Wednesday, January 8, 2014

Ali Ghufron Mukti, Arsitek Proyek JKN


Salah satu tokoh di balik terwujudnya program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang diluncurkan per 1 Januari 2014 lalu adalah Wakil Menteri Kesehatan Ali Ghufron Mukti.

    Keterlibatan dokter lulusan Universitas Gadjah Mada (UGM) ini dalam program asuransi sosial itu dimulai saat menjabat Ketua Pengelola Gama Medical Center (GMC). Ia menggagas sebuah program jaminan kesehatan untuk rakyat miskin di Yogyakarta, yang kemudian menjadi cikal bakal program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas).

    Peraih master di bidang tropical hygiene (epidemiologi) dari University of Mahidol, Bangkok, Thailand dan doktor di bidang kesehatan masyarakat di Universitas Newcastle, Australia, ini mengakui, bukan perkara mudah mengembangkan program asuransi sosial yang melibatkan seluruh penduduk. Butuh dukungan penuh, terutama dari keluarga mampu, untuk membayar iuran. Di sinilah terjadi subsidi silang.

    "Negara Jerman saja butuh waktu sekitar 100 tahun saat mengembangkan program asuransi sosialnya. Sementara kita baru memulai lima tahun terakhir ini. Wajar jika terjadi problem sana-sini," kata pria kelahiran Blitar, Jawa Timur, pada 17 Mei 1962 ini.

    Peraih gelar profesi ahli asuransi kesehatan (AAK) dari Pamjaki (Perhimpunan Ahli Manajemen dan Asuransi Kesehatan Indonesia) ini meminta para dokter untuk tetap bersemangat meski kapitasi yang diberikan pemerintah terbilang kecil: Rp 8-10 ribu per peserta.

    "Yang penting dokter berbuat semaksimal mungkin. Makin banyak warga mandiri yang mendaftar, maka pendapatan dokter akan meningkat," kata pria yang terpilih sebagai Dekan Fakultas Kedokteran UGM di usia muda, 46 tahun, ini. (Tri Wahyuni/www.suarakarya-online.com)

No comments:

Post a Comment