Sunday, February 2, 2014

Saat Sahabat Perempuan Membawa Belati


Diceritakan oleh Anas bin Malik bahwa suatu ketika Abu Thalhah datang kepada Rasulullah sambil tertawa lantaran aksi Ummu Sulaim. Abu Thalhah berkata, "Wahai Rasulullah, apakah engkau  tahu aksi Ummu Sulaim memegang belati?"
Rasulullah pun bertanya kepada Ummu Sulaim, “Wahai Ummu Sulaim, apa yang hendak kamu perbuat dengan belati itu?"
Ummu Sulaim menjawab, “Bila musuh datang kepada kami, maka saya akan menusuknya dengan belati ini."
Beginilah hakikatnya posisi wanita Muslimah yang mempunyai peran cukup besar dalam peperangan Islam. Diceritakan oleh Anas bin Malik bahwa suatu waktu Rasulullah pergi ke medan perang bersama Ummu Sulaim dan beberapa perempuan dari kalangan Anshar. Saat peperangan dimulai, perempuan-perempuan ini memberi air minum kepada pasukan Muslim dan membantu mengobati mereka yang terluka.
Sahabat Anas bin Malik juga berkisah bahwa Aisyah binti Abu Bakar dan  Ummu Sulaim sangat giat membantu pasukan Islam pada perang Uhud. Dengan dibantu beberapa budak perempuan, keduanya membantu mengisi kantong-kantong air yang kosong.

Perempuan yang Bergabung di Angkatan Laut 
Dituturkan oleh Anas bin Malik bahwa setiap kali Rasulullah melewati kota Quba' selalu menyempatkan diri mampir di rumah Ummu Haram binti Malhan. Di sana Rasulullah dijamu secara istimewa oleh Ummu Haram dengan menyajikan pelbagai hidangan. Ummu Haram adalah istri Ubadah bin Shamit. Terkisah, pada suatu hari, sebagaimana biasa Rasulullah mengunjunginya dan dia (Ummu Haram) menyambutnya dengan menyajikan hidangan kepada Rasulullah. Kemudian Rasulullah tidur, ketika terbangun beliau tertawa. Spontan Ummu Haram bertanya, "Apa yang membuatmu tertawa, wahai Rasulullah?"
Nabi menjawab, "Saya bermimpi melihat sekolompok umatku yang berperang di jalan Allah. Mereka mengarungi samudera layaknya raja yang membawa tawanan."
Ummu Haram memohon, "Wahai Rasulullah, do’akan saya semoga menjadi bagian dari mereka."
Kemudian Nabi mendo’akannya, setelah itu beliau tidur kembali. Tatkala terbangun Nabi tertawa lagi. Spontan Ummu Haram bertanya lagi, "Wahai Rasulullah, mengapa engkau tertawa?"
Nabi menjawab seperti jawaban sebelumnya. Ummu Haram meminta doa lagi. Lalu Nabi berkata, “Kamu berada di barisan pertama."
Pada masa Muawiyah, Ummu Haram menjadi bagian tentara angkatan laut dan dia mati syahid. Perang itu terjadi pada tahun 28 Hijriyah, saat penaklukan kota Qubrus. Di perang ini, Muawiyah menjadi panglima tentara kaum Muslimin atas perintah Utsman bin Affan. Ummu Haram dikuburkan di pinggir pantai Qubrus dan masih diziarahi sampai saat ini.


No comments:

Post a Comment