Tuesday, May 6, 2014

Wanita di Kuburan Kedua Anaknya


Ubaidullah bin Muhamad al-Aisyi meriwayatkan, "Seorang wanita datang ke Bashrah bersama kedua orang anaknya. Belum genap satu tahun, kedua anaknya meninggal dunia. Lalu dia duduk di antara kuburan mereka. Dia berkata:
Keduanya yang aku lihat adalah milik Allah
Dekat denganku dan tempat berkunjung amat jauh
Mereka meninggalkan diriku tanpa air
Hitamnya hati yang menjadi pegangan berkeluh
Mereka tinggal di gurun yang tidak mereka inginkan
Mereka tidak bertanya pada rombongan, kau mau ke mana
Lalu dikatakan kepadanya, "Coba kau temui Abdullah bin Abbas, lalu kau ceritakan kepadanya." Lalu dia mendatangi Abdullah bin Abbas dan mengadu, "Wahai anak paman Rasulullah, aku tidak memiliki kerabat yang menjagaku dan keluarga yang melindungiku. Aku bertanya tentang orang yang bisa diharapkan bantuannya dan memberi orang yang meminta kepadanya. Lalu aku ditunjukkan untuk menemuimu, maka lakukanlah satu dari tiga pilihan ini. Kau penuhi kebutuhanmu, kau perbaiki silaturrahimmu ataukah kau kembalikan aku pada keluargaku."
Lalu Abdullah bin Abbas berkata, "Semuanya aku penuhi."[1]

Bukan Nabi Saw
Dikisahkan oleh Anas bin Malik r.a. bahwa saat perang Uhud, penduduk Madinah kebingungan. Mereka berkata, "Muhamad telah terbunuh sehingga banyak teriakan terdengar dari pelosok Madinah. Lalu keluar seorang wanita Anshar dan dikatakan kepadanya bahwa saudaranya, anaknya, dan suaminya dan ayahnya telah syahid di jalan Allah SWT. Anas tidak tahu siapa yang mati syahid terlebih dulu. Ketika melewati orang yang paling terakhir Anas bertanya, "Siapa ini?" Mereka menjawab, "Saudaramu, ayahmu, suamimu dan anakmu." Wanita itu bertanya, "Apa yang dilakukan Rasulullah Saw?" Mereka menjawab, "Beliau ada di depan." Wanita itu pergi menyusul Rasulullah Saw lantas dia mengambil ujung baju beliau. Kemudian wanita berujar, "Demi Allah, wahai Rasulullah aku tidak peduli. Yang penting kau selamat."[2]

Zainab binti Ali bin Abi Thalib
Buku-buku sejarah menyebutkan bahwa setelah kematian al-Husain bin Ali r.a. di Karbala, keluarga al-Husain, di antaranya Zainab binti Ali, mendatangi Ubaidillah bin Ziyad, wali dari pihak Yazid bin Mu'awiyah. Zainab memakai pakaian yang paling buruk, lalu menyamar. Ubaidillah bertanya, "Siapa wanita yang duduk itu?" Zainab tidak berbicara, sampai Ubaidillah bertanya tiga kali. Beberapa budak perempuannya berkata, "Ini Zainab binti Fathimah. Lantas Ubaidillah bertutur, "Segala puji bagi Allah yang telah mempermalukan kalian, membunuh kalian dan mengingkari omong kosong kalian." Zainab pun mengucap, "Segala puji bagi Allah yang telah memuliakan kami dengan Muhamad Saw, yang telah mensucikan kami, tidak seperti yang kau katakan. Yang dipermalukan adalah orang fasik dan berdusta adalah orang yang berbuat keji."
Ubaidillah bertanya, "Bagaimana kau lihat apa yang dilakukan Allah pada keluargamu?" Zainab menjawab, "Telah diwajibkan atas mereka berperang, lalu mereka pergi ke tempat tidur. Allah akan mengumpulkanmu dan mereka, lalu mereka akan saling berhujjah dan saling bertengkar di depan Allah SWT." Ubaidillah berujar, "Allah telah menyembuhkanku dari kekejaman kalian –maksudnya al-Husain r.a. dan anggota keluargamu yang durhaka." Zainab berujar, "Kau telah membunuh anak mudaku, mengeluarkan keluargaku, memutus harapanku dan mencabut asalku. Jika ini menyembuhkanmu, kau telah sembuh." Ubaidillah berkata, "Wanita ini sungguh berani. Sungguh, ayahmu juga seorang pemberani." Zainab menukas, "Lalu kenapa kalau wanita itu berani? Berani adalah pekerjaanku."
Ketika Ubaidillah bin Ziyad memerintahkan untuk membunuh Ali bin al-Husain, bibinya Zainab bin Ali bergelayut pada Ubaidillah dan berkata, "Wahai Ibnu Ziyad, cukuplah perbuatanmu pada kami. Apakah kau belum puas dengan darah kami? Apakah kau menyisakan seorang dari kami? " Lantas dia memeluk anak saudaranya, Ali, dan berucap, "Aku mengadukanmu pada Allah. Jika kau beriman, bila kau membunuhnya, bunuh aku juga." Ibnu Ziyad berkata pada orang di sekitarnya, "Alangkah mengherankannya hubungan darah. Demi Allah, aku menyangka dia suka kalau aku membunuh Ali, aku membunuh dia juga. Tinggalkan dia, pergilah bersama kaum wanitamu."
Ketika mendatangi Khalifah Yazid bin Mu'awiyah di Damaskus bersama beberapa orang keluarganya yang selamat di Karbala, seorang Syam pengikut Yazid ingin mengambil Fathimah binti Ali untuk dirinya. Lalu Fathimah bergelayut pada saudarinya, Zainab, yang lebih tua darinya. Kemudian Zainab berkata, "Kau dusta. Kalau aku mati, Fathimah tidak untukmu atau untuknya." Yazid bin Mu'awiyah marah dan mengancam, "Demi Allah, kau dusta. Fathimah untukku. Kalau aku mau, aku akan melakukannya." Lantas Zainab berkata, "Tidak. Demi Allah, Allah  tidak menjadikan Fathimah untukmu, kecuali kau keluar dari Islam dan pindah agama." Akhirnya Yazid meninggalkan mereka setelah menjamu mereka dan mengirim mereka ke Madinah al-Munawwarah sebagai orang terhormat.
Di antara ucapan Zainab yang berkesan, "Siapa yang ingin makhluk menjadi penolongnya di hadapan Allah, maka pujilah Allah. Tidakkah kau mendengar ucapan mereka, Allah mendengar orang yang memuji-Nya?"
"Takutlah pada Allah karena kekuasaan-Nya atasmu dan malulah pada-Nya karena kedekatanmu pada-Nya."


[1]Syu'b al-Iman (10204).
[2]Al-Hilyah (2/71,72).

No comments:

Post a Comment