Mengapa Bekerja untuk Rakyat?
Pemimpin yang hebat diawali dengan
bertindak sebagai pelayan bagi orang lain. Kepemimpinan yang sesungguhnya
timbul dari motivasi utama untuk membantu orang lain.
R.K.
Greenleaf (1904-1990), penulis esai “The Servant as Leader”
Pertanyaan
“Mengapa Bekerja untuk Rakyat” ini tentu saja menggelitik banyak orang. Mengapa
saya mengedepankan jargon dan aksi “Bekerja untuk Rakyat” selama memegang
amanah sebagai Bupati Dairi periode 2009-2014? Mengapa pula “Bekerja untuk
Rakyat” saya tuliskan dalam publikasi buku sederhana yang lebih luas? Dan,
mengapa juga saya mesti menyajikannya dalam bentuk dan gaya populer?
Alasan
yang pertama mengedepankan motto Pemerintah
Kabupaten Dairi “Bekerja untuk Rakyat”, saya pikir cukup jelas. Saya mengutamakan
dan memfokuskan motto ini, karena sebagai pemimpin (Bupati Dairi) khususnya dan
aparatur Pemerintah Kabupaten Dairi umumnya, saya adalah pelayan atau sosok
yang melayani, bukan sosok yang harus dilayani. Tentu, paradigma melayani ini
tidak semata-mata melekat pada diri saya, tapi juga harus menjadi bagian tak
terpisahkan dalam keseharian diri segenap aparatur Pemerintah Kabupaten Dairi.
Bagaimana
dan dengan cara apa kita melayani rakyat? Saya terinspirasi kisah yang
disampaikan Ken Blanchard melalui bukunya yang berjudul Leadership by The Book (LTB). Dia mengisahkan ihwal tiga orang
berkarakter yang mewakili tiga aspek kepemimpinan yang melayani, masing-masing
seorang pendeta, seorang profesor, dan seorang profesional yang sangat sukses
di jagat bisnis. Tiga aspek kepemimpinan tersebut meliputi HATI yang melayani (servant HEART), KEPALA atau pikiran yang
melayani (servant HEAD), dan TANGAN
yang melayani (servant HANDS).
Dari
mana kita mesti mulai melayani? Kepemimpinan yang melayani, menurut hemat saya,
mesti dimulai dari dalam diri kita masing-masing. Bukan dari pihak lain atau
siapapun yang kita impikan harus berubah dan mengubah sikap dari dilayani ke melayani.
Kepemimpinan menuntut suatu transformasi dari dalam hati dan perubahan
karakter. Kepemimpinan sejati dimulai dari dalam dan kemudian bergerak ke luar
untuk melayani rakyat yang dipimpin. Di sini lah letak betapa pentingnya
karakter dan integritas seorang pemimpin untuk menjadi pemimpin sejati dan
diterima oleh rakyat yang dipimpin.
Sebagai
bupati ataupun pejabat publik, saya berusaha menjaga karakter dan integritas yang
berangkat dari hati atas apa yang saya ucapkan dan janjikan sewaktu masa kampanye
dalam Pilkada. Saya berusaha memenuhi janji itu dengan melayani rakyat yang
diimplementasikan dalam motto Pemerintah Kabupaten Dairi “Bekerja untuk
Rakyat”.
Sebagai
pemimpin yang memiliki hati yang melayani, saya mengutamakan melayani
kepentingan rakyat Dairi. Saya tidak berorientasi pada kepentingan diri pribadi
maupun golongan tertentu saja. Sebagai pejabat publik, saya bukan lagi milik
golongan atau partai politik tertentu, saya telah menjadi milik warga masyarakat
(rakyat) Kabupaten Dairi. Dan karena itu, saya memprioritaskan waktu, pikiran
dan tenaga saya buat perjalanan dan kepentingan rakyat Dairi.
Dengan
kunjungan kerja atau turun ke bawah yang diberi tajuk program “Bekerja untuk
Rakyat”, saya memiliki kerinduan untuk membangun dan mengembangkan kualitas
kehidupan rakyat. Sehingga, kelak akan lahir banyak pemimpin dalam masyarakat
Kabupaten Dairi. Pemikiran ini sejalan dengan pemikiran John Maxwell yang
dituliskannya dalam buku berjudul Developing
the Leaders Around You.
