Wednesday, February 19, 2014

Ibunya Orang-orang Miskin


Dia adalah Zainab binti Khuzaimah al-Hilaliyah, istri Nabi Saw. Dia disebut ibunya orang-orang miskin, Ummul masaakiin, lantaran demikian banyak kebaikannya. Dia memberi mereka makan dan bersedekah kepada mereka. Suaminya, Abdullah bin Jahsy, terbunuh pada perang Uhud. Lalu Rasulullah Saw menikahinya dan dia cuma dua atau tiga bulan hidup bersama Nabi Saw, kemudian wafat.[1]

Kedermawanan dan Berbuat Baik
Zainab binti Jahsy r.a. adalah istri dari Zaid bin Haritsah, anak angkat Rasulullah Saw. Setelah Zaid menceraikannya, Zainab diperistri oleh Nabi Saw bedasarkan nash al-Qur'an,[2] tanpa wali dan tanpa saksi. Zainab amat membanggakan pernikahannya itu pada istri-istri Nabi yang lain. Dia berkata, "Kalian dinikahkan oleh keluarga kalian, sedangkan aku dinikahkan oleh Allah  dari atas 'Arasy-Nya." Dia juga pernah bertutur, "Sesungguhnya Allah  menikahkanku di langit."[3]
Zainab termasuk pemimpin wanita yang wara', paham agama, dermawan dan baik hati.
Barzah binti Rafi' berkisah, tatkala Umar mengirimkan uang pada Zainab, dia pun mengucapkan, "Semoga Allah  mengampuni Umar. Karena orang selain aku lebih berhak atas harta ini." Lalu Barzah berkata, "Semuanya ini untukmu wahai Ummul Mukminin."  
Zainab pun berujar,"Subhanallah!" Lalu dia menutupi uang itu dengan pakaian sembari berkata, "Letakkan dan lemparkan pakaian di atasnya." Kemudian Zainab meminta Barzah, "Masukkan tanganmu, ambillah segenggam dari uang itu lalu berikan pada keluarga fulan dan fulan (anak-anak yatim dan kerabatnya)."
Barzah lantas memisahkannya namun masih tersisa. Barzah berkata, "Semoga Allah  mengampunimu, demi Allah, aku juga berhak mendapat bagian."
Ujar Zainab, "Untukmu yang ada di bawah pakaian itu."
Lalu Barzah mengangkat pakaian itu dan dia mendapati 85 dirham. Kemudian Zainab mengangkat tangannya ke langit dan berdoa, "Ya Allah, jangan Engkau pertemukan aku dengan pemberian Umar setelah tahun ini."
Dia wafat dan merupakan salah satu istri Nabi Saw yang paling cepat menyusul Rasulullah. Dia lah sosok yang Nabi Saw sebutkan, "Yang paling cepat menyusulku di antara kalian adalah yang paling panjang tangannya." Yaitu, panjang tangannya dalam kebaikan.[4]

Nabi Saw tidak akan Menelantarkan Aku
Jika ada di antara orang Anshar memiliki anak gadis, mereka tidak menikahkannya sampai mereka tahu Nabi Saw bersedia menikahinya ataukah tidak? Sekali waktu Rasulullah Saw berkata pada seorang Anshar, "Nikahkan aku dengan anakmu."
Orang itu merespon, "Tentu, satu kehormatan dan kenikmatan, wahai Rasulullah."
Rasulullah Saw menukas, "Tetapi bukan untukku."
Orang itu lalu bertanya, "Untuk siapa, wahai Rasulullah?"
Jawab Nabi Saw, "Untuk Julaibib."
Orang itu bermohon, "Aku akan bermusyawarah dengan ibunya terlebih dulu." Lalu dia mendatangi istrinya dan menyampaikan pesan Rasulullah, "Rasulullah Saw meminang anakmu."
Istrinya berucap, "Ya, sebuah kebahagiaan untukku."
Orang itu kembali menyempaikan pesan Rasulullah, "Tetapi bukan untuk beliau, beliau melamarnya untuk Julaibib."
Spontan istrinya berkata, "Si Julaibib, si Julaibib, si Julaibib? Demi Allah, kita tidak akan menikahkannya."
Ketika orang itu hendak menemui Rasulullah Saw untuk memberi tahu keputusan istrinya, anak perempuannya bertanya, "Siapa yang melamarku pada kalian?”
Lalu ibunya menceritakan. Dan anak perempuan itu langsung menukas, "Apakah kalian akan menolak perintah Rasulullah Saw? Bawalah aku, karena aku yakin beliau tidak akan menelantarkanku."
Kemudian ayahnya berangkat menemui Rasulullah Saw dan memberitahu beliau. "Aku serahkan anakku padamu, maka nikahkanlah dia dengan Julaibib," ujar si ayah saat menghadap Rasulullah. Beliau lantas menikahkannya dengan Julaibib.
Tapi, pada suatu hari, Rasulullah Saw pergi ke sebuah peperangan. Di saat peperangan usai, beliau bertanya kepada para sahabatnya, "Apakah kalian kehilangan seseorang?"
Mereka menjawab, "Kami kehilangan fulan dan fulan."
Nabi Saw kembali bertanya, "Lihatlah apakah kalian kehilangan seseorang lagi?"
Mereka menjawab, "Tidak."
Nabi Saw mengungkapkan, "Tetapi aku kehilangan Julaibib. Cari dia di antara mayat-mayat itu!"
Lalu mereka mencari dan menemukannya di samping tujuh orang yang dia bunuh dan mereka membunuhnya. Mereka mengatakan, "Wahai Rasulullah, itu dia Julaibib di samping tujuh orang yang dia bunuh dan mereka membunuhnya."
Kemudian Nabi Saw menyambanginya, berdiri di dekatnya dan mengucap, "Orang ini dariku dan aku darinya, orang ini dariku dan aku darinya." Lalu beliau meletakkannya dalam kubur dan tidak disebutkan bahwa Nabi Saw memandikannya.
Dan ketahuilah bahwa, tidak ada di kalangan kaum Anshar, janda yang paling banyak rezekinya selain janda Julaibib. Ketika wanita itu ridha menikah dengan Julaibib, Rasulullah Saw mendoakannya, "Ya Allah, tuangkanlah kebaikan kepadanya dan jangan Engkau jadikan kehidupannya susah."[5]


[1]Ibn Sa’ad, Al-Thabaqât al-Kubra (8/115), Mustadrak al-Hakim (4/33, 281).
[2]QS Al-Ahzab [33]: 37.
[3]Al-Bukhari (7420-7421).
[4]HR Muslim (2453).
[5]HR Ahmad (4/422).

No comments:

Post a Comment