* TUJUH
Sukses
besar menuntut Anda memikul tanggung jawab ... Jika dianalisa, akhirnya
ditemukan bahwa suatu kualitas yang dimiliki oleh semua orang sukses adalah
kemampuannya dalam memikul tanggung jawab.
Michael Korda, Pimpinan
Simon & Schuster
DESA
GUNUNG PUTIH, Tanjung Palas, Juni 2014. Sebuah desa
yang relatif tidak berbeda dengan desa-desa pada umumnya di Tanah Jawa. Ada
Puskesmas dengan segenap tenaga medis yang siap melayani warga masyarakat. Ada
bangunan buat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Beberapa rumah warga yang
umumnya transmigran asal Jawa Timur tersebut dihiasi antena parabola.
Jalan-jalan desa dengan sedikit pengaspalan dan sebagian semenisasi memudahkan
mobilitas warga setempat. Anak-anak bermain riang gembira. Beberapa warga asyik
bertani di sawah-sawah yang telah digarap sejak tahun 1970-an.
Sungguh sebuah kemajuan
telah mewarnai Desa Gunung Putih. Warga desa telah menikmati hasil-hasil
pembangunan yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Bulungan selama ini.
Beberapa anak muda desa ini pun sempat mengenyam pendidikan tinggi berkat
dorongan dari Bupati Bulungan Budiman Arifin.
Bila di pedesaan relatif
menonjol hasil pembangunan yang dapat dirasakan oleh warga masyarakat, sedikit
berbeda hal yang terasa di Tanjung Selor, ibukota Kabupaten Bulungan. Perkembangan
kota ini terasa biasa saja. Bahkan, pinggiran Sungai Kayan yang kabarnya
dijadikan tonggak pembangunan kota tampak pagar seng memanjang di sekitar
dermaga Kayan. Sedikit melongok ke balik pagar seng, ternyata tampak hamparan
taman kota yang belum selesai pengerjaannya. Minimal, itulah sedikit pertanda
bahwa Bupati Budiman tidak pula melupakan pembangunan mempercantik ibukota
kabupaten.
Memang, ujar tokoh
masyarakat Dayak Bulungan Apoy Laing, selama kepemimpinan Bupati Budiman
Arifin, pembangunan lebih banyak difokuskan pada peningkatan kualitas sumber
daya manusia, terutama mereka yang ada di wilayah pedesaan. “Beliau membangun
dari desa. Dan sekarang hasilnya sudah banyak dirasakan oleh warga masyarakat
di wilayah pedesaan,” terang Apoy.
Kesan ini pun dibenarkan
oleh Bupati Budiman Arifin. Sejak memperoleh amanah memimpin Kabupaten Bulungan
pada tahun 2005, dia langsung mensosialisasikan empat agenda pembangunan sesuai
dengan visi dan misi sewaktu berkampanye pemilukada. Empat agenda tersebut
kemudian dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kabupaten Bulungan Tahun 2005-2010 yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah
Kabupaten Bulungan Nomor 13 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah Kabupaten Bulungan 2005-2010. Keempat agenda tersebut adalah:
(1) Meningkatkan pembangunan SDM yang berkualitas; (2) Meningkatkan pembangunan
ekonomi dalam arti luas; (3) Mewujudkan percepatan pembangunan infrastruktur;
dan (4) Menciptakan tata pemerintahan yang bersih, berwibawa dan demokratis.
Bupati Budiman Arifin
terus intensif mensosialisasikan agenda-agenda tersebut kepada segenap aparatur
dan warga masyarakat Bulungan. Hasilnya, lima bidang pembangunan yang
dilaksanakannya dapat dirasakan dan menyentuh betul kebutuhan dan kepentingan
masyarakat. Dan, dia kembali memperoleh kepercayaan memimpin Bulungan untuk
periode 2010-2015.
Di era periode kedua
kepemimpinannya, Budiman kembali menegaskan dan menyempurnakan visi pembangunan
yang diusungnya bersama Wakil Bupati Liet Ingai. Visinya: Mewujudkan Kabupaten
Bulungan sebagai wilayah agroindustri utama yang berwawasan lingkungan, menuju
masyarakat yang semakin berkualitas, adil dan sejahtera.
Untuk mewujudkan Visi
tersebut, Bupati Budiman menggariskan beberapa Misi Pembangunan Kabupaten Bulungan,
antara lain: (1) Mewujudkan tata kelola Pemerintahan yang baik, bersih dan
berwibawa; (2) Mewujudkan percepatan Pembangunan wilayah terpencil dan
tertinggal; (3) Mewujudkan Struktur ekonomi Pro Rakyat dengan konsep
Pembangunan berkelanjutan; (4) Mewujudkan Pemenuhan Infrastruktur dasar untuk
meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat; (5) Mewujudkan masyarakat yang
berkualitas; dan (6) Mewujudkan Peningkatan kualitas perlindungan sosial dan
pengentasan kemiskinan.
Visi dan misi telah
direntang. Bupati Budiman Arifin pun terus aktif mensosialisasikan agar segenap
aparatur dan warga masyarakat tergerak dalam satu langkah Bersatu Membangun Bulungan. Dia menyadari bahwa visi, misi dan
strategi pembangunan akan sekadar berupa macan kertas bila hanya menjadi
retorika di masa-masa kampanye. Implementasi visi dan misi tersebut harus
didukung secara penuh oleh seluruh kelompok kepentingan (stakeholders), baik kepentingan masyarakat, dunia usaha (private sector) maupun segenap jajaran
aparatur Pemerintah Kabupaten Bulungan yang ada di eksekutif. Bahkan, dia tidak
segan-segan mengajak para wakil rakyat di parlemen daerah dan jajaran yudikatif
juga ikut memasyarakatkan visi-misi yang telah disepakati bersama. Dia ingin
semua itu terwujud pada waktunya.
