Wednesday, December 25, 2013

Sambut SJSN, Hexpharm Jaya Genjot Produksi



Hexpharm Jaya (HJ) anak perusahaan Kalbe Company bersiap menyambut dimulainya program Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) dengan meningkatkan produk obat generik untuk memenuhi permintaan pasar di Tanah Air.

Menurut Medianto Henky selaku Site Head Hexpharm Jaya, " Dengan dimulainya SJSN 2014 dimana mencakup jaminan kesehatan,  kita akan genjot produktivitas dengan menaikan produksi hingga 110 juta obat generik perbutir," ungkapnya kepada wartawan saat kunjungan ke pabrik HJ di Cikarang Barat, Bekasi akhir pekan lalu.

Dijelaskannya, saat ini produksi obat generik HJ berada pada kisaran 87 juta per butir. Namun akan ditingkatkan hingga 25 persen di tahun depan.

"Kita tunggu dari Pemerintah untuk kepastian berapa besar obat yang dibutuhkan. Kita mampu mengcover 87 juta perbutir semuanya untuk kebutuhan nasional. Ketika JKN diberlakukan kita harus memenuhi permintaan," jelas Henky.

HJ saat ini memproduksi 80 jenis obat dengan  produk aktif sebanyak 20 jenis obat diatas pabrik seluas 1,2 hektare dengan SDM sebanyak  425 karyawan.

Peningkatan produktivitas dilakukan dengan efisiensi, perbaikan dan perawatan mesin hingga memnimalkan kerusakan dan menaikan kapasitas mesinnya.

"Jadi yang biasanya kita produksi 100 kg dengan berbagai efisiensi akan menjadi 300 kg hasil produksinya," ungkap Henky.

Obat-obatan generik sama seperti yang ada pada obat paten khasiatnya. Hal yang membuat obat generik lebih murah adalah karena tidak adanya biaya promosi dan kemasannya juga dibuat lebih sederhana. Obat generik dipakai di rumah sakit pemerintah.

Henky melanjutkan, kenaikan dolar AS belakangan ini tak mempengaruhi harga obat generik, meski bahan baku obatnya kebanyakan impor. Ini dikarenakan sudah ada ketentuan pemerintah terkait harga obat generik.

Sehingga dampak kenaikan dolar AS akan terlihat pada produsen obat paten. Terkait hal tersebut, External Communication Manager Kalbe Company, Hari Nugroho menjelaskan, setiap perbedaan 10 persen dari Rupiah ke Dolar, membuat  biaya produksi naik dua hingga tiga persen untuk obat generik ataupun paten.

"Kalau dolar naik, produksi obat generik harus melakukan efisiensi. Sedangkan untuk produk obat paten kita hanya naikan pada kisaran  5-10 persen berdasarkan pengalaman pada 2012 lalu, Terkait menguatnya dolar AS belakangan ini baru akan diputuskan  akhir Desember nantii," jelas Hari. (www.suarapembaruan.com)

No comments:

Post a Comment