Tuesday, March 4, 2014

Menghitung Kebutuhan Dana Pensiun

Rick Bowmer/AP
Jangan tunda investasi, sebab perencanaan dana pensiun membutuhkan uang yang tidak sedikit.
Jangan tunda investasi, sebab perencanaan dana pensiun membutuhkan uang yang tidak sedikit.
 
 Sudah siapkah Anda untuk pensiun? Banyak orang yang ingin bisa pensiun di usia muda. Seperti misalnya bisa berhenti bekerja pada umur 40 tahun dan menikmati hidup.
Masalahnya, mungkinkah berhenti bekerja pada umur 40 tahun. Sudah cukupkah uang yang dikumpulkan selama bekerja untuk menghidupi diri dan keluarga hingga masa menutup mata tiba.
Menghitung kebutuhan dana pensiun memang tidak semudah menghitung dana pendidikan anak. Chief of Employee Benefits Manulife Indonesia Nur Hasan Kurniawan mengungkapkan, dana pensiun yang ideal dan dianjurkan International Labour Organization (ILO) adalah 70 persen hingga 80 persen dari gaji terakhir yang didapat sebelum pensiun.
Misalnya, gaji saat ini Rp 10 juta. Maka untuk layak hidup setelah pensiun kira-kira harus memiliki uang Rp 7 juta sampai Rp 8 juta per bulannya. Atau, sekitar Rp 840 juta selama 10 tahun.
Bayangkan bila memutuskan pensiun di usia 40 tahun. Artinya, uang atau aset yang dimiliki setidaknya harus bernilai Rp 3,4 miliar. Dana sebanyak itu dibutuhkan untuk hidup hingga usia 80 tahun.
Sementara, kenyataannya dana pensiun yang ditanggung perusahaan melalui program DPLK umumnya hanya 30 persennya. Masih ada kekurangan 40 persen. Lalu, bagaimana menutupi kekurangan tersebut? Ia menyarankan, untuk mengalokasikan sebagian uang ke aset-aset yang lebih banyak memberikan return atau imbal hasil.
Ia juga mengatakan agar berpikir bijak, jangan menunda investasi di masa muda. Agar pensiun sejahtera, mulailah mengalokasikan dana untuk pensiun sejak dini. "Karena, rencana pensiun yang tepat merupakan kunci kebahagiaan dan keamanan masa tua kita," ujarnya.
Lalu, di mana tempat menyimpan uang pensiun yang paling diminati? Survei membuktikan bahwa investasi yang paling diminati masyarakat saat ini adalah saham, kemudian reksa dana. “Ini karena kondisi pasar sudah stabil dan membaik,” ujar Direktur Pengembangan Bisnis PT Manulife Aset Manajemen Indonesia Putut Endro Andanawarih.
Investasi lain, seperti properti dan rumah juga masih dilirik. Yang menarik disimak, investor masih menyimpan dananya dalam bentuk dana tunai. Mereka menganggap investasi dana tunai lebih aman dan tidak fluktuatif, serta tidak merepotkan.
Hal ini sangat disayangkan Putut. Menurutnya, menginvestasikan dana di tabungan sama dengan mengurangi kekayaan. Karena uang yang disimpan tergerus inflasi. Dengan angka inflasi delapan persen, maka setiap Rp 1 juta uang tunai yang dipegang berarti daya beli uang Anda akan berkurang Rp 7.000 setiap bulannya.
Menurut dia, masyarakat Indonesia harus mulai mempertimbangkan untuk mengurangi simpanan dana tunai mereka. Dan, melakukan investasi secara lebih efektif pada berbagai jenis pilihan investasi yang kini telah tersedia kepada mereka. (www.republika.co.id)

No comments:

Post a Comment