Sebagai kepala daerah, suami
dari Ny. Chairiah ini berusaha merangkul semua komponen masyarakat di Kabupaten
Bulungan –baik yang semula mendukung maupun tidak mendukung saat kompetisi
pemilukada. Intinya, dia ingin membangun tim kerja yang kuat untuk membawa
kemajuan dan kesejahteraan warga masyarakat Kabupaten Bulungan.
Dengan tim kerja yang
kuat, dia berharap akan tercipta satu pemerintahan yang bersih dan berwibawa.
Giliran selanjutnya, pembangunan akan berjalan lancar dan kesejahteraan
masyarakat meningkat.
Berikut garis besar
kinerja, capaian pembangunan dan apresiasi yang telah diperoleh Pemerintah
Kabupaten Bulungan di bawah kepemimpinan Bupati Budiman Arifin (2005-2010 dan
2010-2015).
A. Peningkatan Kualitas Sumber Daya
Manusia (SDM).
Pendidikan.
Pendidikan formal merupakan suatu proses pendidikan yang berjenjang dari
tingkat terendah Taman Kanak-kanak (TK) hingga Perguruan Tinggi (PT). Untuk
menunjang keberhasilan pembangunan di bidang pendidikan, pendidikan formal yang
umumnya diselenggarakan sekolah-sekolah, tidak hanya yang dibawahi oleh
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), tapi ada pula yang
dibawahi oleh instansi selain Kemendikbud, seperti Kementerian Agama, Kementerian
Kesehatan, Kementerian Sosial dan Kementerian Pertanian. Sekolah-sekolah dari
tingkat TK, SD, hingga SMU pada tahun 2012/2013 yang ada di Kabupaten Bulungan baik
negeri maupun swasta terdiri dari 40 buah TK, 133 buah SD, 1 buah SLBN, 50 buah
SMP, 15 buah SMU, dan 5 buah SMK. Jumlah tersebut termasuk Madrasah Ibtidaiyah,
Madrasah Tsanawiyah, dan Madrasah Aliyah yang berada di bawah Kementerian
Agama.
Program pemerintah daerah
untuk meningkatkan taraf pendidikan dapat dilihat dari meningkatnya jumlah
sekolah yang tersebar di 10 kecamatan di wilayah Kabupaten Bulungan. Untuk
tingkat SD, tahun 2012/2013, terdapat 126 SD negeri dan 2 buah SD swasta. Sedangkan
pada tingkat SMP, tahun 2012/2013, terdapat 43 buah SMP negeri dan 4 buah
sekolah swasta. Pada tingkat SMU ada 9 buah sekolah negeri dan 4 buah sekolah
swasta. Untuk tingkat SMK terdapat lima buah sekolah di mana sebanyak tiga buah
sekolah di Kecamatan Tanjung Selor, satu buah di Tanjung Palas dan satu lagi di
Tanjung Palas Utara.
Keberhasilan
penyelenggaraan pendidikan dapat dilihat dari tingkat kelulusan siswa yang
melaksanakan Ujian Akhir Nasional (UAN) yang mengikuti standar kelulusan yang
telah ditentukan oleh Kemendikbud. Pada tahun ajaran 2012/2013, tingkat
kelulusan untuk SD meningkat, 100% peserta dinyatakan lulus. Kemudian untuk
tingkat SMP mencapai 99%. Dan tingkat SMU mencapai 100%.
Perbandingan atau rasio
antara guru dan murid akan menggambarkan beban yang harus dihadapi oleh seorang
guru dalam mengajar. Bila dilihat dari masing-masing tingkat/jenjang
pendidikan, di tingkat SD setiap guru mengajar 12 orang murid, tingkat SMP
rata-rata 9 orang, dan tingkat SMU rata-rata 11 orang.
Kesehatan
dan KB. Pembangunan di bidang kesehatan, pada dasarnya
bertujuan untuk memberikan pelayanan kesehatan secara mudah, merata dan murah.
Dengan meningkatnya pelayanan kesehatan, pemerintah berupaya meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat. Upaya yang dilakukan antara lain menyediakan
fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan yang jumlahnya cukup memadai.
Berdasarkan data Dinas
Kesehatan dan RSUD Dr. H. Soemarno Sosroatmodjo, pada tahun 2012 jumlah
fasilitas kesehatan yang ada di wilayah Kabupaten Bulungan sebanyak 12 buah
Puskesmas, 37 buah Puskesmas Pembantu, 15 buah Puskesmas Keliling, 170 buah
Posyandu, 14 buah apotek dan 2 buah rumah bersalin. Untuk tenaga kesehatan
terdapat 64 orang tenaga medis yang terdiri dari dokter umum, dokter spesialis
dan dokter gigi. Sedangkan untuk tenaga kesehatan yang lain terdapat 480 orang
tenaga perawat dan bidan, 31 orang tenaga farmasi, 16 orang tenaga gizi, 14
orang tenaga sanitasi dan 16 orang tenaga kesehatan masyarakat.
Pasangan Usia Subur (PUS)
di Kabupaten Bulungan pada tahun 2012 berjumlah 21.478 PUS atau mengalami
peningkatan sebanyak 318 PUS dibandingkan tahun 2011. Banyaknya peserta KB
aktif tahun 2012 sebesar 70,65 persen dari PUS merupakan salah satu tolok ukur
keberhasilan program KB di Kabupaten Bulungan. Jika dibandingkan dengan tahun
sebelumnya, akseptor KB aktif dari PUS pada 2012 mengalami penurunan. Penurunan
jumlah peserta akseptor KB aktif sebesar 15.031 peserta dibandingkan tahun 2011
sebesar 15.192 peserta. Demikian pula dengan peserta akseptor KB baru mengalami
penurunan dari 2.765 pada tahun 2011 menjadi 2.216 akseptor pada tahun 2012.