Saya
menyadari betul bahwa keberhasilan seorang pemimpin sangat tergantung pada
kemampuannya untuk membangun orang-orang di sekitarnya. Karena, keberhasilan
sebuah organisasi atau masyarakat sangat tergantung pada potensi sumber daya
manusia dalam organisasi/masyarakat tersebut. Jika sebuah organisasi/masyarakat
mempunyai banyak anggota/warga dengan kualitas pemimpin, organisasi atau masyarakat
tersebut akan berkembang dan semakin menjadi kuat.
Pemimpin
yang melayani memiliki kasih dan perhatian kepada mereka yang dipimpinnya.
Kasih itu mewujud dalam bentuk kepedulian akan kebutuhan, kepentingan, impian
dan harapan dari mereka yang dipimpin. Sebab itu, saya akan terus menjaga
semangat dan spirit pantang menyerah di tengah tekanan tugas-tugas melayani
rakyat yang cukup berat. Cukup berat karena tidak bisa memuaskan semua kalangan
rakyat Dairi. Namun begitu, saya berusaha terus memperbaiki pelayanan dengan
semangat kasih, pengorbanan dan kepedulian.
Saya
senantiasa mengingat kata-kata bijak R.K. Greenleaf (2002) dalam esainya yang
berjudul “The Servant as Leader”. Greenleaf
menyatakan bahwa pemimpin yang melayani diawali dengan perasaan alami untuk
melayani terlebih dulu. Setelah itu, dengan kesadaran, seseorang ingin
memimpin. Dia mendefinisikan pemimpin yang melayani adalah seorang pemimpin
yang sangat peduli atas pertumbuhan dan dinamika kehidupan pengikut, dirinya
dan komunitasnya dan karena itu dia mendahulukan hal-hal tersebut dibandingkan
dengan pencapaian ambisi pribadi atau pola dan kesukaannya saja.
Impiannya
ialah agar orang yang dilayani tadi akan menjadi pemimpin yang melayani juga.
Greenleaf (2002) menekankan, bila seseorang ingin menjadi pemimpin yang efektif
dan berhasil, dia harus lebih dulu memiliki motivasi dan hasrat yang besar
untuk memenuhi kebutuhan orang lain. Dalam hal ini, pemimpin harus mampu
mendorong pengikutnya untuk mencapai potensinya yang optimal.
Pendek
kata, “Bekerja untuk Rakyat” ini untuk mengomtimalkan, bahkan memaksimalkan,
jabatan yang melekat pada diri saya buat melayani rakyat di seluruh wilayah
Kabupaten Dairi. Dengan melayani sepenuh hati, saya berharap rakyat memperoleh
manfaat yang baik.
Lantas,
pelayanan macam apa yang dapat saya dan Tim “Bekerja untuk Rakyat” berikan
kepada masyarakat? Dari pertanyaan ini muncul alasan kedua mengapa Pemerintah Kabupaten Dairi mengaktifkan aksi “Bekerja
untuk Rakyat”. Karena, saya khususnya dan aparatur Pemerintah Kabupaten Dairi
umumnya ingin melihat dan mendengar secara langsung keluhan dan kebutuhan warga
masyarakat Dairi. Setelah melihat secara gamblang apa saja yang dibutuhkan oleh
warga masyarakat, saya tentu menjadi tahu pelayanan macam apa yang diinginkan
oleh rakyat Dairi ini.
Melalui
aktivitas melihat dari dekat keseharian rakyat Dairi, saya berharap akan mampu
mengetahui, memahami, dan mengerti persoalan dan permasalahan yang tengah dihadapi
oleh rakyat Dairi. Melalui pemahaman dan pengertian yang komprehensif, saya
berpikir tidak ada persoalan atau permasalahan yang tidak dapat diselesaikan. Terlebih
lagi bila sang pemimpin benar-benar melibatkan peran aktif rakyat untuk mencari
jalan keluar yang membumi di mata mereka.
