Friday, March 1, 2013

PROLOG



Mengapa Bekerja untuk Rakyat?

Pemimpin yang hebat diawali dengan bertindak sebagai pelayan bagi orang lain. Kepemimpinan yang sesungguhnya timbul dari motivasi utama untuk membantu orang lain.
R.K. Greenleaf (1904-1990), penulis esai “The Servant as Leader”

Pertanyaan “Mengapa Bekerja untuk Rakyat” ini tentu saja menggelitik banyak orang. Mengapa saya mengedepankan jargon dan aksi “Bekerja untuk Rakyat” selama memegang amanah sebagai Bupati Dairi periode 2009-2014? Mengapa pula “Bekerja untuk Rakyat” saya tuliskan dalam publikasi buku sederhana yang lebih luas? Dan, mengapa juga saya mesti menyajikannya dalam bentuk dan gaya populer?
Alasan yang pertama mengedepankan motto Pemerintah Kabupaten Dairi “Bekerja untuk Rakyat”, saya pikir cukup jelas. Saya mengutamakan dan memfokuskan motto ini, karena sebagai pemimpin (Bupati Dairi) khususnya dan aparatur Pemerintah Kabupaten Dairi umumnya, saya adalah pelayan atau sosok yang melayani, bukan sosok yang harus dilayani. Tentu, paradigma melayani ini tidak semata-mata melekat pada diri saya, tapi juga harus menjadi bagian tak terpisahkan dalam keseharian diri segenap aparatur Pemerintah Kabupaten Dairi.
Bagaimana dan dengan cara apa kita melayani rakyat? Saya terinspirasi kisah yang disampaikan Ken Blanchard melalui bukunya yang berjudul Leadership by The Book (LTB). Dia mengisahkan ihwal tiga orang berkarakter yang mewakili tiga aspek kepemimpinan yang melayani, masing-masing seorang pendeta, seorang profesor, dan seorang profesional yang sangat sukses di jagat bisnis. Tiga aspek kepemimpinan tersebut meliputi HATI yang melayani (servant HEART), KEPALA atau pikiran yang melayani (servant HEAD), dan TANGAN yang melayani (servant HANDS).
Dari mana kita mesti mulai melayani? Kepemimpinan yang melayani, menurut hemat saya, mesti dimulai dari dalam diri kita masing-masing. Bukan dari pihak lain atau siapapun yang kita impikan harus berubah dan mengubah sikap dari dilayani ke melayani. Kepemimpinan menuntut suatu transformasi dari dalam hati dan perubahan karakter. Kepemimpinan sejati dimulai dari dalam dan kemudian bergerak ke luar untuk melayani rakyat yang dipimpin. Di sini lah letak betapa pentingnya karakter dan integritas seorang pemimpin untuk menjadi pemimpin sejati dan diterima oleh rakyat yang dipimpin.
Sebagai bupati ataupun pejabat publik, saya berusaha menjaga karakter dan integritas yang berangkat dari hati atas apa yang saya ucapkan dan janjikan sewaktu masa kampanye dalam Pilkada. Saya berusaha memenuhi janji itu dengan melayani rakyat yang diimplementasikan dalam motto Pemerintah Kabupaten Dairi “Bekerja untuk Rakyat”.
Sebagai pemimpin yang memiliki hati yang melayani, saya mengutamakan melayani kepentingan rakyat Dairi. Saya tidak berorientasi pada kepentingan diri pribadi maupun golongan tertentu saja. Sebagai pejabat publik, saya bukan lagi milik golongan atau partai politik tertentu, saya telah menjadi milik warga masyarakat (rakyat) Kabupaten Dairi. Dan karena itu, saya memprioritaskan waktu, pikiran dan tenaga saya buat perjalanan dan kepentingan rakyat Dairi.
Dengan kunjungan kerja atau turun ke bawah yang diberi tajuk program “Bekerja untuk Rakyat”, saya memiliki kerinduan untuk membangun dan mengembangkan kualitas kehidupan rakyat. Sehingga, kelak akan lahir banyak pemimpin dalam masyarakat Kabupaten Dairi. Pemikiran ini sejalan dengan pemikiran John Maxwell yang dituliskannya dalam buku berjudul Developing the Leaders Around You.