Ditinjau dari jenis alat
kontrasepsi KB baru ternyata tidak mengalami perubahan dari thun 2011 di mana
pada tahun 2012 alat kontrasepsi terbanyak yang digunakan masih alat
kontrasepsi suntik. Alat kontrasepsi suntik dipakai akseptor KB baru sebesar
57,17 persen, diikuti alat kontrasepsi pil sebesar 29,37 persen, 4,11 persen
kondom dan sebesar 6,37 persen susuk. Berbeda dengan penggunaan akseptor KB
aktif, alat kontrasepsi suntik masih tetap yang terbanyak digunakan warga masyarakat
di mana jumlahnya sebesar 42,61 persen dari 15.031 peserta pada tahun 2012.
Agama.
Jumlah sarana ibadah yang ada di Kabupaten Bulungan pada tahun 2012 mengalami
peningkatan sebanyak 7 (tujuh) sarana dari tahun sebelumnya. Sarana ibadah yang
ada terdiri dari 120 masjid, 39 langgar, 74 musholla, 110 gereja, 1 vihara, 1
pura dan 1 klenteng.
Selain penyediaan
fasilitas beribadah, pemerintah juga mengelola kegiatan ibadah lainnya seperti
pelaksanaan ibadah haji. Untuk tahun 2012, jumlah jamaah haji yang berasal dari
Kabupaten Bulungan adalah sebanyak 82 orang, yang mengalami penurunan dari
tahun sebelumnya (sebanyak 100 orang).
B.
Pertanian
Berkembang
Tanaman
Pangan. Secara riil luas panen padi di Kabupaten Bulungan
pada tahun 2012 seluas 21.774 hektar yang terdiri dari 12.642 hektar padi sawah
dan 9.132 hektar padi ladang. Angka ini mengalami penambahan sebesar 8,20
persen dibandingkan tahun 2011 atau setara dengan luas 1.650 hektar. Penambahan
luas panen ini diikuti pula oleh kenaikan jumlah produksi padi. Berdasarkan
perkembangan luas tanam tersebut, produksi padi mengalami peningkatan dari
61.216 ton pada tahun 2011 menjadi 64.012 ton pada tahun 2012. Selama lima
tahun berturut-turut sejak tahun 2006, Bulungan mendapat penghargaan
Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN) dari Presiden Republik Indonesia
berkat prestasi produksi beras setiap tahun di atas 5%.
Tahun 2011 Kabupaten
Bulungan mulai menjalankan Program Food
Estate di wilayah Delta Kayan seluas 50.000 hektar. Perkembangannya, pada
Juni 2012 telah berlangsung panen padi perdana di Desa Salim Batu, Kecamatan
Tanjung Palas Tengah, di lahan milik PT Nusa Agro Mandiri (NAM) seluas 40
hektar yang terdiri dari 74 petak sawah menghasilkan 60 ton atau rata-rata 1,5
ton per hektar. Investor dari Solaria Group ini mendapat izin dari Pemkab
Bulungan seluas 1.980 hektar. Selain PT NAM, investor yang masuk Food Estate Bulungan adalah PT Miwon
Indonesia berinvestasi sebesar Rp450 miliar mengembangkan komoditi jagung di
lahas seluas 3.245 hektar dan PT Sang Hyang Seri (SHS) yang mengembangkan benih
padi di lahan seluas 3.000 hektar.
Komoditas tanaman sayur-mayur
yang diproduksi di Kabupaten Bulungan antara lain bawang merah, bawang daun,
kubis, sawi, kacang panjang, cabe, tomat, terung, buncis, ketimun, kangkung dan
bayam. Pada tahun 2012, produksi sayuran terbesar adalah tanaman sawi (sebesar
1.306 ton), kemudian berturut-turut diikuti tanaman kacang panjang (1.150 ton),
tanaman kangkung (1.125 ton), tanaman bayam (918 ton) dan tanaman cabe kecil
(884 ton).
Produksi tanaman
buah-buahan di Kabupaten Bulungan pada tahun 2012 didominasi oleh tanaman
pisang yang produksinya mencapai 11.397,3 ton, dari hasil panen tanaman
sebanyak 234.112 pohon. Berikutnya yang menyusul adalah tanaman jeruk siam
dengan produksi 4.077,4 ton yang dihasilkan oleh tanaman sebanyak 92.334 pohon.
Sedangkan tanaman rambutan pada tahun 2012 menghasilkan produksi 3.412,3 ton
dengan jumlah pohon yang dipanen sebanyak 74.816 pohon.
Perkebunan.
Tanaman perkebunan yang dikembangkan di Kabupaten Bulungan adalah kelapa sawit,
kelapa, kopi, kakao, lada, karet, dan kapuk. Namun, rata-rata produksinya pada
tahun 2012 mengalami peningkatan, kecuali kelapa, dengan produksi mencapai
208,05 ton. Capaian produksi komoditi tanaman perkebunan yang lainnya adalah
sebagai berikut: kelapa sawit sebanyak 823,25 ton, kakao sebanyak 178,65 ton,
kopi sebanyak 39,16 ton dan lada sebanyak 26,58 ton. Tahun 2012 mulai
beroperasi perkebunan plasma PT Agro Sawitmas Lestari di Desa Mangkupadi,
Kecamatan Tanjung Palas Timur. Sedangkan untuk tanaman karet hingga tahun 2012
belum ada yang dihasilkan. Luas areal pertanaman masing-masing komoditi tanaman
perkebunan tercatat sebagai berikut, kelapa seluas 839,5 hektar, kopi 296
hektar, kako 874,25 hektar, lada 93,87 hektar, kelapa sawit 627,13 hektar,
karet 178 hektar dan kapuk 29 hektar.
Kehutanan.
Kawasan hutan di Kabupaten Bulungan yang terbagi ke dalam empat kelompok jenis
hutan, yaitu hutan lindung, hutan produksi tetap, hutan produksi terbatas dan
hutan lainnya/kawasan budi daya non-kehutanan pada tahun 2012 luasnya mencapai
1.026.312.039 hektar. Pengelolaan hutan tersebut tidak terlepas dari keberadaan
perusahaan HPH dan pada tahun 2012 terdapat 8 pemegang HPH dengan luas areal
470.665 hektar. Produksi kayu bulat pada tahun 2012 mengalami penurunan sebesar
48,04 persen dari tahun 2011 dengan jumlah produksi 212.680,93 m3.