Saya
merasa optimis bahwa potensi (baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia)
Kabupaten Dairi mampu memberikan peluang besar bagi warga masyarakat untuk
berkembang dan hidup layak serta sejahtera. Lahan pertanian yang masih luas dan
subur, serta keaneka-ragaman komoditi pertanian dapat dikembangkan sesuai
dengan topografi dan iklim yang bervariasi, jelas, merupakan peluang utama yang
dapat dikembangkan menjadi sumber kehidupan masyarakat. Kopi tumbuh secara baik
di Kecamatan Sidikalang, Sitinjo, Parbuluan, Sumbul, Pegagan Hilir, Berampu,
sampai Kecamatan Lae Parira, Siempatnempu Hulu dan Siempatnempu. Tanaman
hortikultura menjadi andalan di Kecamatan Parbuluan, Sumbul, Pegagan Hilir
termasuk Sidikalang. Komoditi jagung, pisang, nilam, gambir dan beberapa
tanaman keras dan perkebunan berkembang secara baik di Kecamatan Tigalingga,
Gunung Sitember, Tanah Pinem, Siempatnempu, sampai ke Kecamatan Siempatnempu
Hilir dan Silima Punggapungga. Dan padi sawah potensial tumbuh berkembang di
Kecamatan Berampu dan Lae Parira.
Ditambah
lagi anugerah kekayaan dan keindahan alam serta keaneka-ragaman budaya di
Kabupaten Dairi turut menjadi potensi pengembangan di berbagai bidang, antara
lain pariwisata, kebudayaan dan pertambangan.
Potensi
itu akan sekadar menjadi potensi belaka bila tidak didukung oleh sumber daya
manusia yang berkualitas. Saya memahami betul betapa pentingnya faktor sumber
daya manusia ini bagi sebuah proses pembangunan, tak terkecuali pembangunan
Kabupaten Dairi. Sebagaimana diungkapkan oleh E.F. Schumacher dalam bukunya
yang berjudul Small is Beautiful
(1987), bahwa pembangunan tidak dimulai dari barang tapi harus diawali dari
orang: pendidikannya, organisasinya dan disiplinnya. Tanpa ketiga komponen
tersebut maka semua sumber daya (alam) yang ada tetap hanya akan terpendam, tak
dapat dimanfaatkan dan tetap merupakan potensi belaka.
Saya
tidak ingin potensi yang ada di Kabupaten Dairi ini teronggok sia-sia tanpa
memberi manfaat apa-apa kepada rakyat. Dengan “Bekerja untuk Rakyat”, saya dan
tim Pemerintah Kabupaten Dairi berusaha mencari tahu seberapa besar potensi dan
persoalan yang ada di balik potensi yang menghambat untuk dikembangkan. “Bekerja
untuk Rakyat” ini diharapkan mampu memberi arti penting dalam mengoptimalkan
potensi yang ada di Kabupaten Dairi –termasuk meningkatkan kualitas sumber daya
manusia dan menjalin kerjasama dengan lembaga-lembaga terkait yang lebih berkompeten.
Saya
menyadari betul bahwa untuk mengelola sumber daya dan potensi daerah yang ada
dibutuhkan keterlibatan dan kerjasama yang baik dari berbagai pihak terkait:
pemerintah, warga masyarakat dan sektor swasta. Ketiga pihak --sesuai dengan
fungsinya masing-masing-- harus mampu melakukan upaya-upaya yang dapat
bersinergi satu sama lain sehingga pemanfaatan potensi yang ada akan memberikan
hasil yang optimal sebagaimana yang diharapkan.
Berangkat
dari pemahaman dan pengertian atas potensi dan persoalan yang dihadapi rakyat
Dairi, terbersit dalam benak saya alasan ketiga
mengapa Pemerintah Kabupaten Dairi harus mengedepankan langkah “Bekerja untuk
Rakyat”. Yakni, memberikan jalan keluar atas persoalan yang ada melalui
pelayanan terpadu, langsung berkala, dan berkesinambungan. Selain itu juga
memberikan motivasi, membina dan memberdayakan warga masyarakat di seluruh
pelosok Kabupaten Dairi.
