Berbagai persiapan
menyambut kedatangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ke Sumedang, Senin
(3/2/2014) sudah dilakukan oleh pemerintah, dari pusat hingga kabupaten,
terutama perbaikan jalan.
Contohnya,
perbaikan jalan negara di ruas Jalan Prabu Gajah Agung /Bypass, Sumedang. Jalan
yang sebelumnya rusak parah, berlubang dan bergelombang, kini sudah ditambal
dengan aspal hingga rata kembali.
Dengan perbaikan
jalan tersebut, membuat nyaman para pengendara serta pengguna jalan. Perbaikan
jalan tersebut dilakukan Satker (Satuan Kerja) Balai Besar Penanganan Jalan
(BPPJ) Wil. IV, Kementerian Pekerjaan Umum (Kemen PU) di Bandung.
“Jalan ini
diperbaikinya kemarin,” kata salah seorang warga yang juga Ketua RW 13, Jalan
Prabu Gajah Agung/Bypass, Kel. Situ, Kec. Sumedang Utara, H. Karmin Sutarman
ketika ditemui di rumahnya di pinggir Jalan Bypass, Minggu (2/2/2014).
Akan tetapi, dia menilai,
perbaikan jalan tersebut jangan karena alasan menyambut kedatangan presiden
atau pejabat tinggi saja. Perbaikan jalan tersebut, semata-mata dilakukan untuk
kepentingan keselamatan, keamanan dan kenyamanan masyarakat, terutama para
pengendara. Sebab, jalan rusak bisa menyebabkan kecelakaan kendaraan hingga
mengancam keselamatan jiwa masyarakat.
“Keliru kalau
perbaikan jalan hanya karena Sumedang akan kedatangan Pak SBY atau pejabat
tinggi lainnya. Seharusnya, untuk kepentingan masyarakat banyak,” kata Karmin.
Menyinggung
kedatangan Presiden SBY ke Sumedang, Karmin sangat berharap kunjungan SBY ke
Sumedang bisa mendengar langsung berbagai keluhan masyarakat miskin tentang
Jamkesmas (jaminan kesehatan masyarakat) dan penyaluran beras raskin (beras keluarga
miskin). “Permasalahan Jamkesmas, banyak warga miskin yang seharusnya
mendapatkan jaminan kesehatan, tapi kenyataannya tidak,” katanya.
Persoalan
tersebut, karena pendataannya bukan oleh petugas RT (Rukun Tetangga) dan RW
(Rukun Warga) yang tahu kondisi warganya, melainkan oleh Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil (Disduk Capil). “Padahal, RT dan RW jauh untuk berbohong
apalagi sampai korupsi. Terus terang, kalau bukan karena kepedulian terhadap
warga, buat apa jadi ketua RT dan RW. Digaji juga tidak,” katanya.
Ketidakakuratan
pendataan itu pun, kata Karmin, menyebabkan kendala dalam pembagian beras
raskin (beras keluarga miskin). Di lingkungan warganya, jatah beras raskin yang
diterimanya berkurang drastis. Bahkan pengurangannya dinilai tidak sebanding
dengan menurunnya jumlah warga miskin.
“Dari asalnya 32
karung (per karung isi 15 kg), berkurang menjadi 13 karung, lalu dikurangi lagi
menjadi 6 karung. Padahal masih banyak warga miskin yang membutuhkan. Sekali
pun jumlah warga miskinnya menurun, tapi tidak sedrastis pengurangan jatah
raskin. Karena jatah raskinnya sedikit, sehingga terpaksa penyaluran ke
warganya dikurangi. Yang seharusnya setiap KK (kepala keluarga) kebagian 5 kg,
jadi 5 liter. Bahkan pembagiannya digilir setiap bulan,” katanya.
Dengan kedatangan
Presiden SBY ke Sumedang, Karmin mengharapkan presiden bisa mendengar keluhan
dan keinginan masyarakat kecil, khususnya warga miskin yang membutuhkan bantuan
dan pertolongan pemerintah. “Saya mewakili masayarakat, ingin agar Pak Presiden
mendengar keluhan masyarakat yang di bawah (warga miskin-red),” ujarnya. (www.pikiran-rakyat.com)
No comments:
Post a Comment