Peternakan.
Populasi ternak di Kabupaten Bulungan yang terbesar pada tahun 2012 adalah babi
(6.191 ekor), sedangkan populasi jenis ternak yang lain adalah sebagai berikut:
sapi sebanyak 5.661 ekor, kambing 6.099 ekor dan kerbau sebanyak 24 ekor.
Populasi unggas pada tahun 2012 diklasifikasikan berdasarkan jenis kelamin ayam
buras jantan sebanyak 1.402 ekor, ayam buras betina sebanyak 2.866 ekor dan
ayam pedaging sebanyak 595.138 ekor.
Perikanan.
Produksi
perikanan Kabupaten Bulungan pada tahun 2012 mencapai 6.925,12 ton. Untuk
perikanan tangkap produksinya mencapai 3.206,5 ton dengan nilai produksi
sebesar 97,379 milyar rupiah. Sedangkan produksi perikanan budi daya mencapai
3.718,98 ton dengan nilai produksi sebesar 87,347 milyar rupiah. Capaian
produksi seperti tersebut di atas dihasilkan oleh rumah tangga perikanan di
Kabupaten Bulungan yang jumlahnya pada tahun 2012 mencapai 2.415 rumah tangga
dengan produksi sebanyak 3.206,5 perikanan tangkap yang mencakup perairan laut
dan perairan umum. Sedangkan rumah tangga yang mengelola perikanan budi daya
sebanyak 3.162 rumah tangga dengan produksi sebanyak 3.718,98 ton yang mencakup
budi daya tambak dan kolam.
C.
Pertambangan
dan Energi
Air
Minum. Ketersediaan air bersih yang sehat sangat dibutuhkan
masyarakat. Jumlah perusahaan air minum dan cabangnya di Kabupaten Bulungan
sebanyak 6 unit dengan status milik pemerintah daerah. Kapasitas air minum potensial
masih sama dengan tahun 2011 sedangkan kapasitas air minum efektif pada tahun
2012 mengalami penurunan.
Jumlah pelanggan pada
tahun 2012 juga mengalami peningkatan dari 6.508 menjadi 6.884 pelanggan (2011).
Produksi air minum dan banyaknya air minum yang disalurkan mengalami
peningkatan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Kapasitas produksi air
minum yang disalurkan pada tahun 2012 sebesar 185 liter/detik untuk kapasitas
produksi potensial dan 90,42 liter/detik untuk kapasitas produksi efektif.
Seiring dengan semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat akan air bersih dan
sehat, jumlah air minum yang disalurkan kepada pelanggan pada tahun 2012 mencapai
sebanyak 2.812 juta meter kubik dengan jumlah pelanggan sebanyak 6.884
pelanggan.
Pemakaian air minum oleh
pelanggan rumah tangga pada tahun 2012 mencapai 1.918.459 m3 yang
disalurkan pada 5.917 pelanggan rumah tangga. Pemakaian air minum oleh hotel/obyek
wisata, toko, industri dan perusahaan sebesar 307.573 m3 dan
selanjutnya untuk badan sosial, rumah sakit dan rumah ibadah sebesar 58.543 m3.
Listrik.
Sebagian
besar kebutuhan listrik di Kabupaten Bulungan dipenuhi oleh PT Perusahaan
Listrik Negara (PLN). Sementara sebagian lagi disuplai secara swasembada oleh
masyarakat dan pemerintahan daerah. Pada tahun 2012, total daya terpasang sebesar
17.576 KW dengan tenaga listrik yang diproduksi 49.380.775 KWH. Sementara itu
listrik yang terjual sebanyak 46.482.196 KWH. Jika dibandingkan dengan tahun 2011
maka mengalami penurunan sebesar 10,4 persen.
Tenaga listrik yang terjual
pada tahun 2012 sebagian besar digunakan untuk pelanggan rumah tangga sebanyak
29.989.352 KWH, sedangkan untuk kategori pelanggan industri sebanyak 2.374.137
KWH, pelanggan sosial sebanyak 1.284.059 KWH, pelanggan pemerintah sebanyak
935.436 KWH dan pelanggan layanan khusus sebanyak 46.482.196 KWH.
Pertambangan.
Sektor
pertambangan merupakan sektor yang berperan cukup besar sebagai sumber
penerimaan devisa terutama yang datang dari pendapatan ekspor minyak, gas, dan batubara.
Banyaknya produksi batubara pada tahun 2012 sebanyak 8.071.750,10 ton. Bila
dibandingkan dengan tahun sebelumnya (2011) maka mengalami peningkatan sebesar
96,37 persen.
D.
Daya
Saing Ekonomi Meningkat
Ekspor.
Perdagangan luar negeri merupakan sektor ekonomi yang sangat berperan dalam
menunjang pembangunan ekonomi Indonesia. Dari kegiatan ekspor dapat diperoleh
devisa yang merupakan salah satu sumber dana pembangunan, sementara dari
kegiatan impor bisa diperoleh bahan baku dan barang modal yang dibutuhkan dalam
pembangunan.
Kegiatan ekspor adalah
pengiriman barang ke luar negeri melalui pelabuhan di seluruh wilayah Republik
Indonesia, baik bersifat komersial maupun bukan komersial. Nilai ekspor adalah
nilai transaksi barang ekspor sampai di atas kapal muat dalam keadaan free on board (FOB). Nilai FOB ini merupakan nilai barang di
pasar wilayah pabean negara eksportir, termasuk biaya angkutan ke wilayah
pabean, pajak ekspor dan biaya muat barang ke kapal.