Sebagaimana
kita ketahui bahwa fungsi pemerintah –selain melakukan pengaturan (regulating), juga melakukan fungsi
pelayanan (servicing) dan
pemberdayaan (empowering). Sekali
lagi, saya dan segenap aparatur Pemerintah Kabupaten Dairi berusaha menitik-beratkan
strategi penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan ke upaya peningkatan
pelayanan masyarakat dan membangkitkan motivasi serta etos kerja masyarakat
yang didukung oleh sumber daya manusia yang andal. Pelayanan masyarakat yang
terpadu dan terkoordinasi secara tepat dan jelas.
Untuk
memberikan pelayanan terpadu, langsung, berkala dan berkesinambungan, saya
menurunkan tiga tim “Bekerja untuk Rakyat”, masing-masing diketuai oleh Bupati,
Wakil Bupati dan Sekretaris Daerah. Di dalam ketiga tim ini masuk pula
unsur-unsur seluruh pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten
Dairi beserta kepala bidang dan sejumlah staf. Mereka semua bergerak serentak melakukan
interaksi secara langsung dengan warga masyarakat memberikan
pelayanan-pelayanan dasar dan kegiatan penunjang lainnya, sekaligus menampung
aspirasi masyarakat yang dikunjungi guna memperoleh umpan balik dalam
perencanaan pembangunan selanjutnya.
Tentu
tidak hanya pimpinan SKPD dan sejumlah staf yang turun langsung menyambangi dan
menyapa warga masyarakat. Saya pun turun langsung ke lapangan, misalkan ikut
memanen jagung dan mengajari bertanam kakao yang tepat. Saya berusaha
memberikan teladan yang nyata. Melalui keteladanan, saya percaya penuh, bahwa
warga masyarakat akan termotivasi tanpa harus didorong-dorong lewat kata-kata.
Di
tengah motivasi masyarakat yang mulai tergugah, alasan keempat Pemerintah Kabupaten Dairi mengedepankan prinsip “Bekerja
untuk Rakyat” adalah untuk membangun secara terpadu menuju Dairi yang DUMA
–Damai, Usaha, Makmur dan Aman.
Keadaan
Damai, merepresentasikan masyarakat
yang rukun, mengutamakan musyawarah dan jauh dari pertikaian dan silang
sengketa. Lalu, Usaha, yang
menggambarkan sebuah masyarakat yang warganya antusias bekerja keras, dinamis
dan kreatif. Kemudian, Makmur, yang
menunjukkan suatu kondisi masyarakat yang mampu memenuhi kebutuhan lahir dan
batin. Dan kondisi Aman, yang membawa
suatu kondisi warga masyarakat yang bebas dari rasa takut, was-was dan
kekhawatiran.
Capaian
DUMA ini tak lain adalah suatu kondisi masyarakat Dairi yang berpengetahuan dan
sadar akan supremasi hukum serta menggunakan akal sehat, dapat mengikuti dan
menyesuaikan diri dengan perkembangan global namun tetap mempertahankan ciri
identitas masyarakat Kabupaten Dairi yang majemuk karena pandai menghargai
adat-istiadat. Masyarakat Dairi yang berkecukupan atau tidak berkekurangan,
yang tidak saja memiliki dimensi fisik atau materi seperti ketercukupan kebutuhan
dasar –yaitu pangan, sandang, papan, kesehatan dan pendidikan—namun juga
dimensi rohani yang mencakup keamanan, ketentraman dan kedamaian.
“Bekerja
untuk Rakyat” membawa misi mengoptimalkan kualitas penyelenggaraan pemerintahan
yang baik; meningkatkan kesejahteraan rakyat; meningkatkan pengelolaan potensi
daerah berbasis agribisnis, ekonomi kerakyatan dan kepariwisataan; pengelolaan
infrastruktur; dan mewujudkan penataan ruang yang aman, nyaman, produktif dan
berkelanjutan.
Pada
intinya, motto “Bekerja untuk Rakyat” ini membawa empat pesan moral buat warga
masyarakat Kabupaten Dairi. Yakni, jabatan yang melekat sebagai pelayan;
membuka jarak dengan rakyat; menemukan dan mencari jalan keluar dari persoalan;
dan mengetahui kebutuhan rakyat untuk dilayani sepenuh hati. ***
No comments:
Post a Comment