. Jadi buat apa saya beli
asuransi. Lebih baik saya tabung ke bank
untuk manfaat bagi keluarga saya,” jelas Hodri yang juga pengusaha jamu dan
tembakau ini. Tapi, katanya lebih lanjut, “Jiwasraya berhasil mengubah semua
itu. Saya suka dengan Optima-nya
Jiwasraya, produk tabungan atau investasi yang memberikan bonus asuransi
walaupun tidak besar.”
Kalau Hodri mengikuti
asuransi karena alasan investasi, lain lagi pengalaman Sutriman. Pensiunan
Kepala Bagian Administrasi Akademik Universitas Gadjah Mada ini ikut asuransi
sebagai bentuk tanggung jawab dan rasa cinta kepada keluarga. Sutriman pertama
kali menjadi nasabah Jiwasraya pada tahun 1982 dengan membeli produk Dwiguna Dollar dengan premi US $ 25 per
bulan dengan masa asuransi 15 tahun. Rupanya tidak hanya berhenti di situ,
seiring perjalanan waktu, bapak kelahiran Purworejo 67 tahun yang lalu ini
kemudian menambah polis lagi pada tahun 1989 dengan mengambil produk Trijaya
Dollar sekaligus dengan premi US$3.000.
“Pada tahun 1997,
saya memperoleh manfaat asuransi Dwiguna
Dollar dan apa yang saya dapatkan saat itu sesuai yang dijanjikan dulu,
apalagi pada waktu itu sedang terjadi fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap US
Dollar sehingga manfaat yang saya terima bisa untuk membeli sebuah mobil,” ujar
Pak Sutriman sembari menambahkan,”Dan mengingat manfaat asuransi yang saya
terima sungguh sangat memuaskan, kemudian saya membeli lagi polis Trijaya
Dollar sesuai yang ditawarkan Agen Jiwasraya dengan pembayaran premi sekaligus
US $ 2.500. Hingga saat ini saya telah mempunyai tujuh buah polis asuransi
Jiwasraya dengan produk terakhir yang saya ambil adalah JS Saving Plan.”
Ada antusiasme warga
masyarakat untuk merencanakan masa depan. Hal ini berakibat pada meningkatnya
pendapatan premi pada beberapa perusahaan asuransi terdepan.
Hendrisman Rahim,
Direktur Utama PT Asuransi Jiwasraya (Persero), mengakui besarnya potensi
pertumbuhan asuransi jiwa di Tanah Air. “Meningkatnya kesadaran masyarakat ini
terlihat dari banyaknya minat masyarakat terhadap produk-produk asuransi.
Indikasi lain asuransi semakin diterima masyarakat adalah meningkatnya nilai
rata-rata polis sekarang lebih besar,” paparnya.
Seiring dengan
tingginya minat masyarakat terhadap produk asuransi, lanjut Hendrisman, diikuti
sikap selektif dalam memilih perusahaan asuransi. Hal ini dilakukan masyarakat
untuk mendapatkan jaminan produk proteksi berkualitas dan terhindar dari
persoalan finansial. Hanya perusahaan asuransi yang memiliki komitmen besar dan
terpercaya yang akan mereka pilih.
Asuransi Jiwasraya
pun bisa menjadi pilihan masyarakat lantaran kinerja perusahaan yang telah
eksis selama lebih dari 150 tahun dan terus berkembang hingga sekarang.
Sepanjang itu pula kinerjanya terus ditempa demi meraih kepercayaan masyarakat.
Sinergi antara tujuan mulia dan kekuatan bisnis, mampu mengantar Jiwasraya
menjadi perusahaan asuransi yang andal dan terpercaya.
Kinerja per Desember
2010, Jiwasraya mencatat hasil rata-rata investasi (yield of investment atau YOI) mencapai 11,43 persen. Menurutnya,
hasil investasi ini melebihi target YOI di 2010 lalu sebesar 10,18 persen. Dari
sisi hasil investasi, tercatat kenaikan sebesar Rp669 miliar atau tumbuh
sebesar 30 persen. Sebelumnya Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini membukukan
hasil investasi sebesar Rp513 miliar.