Pada tahun 2012, ekspor
dilakukan melalui Pelabuhan Bunyu dan Pelabuhan Tanjung Selor. Ragam komoditas
ekspor Kabupaten Bulungan tahun 2012 bertambah, yaitu ekspor batubara (other coal), kerapu (cromilepte altivelis) dan Rock Lobster and other sea crawfish. Nilai
ekspornya mengalami kenaikan sebesar 48,27%, dari US$88,99 juta pada tahun 2011
menjadi US$131,95 juta pada tahun 2012. Untuk negara tujuan ekspor terbesar
dilihat dari kuantitas dan nilai ekspornya adalah India. Nilai ekspor ke negara
India sebesar US$4.093,92 juta. Selain India, tujuan ekspor komoditi dari
Kabupaten Bulungan adalah Jepang, Tiongkok dan Malaysia.
Impor.
Terdapat dua sistem pencatatan statistik perdagangan luar negeri, yaitu sistem
perdagangan umum (the general trade
system) dan sistem perdagangan khusus (the
special trade system). Dalam sistem perdagangan umum wilayah bebas, Batam
dianggap sebagai dalam negeri, sedangkan dalam sistem perdagangan khusus,
dianggap sebagai luar negeri. Sistem pencatatan statistik impor di Indonesia
menggunakan sistem perdagangan khusus.
Impor adalah pengiriman
barang dagangan dari luar negeri ke pelabuhan di seluruh wilayah Indonesia
kecuali wilayah bebas luar, baik yang bersifat komersial maupun bukan
komersial. Sedangkan yang dimaksud negara asal adalah negara di mana
barang-barang tersebut dihasilkan setelah diperiksa oleh pejabat Bea dan Cukai
sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Negara asal impor
Kabupaten Bulungan pada tahun 2012 adalah Malaysia. Nilai impor dari Malaysia
sebesar 135.507.240 Kg senilai FOB US$1.048.315. Impor tersebut dilakukan
melalui Pelabuhan Tanjung Selor dan Pelabuhan Bunyu. Jenis barang yang diimpor
yaitu Pebbles, Gravel, Broken or Crushed
Stonewhether or not heat treated.
E. Dinamika Denyut Perekonomian Wilayah
Keuangan.
Kegiatan pembangunan nasional tidak lepas dari peran seluruh Pemerintah Daerah
yang telah berhasil memanfaatkan semua sumber daya yang tersedia di daerah
masing-masing. Dalam upaya memperbesar peran dan kemampuan daerah dalam
pembangunan, Pemerintah Daerah dituntut lebih mandiri dalam membiayai kegiatan
operasional rumah tangganya. Dalam rangka otonomi daerah, hampir seluruh
instansi yang berada di bawah departemen dijadikan dinas-dinas yang kewenangan
sepenuhnya berada di daerah kabupaten, sehingga seluruh beban biaya rutin
instansi dan pegawainya dilimpahkan ke kabupaten. Pada tahun 2011, realisasi
pendapatan pemerintah daerah didasarkan pada Peraturan Mendagri Nomor 13 Tahun
2006.
Realisasi pendapatan
pemerintah Kabupaten Bulungan antara lain berasal dari pendapatan asli daerah
(PAD), dana perimbangan, dan lain-lain pendapatan daerah yang sah. PAD
diperoleh dari hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, dan retribusi
perizinan tertentu. Realisasi dana perimbangan diperoleh dari bagi hasil
pajak/bagi hasil bukan pajak, dana alokasi umum (DAU), dan dana alokasi khusus
(DAK).
Sedangkan realisasi
lain-lain pendapatan daerah yang sah berasal dari dana bagi hasil pajak dari
provinsi dan pemerintah daerah lainnya; dan bantuan keuangan dari provinsi atau
pemerintah daerah lainnya. Berdasarkan realisasi pendapatan pemerintah daerah
pada tahun 2012, maka total pendapatan daerah Kabupaten Bulungan sebesar 1.605.630
miliar rupiah. Sedangkan total belanja daerah Kabupaten Bulungan sebesar 1.025.705
miliar rupiah.
Perbankan.
Kantor bank (termasuk kantor cabang/unit) yang berada di Kabupaten Bulungan
pada tahun 2012 sebanyak 13 buah, yang terdiri dari 8 buah kantor bank
pemerintah, 2 bank swasta, 2 bank pembangunan dan 1 bank perkreditan rakyat
(BPR). Pada tahun 2012 jumlah kredit yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia
Samarinda untuk kredit perbankan sebesar 743.805 jutaan rupiah. Sedangkan untuk
KUK sebesar 131.303 jutaan rupiah. Banyaknya penabung pada tahun 2012 adalah
52.260 peserta dengan nilai tabungan mencapai 581.756 jutaan rupiah.
Koperasi.
Pada tahun 2012 jumlah koperasi di Kabupaten Bulungan sebanyak 124 unit. Jumlah
ini naik sebesar 22,98% bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Jika dirinci
menurut jenisnya dari 124 unit koperasi tersebut terdiri dari 7 unit KUD dan
115 unit non-KUD serta 2 unit koperasi sekolah. Dilihat dari perkembangan
jumlah koperasi, koperasi non-KUD mengalami peningkatan setiap tahun.
Struktur
ekonomi. Untuk keseragaman penghitungan PDRB seluruh provinsi
di Indonesia, mulai tahun 2004 Badan Pusat Statistik (BPS) melakukan
penghitungan PDRB di seluruh Indonesia dengan menggunakan seri penghitungan
PDRB yang baru dengan tahun dasar 2000. Penentuan tahun 2000 sebagai tahun dasar
baru juga didasarkan pada pengamatan bahwa perekonomian pada tahun 2000 pada
skala regional cukup normal dan memadai.
Hasil penghitungan PDRB
Kabupaten Bulungan, setelah mengalami pemekaran dengan Kabupaten Tana Tidung, dapat
diketahui perkembangannya dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2011.
