Diceritakan oleh Anas bin Malik bahwa suatu ketika Abu Thalhah datang kepada Rasulullah sambil tertawa lantaran aksi Ummu Sulaim. Abu Thalhah berkata, "Wahai Rasulullah, apakah engkau tahu aksi Ummu Sulaim memegang belati?"
Rasulullah pun bertanya kepada Ummu Sulaim, “Wahai Ummu
Sulaim, apa yang hendak kamu perbuat dengan belati itu?"
Ummu Sulaim menjawab, “Bila musuh datang kepada kami, maka
saya akan menusuknya dengan belati ini."
Beginilah hakikatnya posisi wanita Muslimah yang
mempunyai peran cukup besar dalam peperangan Islam. Diceritakan oleh Anas bin
Malik bahwa suatu waktu Rasulullah pergi ke medan perang bersama Ummu Sulaim
dan beberapa perempuan dari kalangan Anshar. Saat peperangan dimulai,
perempuan-perempuan ini memberi air minum kepada pasukan Muslim dan membantu
mengobati mereka yang terluka.
Sahabat Anas bin Malik juga berkisah bahwa Aisyah binti
Abu Bakar dan Ummu Sulaim sangat giat
membantu pasukan Islam pada perang Uhud. Dengan dibantu beberapa budak perempuan,
keduanya membantu mengisi kantong-kantong air yang kosong.
Perempuan yang
Bergabung di Angkatan Laut
Dituturkan oleh Anas bin Malik bahwa setiap kali Rasulullah
melewati kota Quba' selalu menyempatkan diri mampir di rumah Ummu Haram
binti Malhan. Di sana Rasulullah dijamu secara istimewa oleh Ummu Haram
dengan menyajikan pelbagai hidangan. Ummu Haram adalah istri Ubadah bin
Shamit. Terkisah, pada suatu hari, sebagaimana biasa Rasulullah mengunjunginya
dan dia (Ummu Haram) menyambutnya dengan menyajikan hidangan kepada
Rasulullah. Kemudian Rasulullah tidur, ketika terbangun beliau tertawa. Spontan
Ummu Haram bertanya, "Apa yang membuatmu tertawa, wahai
Rasulullah?"
Nabi menjawab, "Saya bermimpi melihat sekolompok
umatku yang berperang di jalan Allah. Mereka mengarungi samudera layaknya raja
yang membawa tawanan."
Ummu Haram memohon, "Wahai Rasulullah, do’akan
saya semoga menjadi bagian dari mereka."
Kemudian Nabi mendo’akannya, setelah itu beliau tidur kembali.
Tatkala terbangun Nabi tertawa lagi. Spontan Ummu Haram bertanya lagi,
"Wahai Rasulullah, mengapa engkau tertawa?"
Nabi menjawab seperti jawaban sebelumnya. Ummu Haram
meminta doa lagi. Lalu Nabi berkata, “Kamu berada di barisan pertama."
Pada masa Muawiyah, Ummu Haram menjadi bagian
tentara angkatan laut dan dia mati syahid. Perang itu terjadi pada tahun 28 Hijriyah,
saat penaklukan kota Qubrus. Di perang ini, Muawiyah menjadi panglima tentara
kaum Muslimin atas perintah Utsman bin Affan. Ummu Haram dikuburkan di
pinggir pantai Qubrus dan masih diziarahi sampai saat ini.
No comments:
Post a Comment