Ketika
menerima gaji bulanan, apa yang Anda lakukan? Membagi-bagi keuangan ke pos-pos
pengeluaran, menabung, atau justru langsung belanja dan menghabiskannya?
Idealnya,
selain menabung dan membagi pos pengeluaran, Anda juga harus mulai menyishkan
pendapatan untuk dana pensiun.
Mungkin
banyak orang yang berpikir bahwa dirinya masih muda, lalu buat apa buru-buru
memikirkan pensiun? Jika Anda punya pikiran semacam ini, maka ada baiknya Anda
berpikir tentang cita-cita dan harapan Anda di masa tua nanti, dan coba
kalkulasikan.
Misalnya,
kira-kira di usia berapa Anda ingin
pensiun dan ingin melakukan apa? Setelah itu, hitung berapa banyak dana
yang dibutuhkan untuk hidup dan mewujudkan impian. Kemudian hitung tingkat
inflasi mata uang yang pastinya akan memengaruhi biaya hidup Anda. Baru
setelahnya, pilih cara untuk mempersiapkan dana tersebut, misalnya investasi di
bidang properti, emas, menabung, reksadana, atau asuransi.
Kalau
pertimbangannya sebanyak itu, apakah kita bisa hidup tenang tanpa persiapan
dana pensiun yang memadai, dan secara mendadak? Pastinya tidak. Lalu kapan
waktu yang tepat untuk mulai menyimpan dana pensiun?
1. Saat
mendapat pekerjaan pertama
Di
saat-saat ini, mungkin sebagian besar orang lebih memilih untuk menikmati hasil
jerih payahnya yang pertama. Menikmati jerih payah sendiri sih boleh saja, tapi
jangan sampai terlena. Sekarang adalah waktu yang tepat untuk mulai
mempersiapkan dana pensiun.
Di
beberapa kantor, tunjangan hari tua memang sudah dipersiapkan dengan memotong
gaji bulanan. Tetapi coba Anda hitung kembali, apakah tunjangan dari kantor
saja cukup untuk memenuhi kehidupan dan keinginan Anda di masa depan? Maka, ada
baiknya untuk mulai menyisihkan 5-10 persen gaji Anda untuk dana pensiun.
Walau
nominalnya masih sedikit dan belum bisa digunakan untuk investasi, jangan
jadikan hal tersebut halangan untuk menabung. Paling tidak Anda sudah membuat
komitmen untuk menjalaninya secara rutin.
2.
Menikah
Setelah
menikah, otomatis tanggungan Anda akan bertambah (terutama untuk kaum
laki-laki). Namun, ini tak berarti Anda bisa bersantai dan menghabiskan gaji
untuk kebutuhan sekunder atau tersiernya.
Ketika
sudah menikah, gaji Anda bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, akan
tetapi menyiapkan dana pensiun juga jadi bukti tanggung jawab Anda terhadap
pasangan. Ajak pasangan Anda untuk merencanakan masa depan seperti apa yang
Anda berdua inginkan kelak.
Jika
sudah sepakat, minta pasangan untuk membantu mewujudkannya. Lalu mulailah
membicarakan berapa banyak yang akan Anda dan pasangan sisihkan setiap bulan.
Misalnya, menyisihkan 20 persen dari hasil pendapatan berdua setiap bulan.
Setiap rupiah yang dikeluarkan harus diketahui pasangan lainnya.
3. Punya
anak
Setelah
menikah dan punya anak, Anda tak cuma punya tanggungan untuk menyekolahkan dan
mengurus anak. Ingat kalau masa depan anak masih panjang dan perlu
diperhitungkan saat Anda sudah pensiun nanti. Apalagi jika anak Anda masih
bersekolah ketika Anda pensiun. (female.kompas.com)
No comments:
Post a Comment