Perekonomian Kabupaten Bulungan pada tahun 2012 sangat didominasi oleh
sektor-sektor ekonomi yang berbasis pada sumber daya alam (SDA), terutama dari
sektor pertambangan dan pertanian. Jumlah seluruh nilai tambah yang tercipta
akibat kegiatan ekonomi (PDRB) di Kabupaten Bulungan pada tahun 2012 adalah
sebesar 3.010,769 miliar rupiah. Dari total PDRB Bulungan tersebut, sekitar
34,35% berasal dari nilai tambah sektor pertambangan dan penggalian. Sektor
ekonomi berikutnya yang memberikan kontribusi perekonomian Bulungan adalah
sektor Pertanian (26,06%); sektor Jasa (19,94%); dan sektor Perdagangan, Hotel
dan Restoran (13,19%). Sedangkan sektor-sektor lainnya hanya memberikan
kontribusi kurang dari 5%.
Pertumbuhan
ekonomi. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bulungan selama tiga
tahun terakhir, paling tinggi pada tahun 2012, takni sebesar 9,38%, mengalami
kenaikan dari tahun 2011 yang hanya sebesar 6,06%.
PDRB
per Kapita. Perkembangan PDRB per kapita Kabupaten Bulungan
selama kurun waktu 2008-2012 memperlihatkan gelagat yang terus meningkat, yaitu
dari 20.508.288,10 rupiah per orang pada tahun 2008 menjadi 21.131.984,59
rupiah per orang pada tahun 2010, meningkat lagi menjadi 22.616.925,05 rupiah
per orang pada tahun 2011 dan terus meningkat menjadi 24.964.922,03 rupiah per
orang pada tahun 2012. Namun perlu diketahui bahwa pendapatan per kapita
tersebut belum mencerminkan tingkat kesejahteraan sesungguhnya. Hal ini
dikarenakan pendapatan per kapita diperoleh berdasarkan PDRB dikurangi dengan
penyusutan, pajak tak langsung, dan pendapatan neto dari luar daerah. Mengingat
keterbatasan data pendapatan neto dari luar daerah belum dapat dihitung,
sementara diperkirakan pendapatan yang keluar Kalimantan Timur, khususnya
Bulungan, sangat besar dibandingkan yang masuk.
F.
Turunkan
Kemiskinan
Pengeluaran
penduduk. Sebagian pengeluaran penduduk di Kabupaten Bulungan
digunakan untuk memenuhi kebutuhan bukan makanan, seperti perumahan, sandang,
aneka barang dan jasa, dan lain-lain. Hal ini dapat dilihat dari prosentase
pengeluaran penduduk untuk konsumsi bukan makanan pada tahun 2011 sebesar
53,60%, masih lebih tinggi dibandingkan dengan pengeluaran buat kebutuhan
makanan. Namun pada 2012 terjadi perubahan pola pengeluaran penduduk di mana
prosentase pengeluaran penduduk untuk konsumsi bukan makanan sebesar 39,98%.
Rata-rata pengeluaran per
kapita sebulan mencapai Rp993.131,90 dengan rincian Rp460.838,82 untuk konsumsi
makanan dan Rp532.292,08 buat konsumsi bukan makanan. Dari total pengeluaran
untuk konsumsi makanan, 15,16% digunakan buat konsumsi padi-padian, 14,52%
makanan dan minuman jadi, dan13,79% konsumsi tembakau dan sirih. Sedangkan
pengeluaran konsumsi bukan makanan terutama digunakan untuk perumahan dan
fasilitas rumah tangga, yaitu sebesar 39.98%.
Indikator yang biasanya
digunakan untuk mengukur distribusi pendapatan, salah satunya dengan
menggunakan Gini Rasio (dalam hal ini didekati dengan data pengeluaran rumah
tangga). Kurun waktu 2010-2012, nilai Gini Rasio Kabupaten Bulungan, yaitu dari
sebesar 0,307 pada tahun 2010, kemudian sebesar 0,341 pada tahun 2011, pada
tahun 2012 sebesar 0,403. Nilai Gini Rasio di bawah angka 1 menunjukkan bahwa
tingkat ketimpangan pengeluaran antar-kelompok pendapatan tergolong rendah.
Penduduk
miskin. Pemerintah Indonesia selama ini memberikan perhatian
yang besar terhadap upaya penanggulangan kemiskinan karena pada dasarnya
pembangunan yang dilakukan bertujuan guna meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Perhatian pemerintah terhadap penanggulangan kemiskinan semakin
besar lagi setelah krisis ekonomi melanda Indonesia pada tahun 1997. Salah satu
aspek penting buat mendukung Strategi Penanggulangan Kemiskinan adalah tersedianya
data dan informasi kemiskinan yang akurat dan tepat sasaran.
Ketersediaan data dan
informasi yang akurat dan tepat sasaran sangat diperlukan guna memastikan
keberhasilan pelaksanaan serta pencapaian tujuan/sasaran dari kebijakan dan
program penanggulangan kemiskinan pada tingkat nasional, dan tingkat daerah
(khususnya daerah kabupaten/kota). Pada tahun 2011, Badan Pusat Statistik
kembali melakukan Pendataan Program Perlindungan Sosial (PPLS 2011) sebagai kelanjutan Pendataan
Sosial Ekonomi (PSE) 2005 dan PSE 2008 untuk memperoleh basis data utama dan
terpadu nasional (unified data base) berupa
nama dan alamat rumah tangga menengah ke bawah yang dapat dipergunakan dalam
berbagai program perlindungan sosial oleh lembaga/instansi pemerintah di pusat,
daerah dan dengan pemangku kepentingan lainnya di bawah koordinasi Tim Nasional
Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K). Dari hasil PPLS 2011 diperoleh
5.565 jumlah rumah tangga termasuk kualifikasi kemiskinan di Kabupaten Bulungan.
G.
Penguatan
Infrastruktur dan Perhubungan
Angkutan
darat. Untuk memenuhi moda transportasi darat tersedia
kendaraan angkutan darat yang utama yakni kendaraan bermotor. Dilihat menurut
jenis kendaraan yang tercatat di Polres Bulungan terdapat mobil penumpang
sebanyak 136 unit, 280 unit mobil beban barang, 2 unit bus, dan 4.828 unit
sepeda motor. Jumlah keseluruhan kendaraan tersebut mengalami penurunan sebesar
0,81% dibandingkan tahun 2011.
