Hisyam bin Hassan bercerita, "Kami pergi melakukan ibadah haji, lalu kami singgah di sebuah rumah. Seorang di antara kami membaca:
“Jahannam itu mempunyai tujuh pintu. Tiap-tiap
pintu (telah ditetapkan) untuk golongan yang tertentu dari mereka." (QS Al-Hijr [15]: 44).
Lalu seorang wanita mendengar dan bermohon,
"Ulangilah, semoga Allah merahmatimu." Lalu orang itu mengulanginya, wanita itu berucap, "Di rumah ini aku memilki 7 orang budak, maka aku bersaksi pada
kalian bahwa mereka bebas, setiap mereka mendapat satu pintu."
Menunda dan Tidak Menunda
Dituturkan oleh Masma' bahwa seorang wanita Arab yang cerdas dan taat
beragama berkata, "Maha Suci Tuhanku, kau biarkan orang-orang yang berdosa
dan kau buat mereka tamak pada maaf dan ampunan-Mu. Maha Suci Tuhanku, hati
senantiasa menyaksikan Tuhanku, atas karunia dan pemberian pada makhluk-Mu."
Dikatakan oleh Ibnu Aisyah bahwa seorang wanita Arab melihat seorang pemuda yang sangat tampan, lalu wanita
itu berkata, "Sungguh aku melihat wajah yang tidak keriput dengan lelah dan
cahaya sihir."
Di Mana Pencipta Bintang-Bintang?
Dari al-Ashmu’i, seorang Arab badui berkata, "Aku pergi pada satu
malam yang gelap. Tiba-tiba aku bertemu seorang jariyah yang sepertinya aku
kenal dan aku ingin menyetubuhinya, lalu dia berkata, ‘Celaka kau, tidakkah kau mempunyai penahan
dari akalmu jika kau tidak mempunyai penahan dari agama?’ Aku berkata, ‘Tidak ada yang akan melihat kita
kecuali bintang-bintang.’ Dia berkata, ‘Lalu di mana yang menciptakan
bintang-bintang itu?’"
Ada yang Bisa Aku Bantu?
Dituturkan oleh Muhamad bin Salam al-Jamhi bahwa dirinya mendengar Kharijah bin Ziyad, seorang dari Bani Sulaim, berkata, "Aku suka pada
seorang wanita dari desaku. Aku mengikutinya ketika dia pergi ke masjid dan dia
mengetahuinya.” Pada suatu malam dia berkata kepada Kharijah, "Kau ada perlu?" Kharijah menjawab,
"Ya." Dia bertanya, "Apa itu?" Kharijah menjawab, "Cintamu." Dia berkata, "Tinggalkan itu
untuk kiamat." Kharijah berkata, "Dia membuatku menangis dan
demi Allah aku tidak pernah mengikutinya lagi."
Kesabaran Wanita Arab
Aban bin Taghlab bercerita, "Aku melihat
seorang wanita Arab merawat anaknya. Ketika anaknya meninggal, dia memejamkan
matanya kemudian bergeser dari tempat duduknya dekat kepala anaknya ke tempat
duduk yang menghadapnya.” Lalu wanita Arab itu berujar, "Wahai fulan,
apakah hak orang yang sehat, mendapat nikmat, sering melihatnya untuk tidak mempercayai
dirinya sebelum dia melepas ikatannya, lepas dari hukumannya dan berhadapan
antara dia dan dirinya?" Lantas seorang laki-laki Arab berujar, "Kami selalu
mendengar bahwa kesedihan hanya untuk wanita dan seorang laki-laki tidak akan
bersedih dengan satu musibah setelahmu. Dia telah memuliakan kesabaranmu dan kau
tidak seperti wanita lainnya." Kemudian wanita Arab itu mendatanginya dan berucap, "Laki-laki
tidak bisa membedakan antara sabar dan sedih kecuali dia mendapat dua cara yang
bertolak belakang. Sabar itu bagus untuk ditampakkan dan terpuji akibatnya
sedangkan sedih tidak bisa menggantikan, juga buruk. Kalau dua orang laki-laki
ada dalam satu gambar, laki-laki yang pertama menang, bagus gambarnya dan mulia
sifatnya dalam agama di dunia dan pahala di akhirat. Cukuplah apa yang telah Allah
SWT janjikan dalam sabar
untuk orang yang Dia beri ilham melakukannya."
No comments:
Post a Comment