“(Beberapa hari yang ditentukan itu
ialah) adalah bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan al-Quran
sebagai petunjuk bagi manusia. Dan sebagai penjelasan-penjelasan mengenai
petunjuk itu dan sekaligus sebagai pembeda (antara yang hak dan yang bathil).” (QS Al-Baqarah [2]: 158).
Dalam ayat lain, Allah SWT juga berfirman:
“Sesungguhnya Kami telah
menurunkannya (al-Quran) pada malam kemuliaan.” (QS
Al-Qadar [97]: 1).
Berdasarkan dari kedua ayat tersebut,
kita dapat menarik sebuah kesimpulan bahwa malam Lailatul Qadar itu berada pada
bulan suci Ramadhan. Allah SWT telah menerangkan kepada kita bahwa kebaikan yang
terdapat dalam satu malam Lailatul Qadar setara dengan kebaikan sebanyak seribu
bulan. Karena pada malam Lailatul Qadar jugalah, malaikat Jibril beserta para
malaikat lainnya turun ke bumi untuk mengatur segala urusan. Malam ini adalah
malam yang penuh dengan keutamaan. Dalam menyambut malam Lailatul Qadar ini,
alam jagad raya pun akan hening mulai dari terbenamnya matahari hingga
terbitnya mentari. Sebagaimana tercantum secara sangat jelas dalam firman Allah
SWT.
“Malam kemuliaan itu lebih baik daripada
seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril a.s. dengan
izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit
fajar.” (QS Al-Qadar [97]: 3-5).
Demi malam yang penuh keagungan dan keutamaan ini, Rasulullah
Saw selalu mempunyai cara tersendiri untuk menghadapi malam Lailatul Qadar. Rasulullah Saw akan menghadapinya dengan memperbanyak
beribadah, mempersiapkan kondisi spiritual untuk bertemu dengan malaikat Jibril
a.s. beserta para malaikat yang lain, membersihkan dan menyucikan hati sebagai
sebuah hasil positif dari taubat, iman dan takwa. Dalam kondisi ini, jiwa Rasulullah
Saw akan benar-benar tenang untuk sepenuhnya beribadah. Maka dari itu, Allah SWT
berfirman pada beliau:
“Wahai jiwa yang tenang. Kembalilah
kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam
jama'ah hamba-hamba-Ku. Dan masuklah ke dalam surga-Ku.” (QS Al-Fajr [89]: 27-30).
Adapun persiapan yang dilakukan oleh Rasulullah Saw dalam
menghadapi malam yang penuh cahaya-Nya ini adalah dengan beri’tikaf. I’tikaf ini beliau lakukan pada sepuluh hari terakhir dari bulan suci Ramadhan. Beliau akan memasuki masjid sebelum matahari terbenam
pada hari ke dua puluh dari bulan penuh keberkahan ini. Beliau akan memasuki
masjid hanya dengan niat tulus untuk beribadah kepada Allah SWT.
Tidak diragukan lagi bahwa beri‘tikaf di dalam masjid
merupakan salah satu cara terbaik untuk mempersiapkan diri menyambut malam Lailalatul
Qadar ini. Dengan beri’tikaf di masjid, kondisi kita akan
terjaga dari marabahaya, hati kita pun terasa tenang, sehingga kita bisa
benar-benar fokus untuk melakukan rangkaian amal ibadah. Bahkan ketika kita
mampu menjalaninya, seolah jiwa kita telah menyerupai cahaya malaikat. Karena Rasulullah
Saw selalu mendorong para sahabat untuk beri’tikaf di dalam masjid, bahkan
memotivasi mereka agar berupaya mendapat ridha dari Allah SWT, serta mendapatkan
pancaran sinar keutamaan malam Lailalatul Qadar.
Pada malam Lailalatul Qadar pula jiwa manusia akan
menemukan titik tenang dalam kehidupannya. Tentunya, dengan dihiasi
memperbanyak membaca al-Qur’an, shalat, dzikir, dan amal kebaikan lainnya. Karena
pada malam ini, para malaikat akan turun ke bumi untuk mendoakan siapa saja
yang benar-benar beribadah sekaligus memintakan ampun untuk mereka.