Dilihat dari macam
kendaraannya, pada tahun 2012 untuk mobil penumpang, yang terdaftar di Polres
Bulungan sebanyak 119 unit kendaraan station
wagon, sedangkan untuk mobil barang yang terdaftar paling banyak kendaraan pick up sebanyak 166 unit. Tingkat
kecelakaan lalu-lintas yang tercatat di Polres Bulungan sebanyak 40 kali dengan
jumlah korban meninggal dunia sebanyak 19 orang. Bila dibandingkan dengan tahun
2011 (29 kali) maka banyaknya kecelakaan tahun 2012 (40 kali) mengalami
kenaikan. Rata-rata terjadi tiga kali kecelakaan setiap bulan sepanjang tahun
2012. Kerugian yang diakibatkan oleh kecelakaan lalu-lintas diperkirakan
sebesar Rp191,6 juta.
Angkutan
laut dan sungai. Selain angkutan darat, angkutan laut dan
sungai mempunyai peranan penting dalam sistem transportasi di Kabupaten
Bulungan. Hal ini dikarenakan sebagian besar wilayah di Kabupaten Bulungan
hanya bisa dijangkau melalui jalur sungai. Lalu-lintas antar-pulau tahun 2012
yang melalui Pelabuhan Tanjung Selor meliputi kapal tambat sebanyak 66 buah.
Arus bongkar tahun 2012 sebanyak 58.887.985 ton/m3. Sedangkan arus bongkar
kendaraan roda dua sebanyak 17 buah dan muat sebanyak 22 buah. Untuk arus
bongkar kendaraan roda empat sebanyak 86 buah.
Angkutan
udara. Sektor perhubungan udara selain dominan dalam
melaksanakan mobilitas manusia dari satu tempat ke tempat lain yang memerlukan
waktu singkat, dan juga merupakan salah satu sektor yang terkait erat dengan
sektor pariwisata dalam mendukung perjalanan wisatawan ke suatu tempat.
Angkutan udara di Kabupaten Bulungan dapat digambarkan melalui arus penerbangan
dari Bandara Tanjung Harapan yang terletak di Tanjung Selor. Bila dibandingkan
dengan tahun 2010, arus lalu-lintas angkutan udara di Bandara Tanjung Harapan
mengalami kenaikan. Hal ini disebabkan ada satu maskapai penerbangan yang
beroperasi di Bandara Tanjung Harapan.
Selama tahun 2012, arus
lalu-lintas angkutan udara meliputi keberangkatan sebanyak 815 penerbangan,
arus penumpang berangkat sebanyak 6.307 orang dan datang sebanyak 5.584 orang,
untuk barang yang dimuat sebanyak 5.361 Kg dan dibongkar sebanyak 3.432 Kg.
Sedangkan untuk bongkar bagasi sebanyak 41.700 Kg dan muat sebanyak 54.222 Kg.
Pos
dan Telekomunikasi. Dalam rangka menyongsong era globalisasi
sekarang ini, sektor Pos dan Telekomunikasi sangat diperlukan dalam
memperlancar arus berita, informasi dan data. Telepon sebagai salah satu sarana
telekomunikasi memiliki arti penting bagi warga masyarakat. Hal ini dapat
dilihat dari peningkatan jumlah pelanggan dan jumlah sarana telekomunikasi
dengan jumlah pelanggan sebanyak 8.383 pada tahun 2012.
Di Kantor Pos Tanjung Selor,
jumlah pengiriman surat dan pos paket pada tahun 2012 mengalami penurunan bila
dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini dapat dilihat dari jumlah pengiriman
surat dan pos paket tahun 2011 sebanyak 15.508 menjadi 11.458 pada tahun 2012
yang terdiri dari 2.187 surat biasa, 548 surat tercatat, 7.251 surat kilat dan
1.456 pos paket.
Perhotelan.
Saat ini sektor pariwisata merupakan salah satu sektor andalan dalam
menghasilkan devisa negara. Selain itu juga padat karya, yakni sektor yang
banyak menyerap tenaga kerja dan diharapkan berperan dalam meningkatkan
pendapatan masyarakat. Pada tahun 2012 jumlah hotel bertambah dua buah dari
jumlah tahun sebelumnya. Yaitu, 22 buah pada tahun 2011 menjadi 24 buah pada
tahun 2012 dengan akomodasi lainnya berupa 418 buah kamar dan 687 buah tempat
tidur.
Pada tahun 2012 Kabupaten
Bulungan memiliki beberapa obyek wisata dengan klasifikasi wisata alam sebanyak
20 buah, 1 buah wisata budaya, dua buah wisata buatan, 17 buah wisata
peninggalan sejarah dan purbakala, satu buah museum, dua buah art gallery, lima
buah upacara adat, satu buah taman hutan raya/taman hutan industri, dua buah
taman wisata alam dan satu buah taman berburu.
Panjang
jalan. Jalan merupakan prasarana pengangkutan yang penting
untuk memperlancar kegiatan perekonomian, makin meningkat usaha pembangunan
menuntut pola peningkatan pembangunan jalan untuk daerah ke daerah lain. Panjang
jalan di wilayah Kabupaten Bulungan pada tahun 2012 mencapai 932,803 kilometer
termasuk dalam kategori jalan kelas III-C yang menjadi wewenang pemerintah
kabupaten. Panjang jalan kabupaten dirinci menurut jenis permukaan adalah untuk
permukaan yang diaspal 516,192 kilometer, permukaan kerikil 213,179 kilometer,
dan permukaan tanah sepanjang 201,065 kilometer.
Jika dilihat dari kondisi
jalan pada tahun 2012, jalan yang berada dalam kondisi baik sepanjang 337,414
kilometer, kondisi sedang 529,086 kilometer, kondisi rusak 61,586 kilometer dan
dalam kondisi rusak berat 4,717 kilometer.
