Sunday, November 24, 2013

Lailatul Qadar




Allah Swt berfirman:  
“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) adalah bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia. Dan sebagai penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan sekaligus sebagai pembeda (antara yang hak dan yang bathil).” (QS Al-Baqarah [2]: 158).
Dalam ayat lain, Allah SWT juga berfirman:

 
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (al-Quran) pada malam kemuliaan.” (QS Al-Qadar [97]: 1).
Berdasarkan dari kedua ayat tersebut, kita dapat menarik sebuah kesimpulan bahwa malam Lailatul Qadar itu berada pada bulan suci Ramadhan. Allah SWT telah menerangkan kepada kita bahwa kebaikan yang terdapat dalam satu malam Lailatul Qadar setara dengan kebaikan sebanyak seribu bulan. Karena pada malam Lailatul Qadar jugalah, malaikat Jibril beserta para malaikat lainnya turun ke bumi untuk mengatur segala urusan. Malam ini adalah malam yang penuh dengan keutamaan. Dalam menyambut malam Lailatul Qadar ini, alam jagad raya pun akan hening mulai dari terbenamnya matahari hingga terbitnya mentari. Sebagaimana tercantum secara sangat jelas dalam firman Allah SWT.
  
“Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril a.s. dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” (QS Al-Qadar [97]: 3-5).
Demi malam yang penuh keagungan dan keutamaan ini, Rasulullah Saw selalu mempunyai cara tersendiri untuk menghadapi malam Lailatul Qadar. Rasulullah Saw akan menghadapinya dengan memperbanyak beribadah, mempersiapkan kondisi spiritual untuk bertemu dengan malaikat Jibril a.s. beserta para malaikat yang lain, membersihkan dan menyucikan hati sebagai sebuah hasil positif dari taubat, iman dan takwa. Dalam kondisi ini, jiwa Rasulullah Saw akan benar-benar tenang untuk sepenuhnya beribadah. Maka dari itu, Allah SWT berfirman pada beliau:
  
 “Wahai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku. Dan masuklah ke dalam surga-Ku.” (QS Al-Fajr [89]: 27-30).
Adapun persiapan yang dilakukan oleh Rasulullah Saw dalam menghadapi malam yang penuh cahaya-Nya ini adalah dengan beri’tikaf. I’tikaf ini beliau lakukan pada sepuluh hari terakhir dari bulan suci Ramadhan. Beliau  akan memasuki masjid sebelum matahari terbenam pada hari ke dua puluh dari bulan penuh keberkahan ini. Beliau akan memasuki masjid hanya dengan niat tulus untuk beribadah kepada Allah SWT.
Tidak diragukan lagi bahwa beri‘tikaf di dalam masjid merupakan salah satu cara terbaik untuk mempersiapkan diri menyambut malam Lailalatul Qadar ini. Dengan beri’tikaf di masjid, kondisi kita akan terjaga dari marabahaya, hati kita pun terasa tenang, sehingga kita bisa benar-benar fokus untuk melakukan rangkaian amal ibadah. Bahkan ketika kita mampu menjalaninya, seolah jiwa kita telah menyerupai cahaya malaikat. Karena Rasulullah Saw selalu mendorong para sahabat untuk beri’tikaf di dalam masjid, bahkan memotivasi mereka agar berupaya mendapat ridha dari Allah SWT, serta mendapatkan pancaran sinar keutamaan malam Lailalatul Qadar.
Pada malam Lailalatul Qadar pula jiwa manusia akan menemukan titik tenang dalam kehidupannya. Tentunya, dengan dihiasi memperbanyak membaca al-Qur’an, shalat, dzikir, dan amal kebaikan lainnya. Karena pada malam ini, para malaikat akan turun ke bumi untuk mendoakan siapa saja yang benar-benar beribadah sekaligus memintakan ampun untuk mereka.
Diceritakan dari Anas r.a. bahwa Rasulullah Saw bersabda, “Pada malam Lailalatul Qadar, malaikat Jibril bersama para malaikat yang lainnya akan mendoakan dan memintakan ampun bagi siapa yang berdzikir kepada Allah SWT, baik ia berdiri dalam dzikirnya maupun duduk sekalipun.”
Allah SWT juga berfirman:

“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, ‘Tuhan Kami ialah Allah’ kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan, ‘Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan surga jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu’. Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta. Ini semua sebagai hidangan (bagimu) dari Tuhan yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS Fushilat [41]: 30-32).
Pada malam-malam bulan suci ini, cahaya yang terpancar dari dalam jiwa kaum mukminin akan berubah jauh dari wujudnya yang hanya penuh dengan materi menjadi jiwa-jiwa yang penuh dengan cahaya para malaikat. Cahaya Ilahi yang semula jauh dari dirinya akan semakin dekat, sehingga akan bertambah pula kesucian batinnya. Dadanya akan menjadi jauh lebih lapang, dan segenap beban celaan akan diruntuhkan. Kondisi hatinya akan dibasuh dengan air dingin nan suci bak salju. Dengan itu semua, seorang hamba akan dapat membuka pintu-pintu rahmat Allah SWT, dan akan memperoleh berbagai macam anugerah dari-Nya.
Malam Lailalatul Qadar termasuk salah satu anugerah yang diberikan oleh Allah SWT kepada umat Islam. Pada malam inilah semua doa akan dikabulkan oleh Allah SWT. Semua dosa juga akan diampuni-Nya bagi mereka yang benar-benar bertaubat. Keberadaan malam Lailalatul Qadar ini pada setiap malam-malam ganjil di hari sepuluh terakhir dari bulan suci Ramadhan.
Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah Saw, “Berlomba-lombalah untuk mencari dan mendapatkan malam Lailalatul Qadar itu pada malam-malam ganjil dalam sepuluh hari terakhir pada bulan suci Ramadhan.” (HR Imam Bukhari).
Dan Rasulullah Saw pun telah mencontohkan kepada kita bahwa ketika bulan suci Ramadhan telah memasuki pada sepuluh hari terakhir, beliau pasti akan mendirikan shalat malam. Beliau  juga membangunkan dan mengajak keluarganya untuk ikut bersama-sama beribadah kepada-Nya.
Lalu, apa sebenarnya yang dimaksud dengan malam Lailalatul Qadar itu? Memang ia adalah ‘satu malam’ yang sengaja dirahasiakan oleh Allah SWT karena di dalamnya memiliki banyak hikmah. Tentu agar para kaum Mukmin berlomba-lomba mendapatkannya. Di antara hikmah tersebut adalah agar para umat Islam senantiasa menghidupkan malam-malamnya dengan beribadah dan berdzikir kepada Allah SWT. Sebab itu, bagi siapa saja yang mendapatkan malam ini, niscaya ia akan diberikan kedamaian hati dan keharmonisan hidup oleh Allah SWT. Bahkan saking sangat mulianya malam ini, Allah SWT akan menghapuskan segenap dosa-dosa masa lalu para hamba-Nya.
Sebagaimana sabda Rasulullah Saw, “Barangsiapa beribadah pada malam Lailalatul Qadar, niscaya segala dosa-dosa masa lalunya akan dihapuskan dan diampuni oleh Allah SWT.” (HR Imam Bukhari).
Diceritakan pula dari sayidah Aisyah r.a. bahwa suatu ketika beliau bertanya kepada Rasulullah Saw mengenai doa apa yang patut dipanjatkan saat malam Lailalatul Qadar. “Wahai Rasulullah Saw, seandainya aku dapat melihat dan mengetahui suatu malam sebagai malam Lailatul Qadar, doa seperti apakah yang harus aku panjatkan?” Rasulullah Saw menjawab, “Bacalah:
اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي
“Ya Allah, sesungguhnya Engkau adalah Dzat Yang Maha Pemberi maaf, Maka, maafkanlah aku.”

No comments:

Post a Comment