Saya menyadari betul bahwa keberhasilan seorang pemimpin sangat tergantung pada kemampuannya untuk membangun orang-orang di sekitarnya. Karena, keberhasilan sebuah organisasi atau masyarakat sangat tergantung pada potensi sumber daya manusia dalam organisasi/masyarakat tersebut. Jika sebuah organisasi/masyarakat mempunyai banyak anggota/warga dengan kualitas pemimpin, organisasi atau masyarakat tersebut akan berkembang dan semakin menjadi kuat.
Pemimpin yang melayani memiliki kasih dan perhatian kepada mereka yang dipimpinnya. Kasih itu mewujud dalam bentuk kepedulian akan kebutuhan, kepentingan, impian dan harapan dari mereka yang dipimpin. Sebab itu, saya akan terus menjaga semangat dan spirit pantang menyerah di tengah tekanan tugas-tugas melayani rakyat yang cukup berat. Cukup berat karena tidak bisa memuaskan semua kalangan rakyat Dairi. Namun begitu, saya berusaha terus memperbaiki pelayanan dengan semangat kasih, pengorbanan dan kepedulian.
Saya senantiasa mengingat kata-kata bijak R.K. Greenleaf (2002) dalam esainya yang berjudul “The Servant as Leader”. Greenleaf menyatakan bahwa pemimpin yang melayani diawali dengan perasaan alami untuk melayani terlebih dulu. Setelah itu, dengan kesadaran, seseorang ingin memimpin. Dia mendefinisikan pemimpin yang melayani adalah seorang pemimpin yang sangat peduli atas pertumbuhan dan dinamika kehidupan pengikut, dirinya dan komunitasnya dan karena itu dia mendahulukan hal-hal tersebut dibandingkan dengan pencapaian ambisi pribadi atau pola dan kesukaannya saja.
Impiannya ialah agar orang yang dilayani tadi akan menjadi pemimpin yang melayani juga. Greenleaf (2002) menekankan, bila seseorang ingin menjadi pemimpin yang efektif dan berhasil, dia harus lebih dulu memiliki motivasi dan hasrat yang besar untuk memenuhi kebutuhan orang lain. Dalam hal ini, pemimpin harus mampu mendorong pengikutnya untuk mencapai potensinya yang optimal.
Pendek kata, “Bekerja untuk Rakyat” ini untuk mengomtimalkan, bahkan memaksimalkan, jabatan yang melekat pada diri saya buat melayani rakyat di seluruh wilayah Kabupaten Dairi. Dengan melayani sepenuh hati, saya berharap rakyat memperoleh manfaat yang baik.
Lantas, pelayanan macam apa yang dapat saya dan Tim “Bekerja untuk Rakyat” berikan kepada masyarakat? Dari pertanyaan ini muncul alasan kedua mengapa Pemerintah Kabupaten Dairi mengaktifkan aksi “Bekerja untuk Rakyat”. Karena, saya khususnya dan aparatur Pemerintah Kabupaten Dairi umumnya ingin melihat dan mendengar secara langsung keluhan dan kebutuhan warga masyarakat Dairi. Setelah melihat secara gamblang apa saja yang dibutuhkan oleh warga masyarakat, saya tentu menjadi tahu pelayanan macam apa yang diinginkan oleh rakyat Dairi ini.
Melalui aktivitas melihat dari dekat keseharian rakyat Dairi, saya berharap akan mampu mengetahui, memahami, dan mengerti persoalan dan permasalahan yang tengah dihadapi oleh rakyat Dairi. Melalui pemahaman dan pengertian yang komprehensif, saya berpikir tidak ada persoalan atau permasalahan yang tidak dapat diselesaikan. Terlebih lagi bila sang pemimpin benar-benar melibatkan peran aktif rakyat untuk mencari jalan keluar yang membumi di mata mereka.
