Friday, February 21, 2014

Iman dan Kepahlawanan yang Langka


Ummu Hakim binti al-Harits bin Hisyam bin al-Mughirah masuk Islam saat Fathu Makkah berlangsung. Namun suaminya, Ikrimah bin Abu Lahab, lari ke Yaman. Lalu dia meminta izin pada Rasulullah Saw untuk mencari suaminya. Nabi pun mengizinkannya dan menjamin keamanan suaminya. Kemudian dia berangkat mencari suaminya sampai dia menemukannya di daerah Tihamah. Ikrimah menumpang kapal laut. Ketika dia duduk di kapal, dia memanggil Lata dan 'Uzza, maka penumpang lain berkata, "Di sini sama sekali tidak boleh menyeru selain Allah SWT."
Lantas Ikrimah berkata, "Kalau di laut Dia Esa, di darat juga Dia Esa. Di sinilah dia bertemu istrinya. Dan istrinya berkata, "Aku akan membawamu kepada orang yang paling menyambung silaturrahim, paling baik, paling dermawan. Aku telah meminta jaminan atas keamananmu dan beliau mengabulkannya."
Setelah itu, Ikrimah kembali bersama istrinya. Ketika hampir sampai di Makkah, Rasulullah Saw bertutur kepada sahabatnya, "Ikrimah bin Abu Jahal akan datang sebagai orang yang beriman dan berhijrah, jangan kalian cela ayahnya. Karena, mencela orang yang sudah mati akan menyakiti orang yang hidup." Ketika Ikrimah sampai di depan pintu Rasulullah Saw, beliau merasa gembira, lalu melompat dan berdiri di depan Ikrimah. Beliau gembira karena kedatangannya. Beliau menyambut, "Selamat datang orang yang berhijrah, selamat datang orang yang berhijrah, selamat datang orang yang berhijrah."[1]
Lalu Ikrimah mengycap pada Nabi Saw, "Istriku ini memberitahuku bahwa engkau menjamin keamananku."
Jawab Rasulullah Saw, "Engkau aman."
Lalu Ikrimah berikrar, "Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, tidak ada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi engkau adalah hamba dan Rasul-Nya. Engkau adalah orang yang paling dermawan, paling jujur dan paling menepati janji." Sambil menundukkan kepala karena malu pada Rasulullah Saw, selanjutnya Ikrimah memohon, “Wahai Rasulullah Saw, mintakan ampun untukku, untuk semua permusuhan yang telah aku lakukan, atau pertempuran yang aku ikut di dalamnya untuk menampakkan kemusyrikan."
Rasulullah Saw pun berdoa, "Ya Allah, ampunilah Ikrimah atas semua permusuhan yang dia lakukan atau pertempuran yang dia bergabung di sana untuk menyimpang dari jalan-Mu."
Kemudian Ikrimah bermohon, "Wahai Rasulullah, ajari aku dengan satu kebaikan yang kau ketahui agar aku mengajarkannya."
Ujar Rasulullah Saw, "Katakanlah aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah dan Muhamad adalah hamba dan Rasul-nya. Lalu kau berjihadlah di jalan Allah SWT."
Ikrimah berjanji, "Demi Allah, aku tidak akan meninggalkan setiap biaya yang aku keluarkan untuk menyimpang dari jalan Allah kecuali aku akan belanjakan dua kali lipat di jalan Allah dan aku tidak berperang untuk menyimpang dari jalan-Nya kecuali aku akan berjuang dua kali lipat di jalan-Nya." Kemudian dia berjuang secara sungguh-sungguh sampai gugur pada hari Ajnadain sebagai seorang syahid pada masa kekhalifahan Abu Bakar r.a.[2]
Ikrimah mati syahid dalam perang Ajnadain dan istrinya Ummu Hakim menjalani masa iddah 4 bulan 10 hari. Lalu Yazid bin Abu Sufyan meminangnya, kemudian Khalid bin Said, dan Khalid menikahinya dengan mas kawin 400 dinar. Ketika kaum Muslimin berperang di Marj al-Shafr, Khalid ingin bergaul dengan istrinya, lalu istrinya berkata, "Bagaimana kalau kau tunda dulu sampai Allah memberikan kemenangan pada pasukan kita?"
Lalu Khalid mengungkapkan, "Aku punya firasat, aku akan gugur nanti wahai istriku."
Ummu Hakim berkata lagi, "Terserah padamu."
Dan Khalid pun menggaulinya. Kemudian esok paginya dia membuat walimah 'urs dan mengundang para sahabatnya makan-makan. Setelah mereka selesai makan, pasukan Romawi telah berbaris rapi, lalu terjadilah pertempuran. Khalid bin Said berduel, berjuang sampai dia gugur. Menyusul kemudian Ummu Hakim menyingsingkan lengannya dan berjuang, masih ada bekas wangi minyak al-khuluq. Mereka berjuang keras di atas sungai, dua pasukan sama-sama gigih berjuang. Hari itu Ummu Hakim membunuh 7 pasukan Romawi dengan tiang kemah yang semula dipakai sebagai pelaminan. 

Keamanan Kaum Wanita dan Tetangga Mereka
Dari Ummu Hani’ binti Abu Thalib r.a., dia mengisahkan, “Pada tahun kemenangan (Fathu Makkah), aku datang menemui Rasulullah Saw. Saat itu beliau sedang mandi dan Fathimah menutupinya. Lalu aku memberi salam.
Beliau bertanya, ”Siapa itu?”
Ummu Hani’ menjawab, ”Aku, Ummu Hani’ binti Abu Thalib."
Beliau menyambut, ”Selamat datang"
Setelah beliau selesai mandi, beliau shalat delapan raka’at berbalut satu baju. Ketika selesai shalat, Ummu Hani’ mengadu, “Wahai Rasulullah, anak ibuku (Ali bin Abi Thalib) telah membunuh seorang yang aku upah Fulan bin Hubairah." Lalu Rasulullah Saw berkata, “Kami telah memberi upah orang yang kamu beri upah, wahai Ummu Hani’.”[3]


[1]Al-Hakim (3/241-242), Tirmidzi (2735).
[2]Al-Hakim (3/241-242).
[3]Al-Bukhari (357, 3171), Muslim (336), Abu Dawud (1290), Darimi (1453).

No comments:

Post a Comment