Hexpharm
Jaya (HJ) anak perusahaan Kalbe Company bersiap menyambut dimulainya program
Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) dengan meningkatkan produk obat generik
untuk memenuhi permintaan pasar di Tanah Air.
Menurut
Medianto Henky selaku Site Head Hexpharm Jaya, " Dengan dimulainya SJSN
2014 dimana mencakup jaminan kesehatan,
kita akan genjot produktivitas dengan menaikan produksi hingga 110 juta
obat generik perbutir," ungkapnya kepada wartawan saat kunjungan ke pabrik
HJ di Cikarang Barat, Bekasi akhir pekan lalu.
Dijelaskannya,
saat ini produksi obat generik HJ berada pada kisaran 87 juta per butir. Namun
akan ditingkatkan hingga 25 persen di tahun depan.
"Kita
tunggu dari Pemerintah untuk kepastian berapa besar obat yang dibutuhkan. Kita
mampu mengcover 87 juta perbutir semuanya untuk kebutuhan nasional. Ketika JKN
diberlakukan kita harus memenuhi permintaan," jelas Henky.
HJ saat ini
memproduksi 80 jenis obat dengan produk
aktif sebanyak 20 jenis obat diatas pabrik seluas 1,2 hektare dengan SDM
sebanyak 425 karyawan.
Peningkatan
produktivitas dilakukan dengan efisiensi, perbaikan dan perawatan mesin hingga
memnimalkan kerusakan dan menaikan kapasitas mesinnya.
"Jadi
yang biasanya kita produksi 100 kg dengan berbagai efisiensi akan menjadi 300
kg hasil produksinya," ungkap Henky.
Obat-obatan
generik sama seperti yang ada pada obat paten khasiatnya. Hal yang membuat obat
generik lebih murah adalah karena tidak adanya biaya promosi dan kemasannya
juga dibuat lebih sederhana. Obat generik dipakai di rumah sakit pemerintah.
Henky
melanjutkan, kenaikan dolar AS belakangan ini tak mempengaruhi harga obat
generik, meski bahan baku obatnya kebanyakan impor. Ini dikarenakan sudah ada
ketentuan pemerintah terkait harga obat generik.
Sehingga
dampak kenaikan dolar AS akan terlihat pada produsen obat paten. Terkait hal
tersebut, External Communication Manager Kalbe Company, Hari Nugroho
menjelaskan, setiap perbedaan 10 persen dari Rupiah ke Dolar, membuat biaya produksi naik dua hingga tiga persen
untuk obat generik ataupun paten.
"Kalau
dolar naik, produksi obat generik harus melakukan efisiensi. Sedangkan untuk
produk obat paten kita hanya naikan pada kisaran 5-10 persen berdasarkan pengalaman pada 2012
lalu, Terkait menguatnya dolar AS belakangan ini baru akan diputuskan akhir Desember nantii," jelas Hari. (www.suarapembaruan.com)
No comments:
Post a Comment