PT Rumah Cerdas sebagai
penyedia perumahan untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), pada
tahun 2014 akan membangun 600 unit rumah sejahtera tapak (RST) untuk
memenuhi tingginya permintaan masyarakat.
Pembangunan ini adalah tahap kedua, masih dengan lokasi yang sama di
Kembang Putihan Guwosari Pajangan Kasihan Bantul. Sebelumnya Rumah
Cerdas telah membangun sebanyak 400 unit RST yang pada tahun ini sudah
siap huni.
"Tahap pertama sudah sold out, selanjutnya akan kami bangun untuk
tahap kedua. Kami menargetkan total 1.000 unit RST terisi penuh di
2015," kata CEO Rumah Cerdas, Danang Wahyuboto, Rabu (30/4).
Mewujudkan ambisi tersebut, Rumah Cerdas telah menyediakan dana tidak kurang dari Rp20 miliar yang dibangun secara bertahap. Perumahan yang diberi nama Griya Kembang Putih membidik berbagai macam profesi.
Sesuai dengan kebijakan Kemenpera yang baru, harga rumah yang
mendapat fasilitas likuiditas pembiayaan (FLPP) untuk zona satu, harga
per unit RST Griya Kembang Putih pada tahap kedua dijual dengan harga
Rp106 juta.
Meski dilepas dengan harga murah, kualitas bangunan menjadi dasar
pemikiran utama. Sebagai contoh, untuk spesifikasi atap syarat RST
menggunakan asbes, tapi Rumah Cerdas menggunakan genteng beton.
Kerangka atap yang biasanya menggunakan kayu, diganti dengan baja
ringan, lantai sudah menggunakan keramik, dinding beton bertulang, air
PDAM serta listrik 900 watt, juga diterapkan desain rumah tahan gempa.
"Rumah bersubsidi Griya Kembang Putih yang kami bangun lebih tinggi
dari spesifikasi minimal yang ditentukan oleh Kemenpera," ujarnya.
Dalam
mempercepat penyaluran program KPR FLPP kepada MBR, ditawarkan suku
bunga tetap 7,25 persen selama masa pinjaman, termasuk perlindungan
asuransi jiwa, kebakaran, serta bebas PPN.
Menurutnya, RST di Yogyakarta mempunyai demand yang besar. Untuk
menyeimbangkan kebutuhan dan pasokan, Rumah Cerdas memberikan kemudahan
dan jangka waktu pinjaman sampai dengan 15 tahun.
"Kami bekerjasama dengan Bapertarum-PNS dalam mengupayakan uang muka.
Selain itu, kami juga membuka kerjasama dengan berbagai instansi
termasuk TNI/ Polri maupun sejumlah perusahaan swasta," ucapnya.
Danang menambahkan berdirinya 1.000 unit RST diharapkan mampu
membentuk sebuah kawasan kota kecil yang baru. Hal ini akan memecah
kepadatan kota karena dipastikan akan merangsang munculnya pusat-pusat
bisnis yang baru.
"Jika ada 1.000 orang yang tinggal, maka multiplier effect-nya akan
sangat besar karena akan membuka peluang ekspansi para pelaku bisnis,"
ujarnya. (Tribunjogja.com)
No comments:
Post a Comment