Diceritakan dari Anas r.a. bahwa Rasulullah Saw bersabda,
“Pada malam Lailalatul Qadar, malaikat Jibril bersama para malaikat yang
lainnya akan mendoakan dan memintakan ampun bagi siapa yang berdzikir kepada Allah
SWT, baik ia berdiri dalam dzikirnya maupun duduk sekalipun.”
Allah SWT juga berfirman:
“Sesungguhnya orang-orang yang
mengatakan, ‘Tuhan Kami ialah Allah’ kemudian mereka meneguhkan pendirian
mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan, ‘Janganlah
kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan surga jannah
yang telah dijanjikan Allah kepadamu’. Kamilah pelindung-pelindungmu dalam
kehidupan dunia dan akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan
dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta. Ini semua sebagai
hidangan (bagimu) dari Tuhan yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS Fushilat [41]: 30-32).
Pada malam-malam bulan suci ini, cahaya yang terpancar
dari dalam jiwa kaum mukminin akan berubah jauh dari wujudnya yang hanya penuh
dengan materi menjadi jiwa-jiwa yang penuh dengan cahaya para malaikat. Cahaya
Ilahi yang semula jauh dari dirinya akan semakin dekat, sehingga akan bertambah
pula kesucian batinnya. Dadanya akan menjadi jauh lebih lapang, dan segenap beban celaan akan
diruntuhkan. Kondisi hatinya akan dibasuh dengan air dingin nan suci bak salju.
Dengan itu semua, seorang hamba akan dapat membuka pintu-pintu rahmat Allah SWT,
dan akan memperoleh berbagai macam anugerah dari-Nya.
Malam Lailalatul Qadar termasuk salah satu anugerah yang
diberikan oleh Allah SWT kepada umat Islam. Pada malam inilah semua doa akan
dikabulkan oleh Allah SWT. Semua dosa juga akan diampuni-Nya bagi mereka yang
benar-benar bertaubat. Keberadaan malam Lailalatul Qadar ini pada setiap
malam-malam ganjil di hari sepuluh terakhir dari bulan suci Ramadhan.
Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah
Saw, “Berlomba-lombalah untuk mencari dan mendapatkan malam Lailalatul Qadar itu pada malam-malam ganjil dalam
sepuluh hari terakhir pada bulan suci Ramadhan.” (HR Imam Bukhari).
Dan Rasulullah Saw pun telah
mencontohkan kepada kita bahwa ketika bulan suci Ramadhan telah memasuki pada
sepuluh hari terakhir, beliau pasti akan mendirikan shalat malam. Beliau juga membangunkan
dan mengajak keluarganya untuk ikut bersama-sama beribadah
kepada-Nya.
Lalu, apa sebenarnya yang dimaksud
dengan malam Lailalatul Qadar itu? Memang ia
adalah ‘satu malam’ yang sengaja dirahasiakan oleh Allah SWT karena di dalamnya
memiliki banyak hikmah. Tentu agar para kaum Mukmin berlomba-lomba
mendapatkannya. Di antara hikmah tersebut adalah agar para umat Islam
senantiasa menghidupkan malam-malamnya dengan beribadah dan berdzikir kepada Allah
SWT. Sebab itu, bagi siapa saja yang mendapatkan malam ini, niscaya ia akan
diberikan kedamaian hati dan keharmonisan hidup oleh Allah SWT. Bahkan saking
sangat mulianya malam ini, Allah SWT akan menghapuskan segenap dosa-dosa masa
lalu para hamba-Nya.
Sebagaimana sabda Rasulullah Saw,
“Barangsiapa beribadah pada malam Lailalatul Qadar, niscaya segala dosa-dosa masa
lalunya akan dihapuskan dan diampuni oleh Allah SWT.” (HR Imam Bukhari).
Diceritakan pula dari sayidah
Aisyah r.a. bahwa suatu ketika beliau bertanya kepada Rasulullah Saw mengenai doa
apa yang patut dipanjatkan saat malam Lailalatul Qadar. “Wahai Rasulullah Saw,
seandainya aku dapat melihat dan mengetahui suatu malam sebagai malam Lailatul Qadar, doa
seperti apakah yang harus aku panjatkan?” Rasulullah Saw menjawab, “Bacalah:
اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ
الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي
“Ya Allah,
sesungguhnya Engkau adalah Dzat Yang Maha Pemberi maaf, Maka, maafkanlah aku.”
No comments:
Post a Comment