Dengan kondisi
sosial-ekonomi masyarakat dan ketersediaan infrastruktur yang ada sampai tahun
2012, sebuah tim kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)
Kabupaten Bulungan dan Pusat Penelitian Pengembangan Wilayah (Puslitbangwil)
Universitas Mulawarman menyimpulkan bahwa:
·
Arah dan kebijakan pembangunan yang tertuang
dalam tujuh misi dan empat agenda RPJMD 2010-2015 Kabupaten Bulungan telah
relevan dan sinkron dengan arah dan kebijakan pembangunan di tingkat yang lebih
tinggi (Provinsi Kalimantan Timur dan Nasional).
·
Ketersediaan data dan dokumen yang
dibutuhkan untuk kegiatan evaluasi relatif terbatas dan variatif, sehingga
evaluasi tidak dapat dikembangkan ke level
outcome dan impact, tapi hanya
terbatas pada level output.
·
Berdasarkan evaluasi secara administratif,
secara umum capaian kinerja pembangunan Pemerintah Kabupaten Bulungan termasuk
kriteria sedang.
·
Berdasarkan kriteria kinerja pembangunan
yang dicapai, 55% Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) memiliki kinerja yang
tinggi atau baik, 24% memiliki kinerja sedang dan 21% berkinerja rendah.
H.
Apresiasi
dan Penghargaan Buat Kabupaten Bulungan
Berkat berbagai hasil
pembangunan yang dapat dinikmati oleh warga masyarakatnya, Bupati dan Pemerintah
Kabupaten Bulungan meraih sejumlah apresiasi dan penghargaan. Yang masih hangat
dalam pemberitaan, pada Rembug Utama PENAS XIV KTNA 2014 digelar di Pendopo
Agung Kabupaten Malang, Jawa Timur, Bupati Bulungan Budiman Arifin menjadi
salah satu dari 10 kepala daerah yang menerima Lencana Emas Tani Nelayan Utama
dari Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Nasional. Penghargaan ini diberikan
kepada para gubernur, bupati, dan walikota atas pengabdian, kesetiaan, dalam
membina dan memotivasi petani dan nelayan serta meningkatkan sumber daya di
bidang pertanian, perikanan, dan kehutanan.
Kinerja dan dedikasi
Bupati Budiman Arifin di sektor pertanian agaknya memang mendapatkan apresiasi
yang cukup banyak. Selain dari KTNA Nasional tersebut, bulan Juli tahun 2007
dia menyabet Penghargaan Satya Lencana Pembangunan Pertanian (Produksi Padi
18%) dari Presiden RI , Juli 2007. Tahun berikutnya, 2008, dia berhak
mendapatkan Piagam Penghargaan Pertanian (Produksi Beras di atas 5%) dari
Presiden Republik Indonesia. Tidak hanya berhenti sampai 2008, tahun 2009, dia
meraih Piagam Penghargaan Pertanian
(Produksi Beras di atas 5%) dari Presiden RI
pada 2009.
Di tingkat regional, Januari
2010, Bupati Budiman Arifin mendapatkan Piagam Penghargaan terbaik II
Keberhasilan Pembangunan Bidang Pertanian Tanaman Pangan dari Gubernur Kaltim. Masih
pada Januari 2010, dia memperoleh Piagam Penghargaan Terbaik II Keberhasilan
Pembangunan Bidang Peternakan juga dari Gubernur Kaltim.
Pada Agustus 2007 Bupati
Bulungan memperoleh Penghargaan Bupati Peduli Kehutanan dari Menteri Kehutanan.
Lalu pada November 2007, dia menerima Penghargaan Terbaik I Sebagai Kabupaten
Pelaksana Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan dari Plt. Gubernur
Kalimantan Timur. Masih di sektor pembangunan kehutanan, pada Januari 2010, Bupati
Budiman Arifin meraih Piagam Penghargaan terbaik III Keberhasilan Pembangunan
Bidang Kehutanan dari Gubernur Kaltim.
Kemudian di tahun 2013,
Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Bulungan menerima penghargaan Ksatria Bakti
Husada (KBH) dari Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Menurut Menteri
Kesehatan Nafsiah Mboi, penghargaan ini diberikan kepada mereka yang bekerja
cerdas dan berprestasi. Dengan penghargaan ini, dapat dikatakan, Bupati
Bulungan Budiman Arifin tidak hanya bergerak sendirian, dia pun mendorong Ketua
Tim Penggerak PKK ikut aktif membawa warga Kabupaten Bulungan yang sehat dan
kuat.
Tak hanya berbagai
lembaga pemerintah yang memberikan penghargaan kepada Budiman Arifin, pun
beberapa lembaga swasta yang terkesan atas kepemimpinannya ikut mengapresiasi
dengan memberikan sejumlah penghargaan, antara lain Penghargaan As Special Category Region in an Innovative
Breaktrough on Local Economic Empowerment dari Jawa Pos Institute of Pro-Otonomi (JPIP), Juni 2011; dan PATRI Award
2007 dari Perhimpunan Anak Transmigran Republik Indonesia, Juli 2007.
“Dari sekian banyak
penghargaan yang saya terima, ada beberapa yang sangat menyentuh nurani.
Contohnya, ketika memperoleh PATRI Award 2007 dari Perhimpunan Anak Transmigran
Republik Indonesia, saya sampai menitikkan air mata,” ucap Budiman Arifin
sembari menambahkan, “Jika saja ada lebih banyak kepala daerah yang memberikan
perhatian terhadap transmigrasi, saya yakin sebagian besar masalah kependudukan
di Indonesia akan teratasi.”
Dapat dikatakan bahwa
Budiman Arifin merupakan sosok yang sukses besar memikul tanggung jawab. Dia
memiliki suatu kualitas yang mumpuni dalam memikul tanggung jawab --tanggung
jawab pada rakyat yang telah memberinya amanah memimpin Kabupaten Bulungan
selama dua periode (2005-2010 dan 2010-2015). (*)
No comments:
Post a Comment