Saturday, February 2, 2013

Jampersal Gagal Tekan Kematian Ibu



Penerapan program Jaminan Persalinan (Jampersal) secara gratis dinilai gagal untuk menekan tingkat kematian ibu melahirkan di kawasan Timur Indonesia.

Kesimpulan tersebut diambil berdasarkan survei yang dilakukan PIAR-NTT dan Perkumpulan Prakarsa Jakarta di Nusa Tenggara Timur pada 2012 lalu.

"Jampersal tidak berjalan di wilayah itu karena program tidak dibarengi dengan peningkatan infrastruktur dan penambahan jumlah tenaga kesehatan di sana," ungkap peneliti dari PIAR-NTT Dany Manu di Jakarta, Rabu (16/1/2013).

Rata-rata angka kematian ibu (AKI) di NTT mencapai 306 kematian per 100 ribu kelahiran hidup. Jumlah ini berarti 10 kali lipat lebih tinggi dari pada rata-rata AKI di Pulau Jawa.

Berdasarkan survei yang dilakukan di dua kabupaten, bisa ditarik kesimpulan bahwa terdapat sejumlah kendala yang menjadi penyebab pemberlakuan Jampersal di sana kurang berjalan dengan optimal.

Pertama implementasi Jampersal di sana tidak berjalan lantaran minimnya fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan. Kedua sering absennya petugas kesehatan di fasilitas kesehatan dan biaya transportasi warga ke fasilitas kesehatan masih terlalu tinggi. Biaya transportasi sekali jalan sekitar Rp250 ribu ke atas sangat memberatkan bagi mereka. Pasalnya rata-rata penghasilan mereka per bulan kurang dari Rp1 juta.

Di sebagian besar wilayah Timur, memang masih banyak desa yang tidak memiliki bidan. Di Maluku Utara dan NTT misalnya jumlah persalinan dengan tenaga medis terlatih masih di bawah 30%. Bandingkan dengan Yogyakarta misalnya yang telah mencapai 100% atau rata-rata perkotaan di Jawa yang telah mencapai 88%.

Peneliti dari Perkumpulan Prakarsa Victoria Fanggidae menyarankan ke depan agar program tersebut efektif, pemerintah seyogianya menyertakan komponen transportasi pada warga. "Mekanisme klaim harus dipermudah, khususnya pada wilayah terpencil. Selain itu sosialisasi pada ibu-ibu juga harus diperluas."

Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan (SDKI) 2007 AKI di Indonesia masih mencapai 228 per 100 ribu kelahiran hidup. Untuk mencapai target MDGs pada 2015 yaitu 10 per 100 ribu dinilai sangat berat. Diperkirakan pada 2015 nanti AKI di Indonesia hanya turun menjadi 173 per 100 ribu. (http://www.metrotvnews.com)

No comments:

Post a Comment