Saya merasa optimis bahwa potensi (baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia) Kabupaten Dairi mampu memberikan peluang besar bagi warga masyarakat untuk berkembang dan hidup layak serta sejahtera. Lahan pertanian yang masih luas dan subur, serta keaneka-ragaman komoditi pertanian dapat dikembangkan sesuai dengan topografi dan iklim yang bervariasi, jelas, merupakan peluang utama yang dapat dikembangkan menjadi sumber kehidupan masyarakat. Kopi tumbuh secara baik di Kecamatan Sidikalang, Sitinjo, Parbuluan, Sumbul, Pegagan Hilir, Berampu, sampai Kecamatan Lae Parira, Siempatnempu Hulu dan Siempatnempu. Tanaman hortikultura menjadi andalan di Kecamatan Parbuluan, Sumbul, Pegagan Hilir termasuk Sidikalang. Komoditi jagung, pisang, nilam, gambir dan beberapa tanaman keras dan perkebunan berkembang secara baik di Kecamatan Tigalingga, Gunung Sitember, Tanah Pinem, Siempatnempu, sampai ke Kecamatan Siempatnempu Hilir dan Silima Punggapungga. Dan padi sawah potensial tumbuh berkembang di Kecamatan Berampu dan Lae Parira.
Ditambah lagi anugerah kekayaan dan keindahan alam serta keaneka-ragaman budaya di Kabupaten Dairi turut menjadi potensi pengembangan di berbagai bidang, antara lain pariwisata, kebudayaan dan pertambangan.
Potensi itu akan sekadar menjadi potensi belaka bila tidak didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas. Saya memahami betul betapa pentingnya faktor sumber daya manusia ini bagi sebuah proses pembangunan, tak terkecuali pembangunan Kabupaten Dairi. Sebagaimana diungkapkan oleh E.F. Schumacher dalam bukunya yang berjudul Small is Beautiful (1987), bahwa pembangunan tidak dimulai dari barang tapi harus diawali dari orang: pendidikannya, organisasinya dan disiplinnya. Tanpa ketiga komponen tersebut maka semua sumber daya (alam) yang ada tetap hanya akan terpendam, tak dapat dimanfaatkan dan tetap merupakan potensi belaka.
Saya tidak ingin potensi yang ada di Kabupaten Dairi ini teronggok sia-sia tanpa memberi manfaat apa-apa kepada rakyat. Dengan “Bekerja untuk Rakyat”, saya dan tim Pemerintah Kabupaten Dairi berusaha mencari tahu seberapa besar potensi dan persoalan yang ada di balik potensi yang menghambat untuk dikembangkan. “Bekerja untuk Rakyat” ini diharapkan mampu memberi arti penting dalam mengoptimalkan potensi yang ada di Kabupaten Dairi –termasuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan menjalin kerjasama dengan lembaga-lembaga terkait yang lebih berkompeten.
Saya menyadari betul bahwa untuk mengelola sumber daya dan potensi daerah yang ada dibutuhkan keterlibatan dan kerjasama yang baik dari berbagai pihak terkait: pemerintah, warga masyarakat dan sektor swasta. Ketiga pihak --sesuai dengan fungsinya masing-masing-- harus mampu melakukan upaya-upaya yang dapat bersinergi satu sama lain sehingga pemanfaatan potensi yang ada akan memberikan hasil yang optimal sebagaimana yang diharapkan.  
Berangkat dari pemahaman dan pengertian atas potensi dan persoalan yang dihadapi rakyat Dairi, terbersit dalam benak saya alasan ketiga mengapa Pemerintah Kabupaten Dairi harus mengedepankan langkah “Bekerja untuk Rakyat”. Yakni, memberikan jalan keluar atas persoalan yang ada melalui pelayanan terpadu, langsung berkala, dan berkesinambungan. Selain itu juga memberikan motivasi, membina dan memberdayakan warga masyarakat di seluruh pelosok Kabupaten Dairi.  
