Sementara bagi peserta Jaminan Kesehatan Masyarakat
(Jamkesmas) obat ini tidak terkaver berisiko tinggi merusak organ tubuh
lainnya. Demikian disampaikan Ketua Griya Kupu merupakan komunitas lupus
dibawah naungan RSUD dr Moewardi Solo, dr Arief Nurudhin SpPD dalam jumlah pers
kepada wartawan, Kamis (2/5/2013). Arief mengatakan telah melayangkan surat
resmi kepada Kementrian Kesehatan ihwal penghapusan obat lupus dalam daftar
obat Askes.
Padahal, ia menambahkan harga obat yang kini tak
lagi dikaver sangat tinggi. “Per tabletnya Rp20.000-Rp30.000. Padahal tiap hari
harus minum dua kali,” ujarnya.
Arief mengaku tidak mengetahui secara pasti dasar
pemerintah menyetop obat tersebut. Bagi penderita lupus, obat menjadi
penyambung hidup untuk mengurangi kenakalan lupus dalam tubuh. Pasien, lanjut
dia, wajib mengonsumsi obat hingga batas waktu yang tidak ditentukan.
“Obat ini yang bisa mengontrol. Kalau obat ini
tidak terjangkau, kasihan pasien lupusnya,” keluhnya.
Arief menyebutkan jumlah penderita lupus naik
tajam. Dua tahun terakhir jumlah komunitas pasien lupus di Griya Kupu mencapai
150 orang dari semula 50 orang atau naik
3 kali lipat. Penyakit ini biasanya jarang dirasakan pasien.
“Rata-rata pasien tidak tahu kalau dirinya terkena
lupus. Gejalanya bervariasi maka lebih dikenal penyakit seribu wajah,” katanya.
Dia menerangkan penyakit lupus adalah penyakit
rematik yang ditandai peradangan dan biasanya menyerang kaum perempuan usia
produktif 17-40 tahun. Hal ini berkaitan erat dengan hormon estrogen yang
merupakan pemicu penyakit lupus. Tanda-tandanya rambut rontok, rasa nyeri
persendian, lemah, lesu atau tak bergairah, muncul kemerahan seperti kupu-kupu
saat terpapar sinar matahari, sariawan tidak sembuh, mual dan muntah, gangguan
air kecil hingga bengkak seluruh tubuh dan pembesaran perut.
“Kami ingin pada Hari Lupus sedunia jatuh pada
tanggal 10 Mei nanti, menggelar berbagai rangkaian kegiatan. Salah satunya
talkshow bersama pasien lupus Joglo-Solo-Semarang pada 5 Mei di Sekar Jagat
RSUD Moewardi,” terangnya.
Penderita lupus W Prita Dewi meminta pemerintah segera
mengevaluasi obat bagi pasien lupus. Setidaknya, Prita menambahkan mengeluarkan
ongkos hingga Rp1,3 juta lebih per bulan untuk obat.
No comments:
Post a Comment