Ummu Hakim binti al-Harits bin Hisyam bin al-Mughirah masuk Islam saat Fathu Makkah berlangsung. Namun suaminya, Ikrimah bin Abu Lahab, lari ke Yaman. Lalu dia meminta izin pada Rasulullah Saw untuk mencari suaminya. Nabi pun mengizinkannya dan menjamin keamanan suaminya. Kemudian dia berangkat mencari suaminya sampai dia menemukannya di daerah Tihamah. Ikrimah menumpang kapal laut. Ketika dia duduk di kapal, dia memanggil Lata dan 'Uzza, maka penumpang lain berkata, "Di sini sama sekali tidak boleh menyeru selain Allah SWT."
Lantas Ikrimah berkata, "Kalau di laut Dia Esa,
di darat juga Dia Esa.” Di sinilah dia bertemu istrinya. Dan istrinya berkata, "Aku akan membawamu kepada orang yang
paling menyambung silaturrahim, paling baik, paling dermawan.
Aku telah meminta jaminan atas keamananmu dan beliau mengabulkannya."
Setelah
itu, Ikrimah kembali bersama istrinya. Ketika hampir sampai di Makkah, Rasulullah
Saw bertutur kepada sahabatnya, "Ikrimah bin Abu Jahal akan datang sebagai
orang yang beriman dan berhijrah, jangan kalian cela ayahnya. Karena, mencela orang yang sudah mati akan
menyakiti orang yang hidup." Ketika Ikrimah sampai di depan pintu Rasulullah
Saw, beliau merasa gembira, lalu melompat dan berdiri di depan Ikrimah. Beliau gembira
karena kedatangannya. Beliau menyambut, "Selamat
datang orang yang berhijrah, selamat datang orang yang berhijrah, selamat
datang orang yang berhijrah."[1]
Lalu
Ikrimah mengycap pada Nabi Saw, "Istriku ini memberitahuku bahwa engkau
menjamin keamananku."
Jawab Rasulullah Saw, "Engkau aman."
Lalu Ikrimah berikrar, "Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, tidak
ada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi engkau adalah hamba dan Rasul-Nya. Engkau
adalah orang yang paling dermawan, paling jujur dan paling menepati
janji." Sambil menundukkan kepala karena malu pada Rasulullah Saw,
selanjutnya Ikrimah memohon, “Wahai Rasulullah Saw, mintakan ampun untukku,
untuk semua permusuhan yang telah aku lakukan, atau pertempuran yang aku ikut
di dalamnya untuk menampakkan kemusyrikan."
Rasulullah Saw pun berdoa, "Ya Allah, ampunilah Ikrimah atas semua
permusuhan yang dia lakukan atau pertempuran yang dia bergabung di sana untuk
menyimpang dari jalan-Mu."
Kemudian Ikrimah bermohon, "Wahai Rasulullah, ajari aku dengan satu
kebaikan yang kau ketahui agar aku mengajarkannya."
Ujar Rasulullah Saw, "Katakanlah aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah
dan Muhamad adalah hamba dan Rasul-nya. Lalu kau berjihadlah di jalan Allah SWT."
Ikrimah berjanji, "Demi Allah, aku tidak akan meninggalkan setiap
biaya yang aku keluarkan untuk menyimpang dari jalan Allah kecuali aku akan
belanjakan dua kali lipat di jalan Allah dan aku tidak berperang untuk
menyimpang dari jalan-Nya kecuali aku akan berjuang dua kali lipat di jalan-Nya."
Kemudian dia berjuang secara sungguh-sungguh sampai gugur pada hari Ajnadain
sebagai seorang syahid pada masa kekhalifahan Abu Bakar r.a.[2]
Ikrimah mati syahid dalam perang Ajnadain dan istrinya Ummu Hakim menjalani
masa iddah 4 bulan 10 hari. Lalu Yazid bin Abu Sufyan meminangnya, kemudian Khalid bin Said, dan Khalid menikahinya dengan mas kawin 400 dinar. Ketika kaum Muslimin berperang di Marj al-Shafr, Khalid ingin bergaul dengan
istrinya, lalu istrinya berkata, "Bagaimana kalau kau tunda dulu sampai Allah
memberikan kemenangan pada pasukan kita?"
Lalu
Khalid mengungkapkan, "Aku punya firasat, aku akan
gugur nanti wahai istriku."
Ummu
Hakim berkata lagi, "Terserah padamu."
Dan Khalid pun menggaulinya. Kemudian esok paginya dia membuat walimah 'urs
dan mengundang para sahabatnya makan-makan. Setelah mereka selesai makan, pasukan
Romawi telah berbaris rapi, lalu terjadilah pertempuran. Khalid bin Said
berduel, berjuang sampai dia gugur. Menyusul kemudian Ummu Hakim menyingsingkan
lengannya dan berjuang, masih ada bekas wangi minyak al-khuluq. Mereka berjuang
keras di atas sungai, dua pasukan sama-sama gigih berjuang. Hari itu Ummu Hakim
membunuh 7 pasukan Romawi dengan tiang kemah yang semula dipakai sebagai
pelaminan.
Keamanan Kaum Wanita dan Tetangga
Mereka
Dari
Ummu Hani’ binti Abu Thalib r.a., dia mengisahkan, “Pada tahun
kemenangan (Fathu Makkah), aku datang menemui Rasulullah Saw. Saat itu
beliau sedang mandi dan Fathimah menutupinya. Lalu aku memberi salam.”
Beliau
bertanya, ”Siapa itu?”
Ummu Hani’ menjawab, ”Aku, Ummu Hani’ binti Abu Thalib."
Beliau menyambut, ”Selamat datang"
Setelah beliau selesai mandi, beliau shalat delapan raka’at berbalut satu
baju. Ketika selesai shalat, Ummu Hani’ mengadu, “Wahai Rasulullah, anak ibuku
(Ali bin Abi Thalib) telah membunuh seorang yang aku upah Fulan bin Hubairah."
Lalu Rasulullah Saw berkata, “Kami telah memberi upah orang yang kamu beri upah,
wahai Ummu Hani’.”[3]
No comments:
Post a Comment