Sebagaimana kita ketahui bahwa fungsi pemerintah –selain melakukan pengaturan (regulating), juga melakukan fungsi pelayanan (servicing) dan pemberdayaan (empowering). Sekali lagi, saya dan segenap aparatur Pemerintah Kabupaten Dairi berusaha menitik-beratkan strategi penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan ke upaya peningkatan pelayanan masyarakat dan membangkitkan motivasi serta etos kerja masyarakat yang didukung oleh sumber daya manusia yang andal. Pelayanan masyarakat yang terpadu dan terkoordinasi secara tepat dan jelas.
Untuk memberikan pelayanan terpadu, langsung, berkala dan berkesinambungan, saya menurunkan tiga tim “Bekerja untuk Rakyat”, masing-masing diketuai oleh Bupati, Wakil Bupati dan Sekretaris Daerah. Di dalam ketiga tim ini masuk pula unsur-unsur seluruh pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Dairi beserta kepala bidang dan sejumlah staf. Mereka semua bergerak serentak melakukan interaksi secara langsung dengan warga masyarakat memberikan pelayanan-pelayanan dasar dan kegiatan penunjang lainnya, sekaligus menampung aspirasi masyarakat yang dikunjungi guna memperoleh umpan balik dalam perencanaan pembangunan selanjutnya.
Tentu tidak hanya pimpinan SKPD dan sejumlah staf yang turun langsung menyambangi dan menyapa warga masyarakat. Saya pun turun langsung ke lapangan, misalkan ikut memanen jagung dan mengajari bertanam kakao yang tepat. Saya berusaha memberikan teladan yang nyata. Melalui keteladanan, saya percaya penuh, bahwa warga masyarakat akan termotivasi tanpa harus didorong-dorong lewat kata-kata.
Di tengah motivasi masyarakat yang mulai tergugah, alasan keempat Pemerintah Kabupaten Dairi mengedepankan prinsip “Bekerja untuk Rakyat” adalah untuk membangun secara terpadu menuju Dairi yang DUMA –Damai, Usaha, Makmur dan Aman.
Keadaan Damai, merepresentasikan masyarakat yang rukun, mengutamakan musyawarah dan jauh dari pertikaian dan silang sengketa. Lalu, Usaha, yang menggambarkan sebuah masyarakat yang warganya antusias bekerja keras, dinamis dan kreatif. Kemudian, Makmur, yang menunjukkan suatu kondisi masyarakat yang mampu memenuhi kebutuhan lahir dan batin. Dan kondisi Aman, yang membawa suatu kondisi warga masyarakat yang bebas dari rasa takut, was-was dan kekhawatiran.
Capaian DUMA ini tak lain adalah suatu kondisi masyarakat Dairi yang berpengetahuan dan sadar akan supremasi hukum serta menggunakan akal sehat, dapat mengikuti dan menyesuaikan diri dengan perkembangan global namun tetap mempertahankan ciri identitas masyarakat Kabupaten Dairi yang majemuk karena pandai menghargai adat-istiadat. Masyarakat Dairi yang berkecukupan atau tidak berkekurangan, yang tidak saja memiliki dimensi fisik atau materi seperti ketercukupan kebutuhan dasar –yaitu pangan, sandang, papan, kesehatan dan pendidikan—namun juga dimensi rohani yang mencakup keamanan, ketentraman dan kedamaian.
“Bekerja untuk Rakyat” membawa misi mengoptimalkan kualitas penyelenggaraan pemerintahan yang baik; meningkatkan kesejahteraan rakyat; meningkatkan pengelolaan potensi daerah berbasis agribisnis, ekonomi kerakyatan dan kepariwisataan; pengelolaan infrastruktur; dan mewujudkan penataan ruang yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan.
Pada intinya, motto “Bekerja untuk Rakyat” ini membawa empat pesan moral buat warga masyarakat Kabupaten Dairi. Yakni, jabatan yang melekat sebagai pelayan; membuka jarak dengan rakyat; menemukan dan mencari jalan keluar dari persoalan; dan mengetahui kebutuhan rakyat untuk dilayani sepenuh hati. ***

No comments:

Post a Comment