Dan pada semester
I-2011, Jiwasraya berhasil mengantongi laba Rp168 miliar, tumbuh sekitar 30%
dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2010. Menurut Hendrisman, peningkatan
laba itu karena pendapatan premi melonjak. “Pada semester I kami berhasil
mengumpulkan premi Rp2,51 triliun. Realisasi itu setara dengan 50% target premi
tahun ini, Rp5,6 triliun. Hal ini terdorong kesadaran berasuransi dan
pertumbuhan ekonomi masyarakat,” jelas Hendrisman sebagaimana dilansir Koran SINDO akhir Agustus 2011 lalu.
Hendrisman mengakui
sebagian besar pendapatan premi tersebut berasal dari produk asuransi berbasis
tabungan, sekitar 60% - 65%. Sisanya dari produk asuransi tradisional dan
asuransi berbalut investasi (unit link).
Peningkatan premi
juga mampu mendorong pertumbuhan dana pengelolaan investasi, menjadi Rp5,8
trilun. Dari dana itu, manajemen mengalokasikan 40% pada instrumen surat
berharga, 20% - 25% pada keranjang deposito, 30% pada reksadana, dan sisanya
ditaruh pada saham.
Terus
Berinovasi
Sebagai perusahaan
asuransi tertua di Tanah Air, Jiwasraya terus berusaha menempatkan diri sebagai
pemimpin pasar industri asuransi jiwa. Hasilnya, tahun 2008 Jiwasraya berada di
peringkat tujuh dari sepuluh perusahaan asuransi jiwa di Indonesia. Dua tahun berselang
(2010) Jiwasraya berhasil memperbaiki posisi selangkah ke peringkat enam.
“Kami berharap dua
tahun ke depan, Jiwasraya dapat menempati posisi kedua. Target ini tidak
muluk-muluk, seiring upaya-upaya taktis dan strategis yang dicanangkan,” ungkap
Hendrisman. Selain itu, tambahnya, Jiwasraya memiliki keunggulan jaringan yang
luas di seluruh Indonesia dan brand
yang telah melekat erat di benak masyarakat Indonesia.
Dalam menjalankan
usahanya, Jiwasraya senantiasa berusaha menyesuaikan diri dengan perkembangan
dan kebutuhan masyarakat. Itu sebabnya perusahaan selalu mengadakan pembaharuan
dan inovasi demi menjawab tuntutan zaman, antara lain berupa pengembangan
produk-produk baru dan aplikasi teknologi informasi dan komunikasi paling muktakhir
untuk melengkapi kecepatan dan keakuratan data.
Inovasi dalam
pengembangan target dan produk asuransi pun dilakukan perusahaan asuransi plat
merah ini agar sesuai dengan kebutuhan pesertanya. Saat ini produk asuransi
yang ditawarkan Jiwasraya dikelompokkan ke dalam dua kategori, yakni produk
individu (retail) dan produk kumpulan
(corporate).
“Inovasi dalam bisnis
mesti dibuat berkelanjutan. Tidak bisa dilakukan sesaat, setelah itu tidak ada
lagi. Hal inilah yang kami lakukan. Jika dulu kami memfokuskan pada pemasaran
produk tunggal asuransi dengan target kelas menengah-bawah, kini kami telah
melebarkan produk dan target ke kalangan menengah-atas yang telah membutuhkan
produk asuransi plus investasi dan produk yang menyatukan produk asuransi ke
dalam produk perbankan atau apa yang disebut bancassurance,” papar Hendrisman.
Di samping itu, seiring dengan besarnya minat kalangan
masyarakat yang menginginkan produk asuransi jiwa syariah, pada Januari 2012
yang akan datang Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini meluncurkan unit usaha
syariah (UUS). Hendrisman menilai meluncurkan unit usaha syariah tidak bisa
dihindari, mengingat syariah merupakan bisnis alternatif yang prospektif untuk
pemegang premi. ***
No comments:
Post a Comment